Chereads / Teman Gak Ada Akhlak / Chapter 19 - 19. Dapat Pacar yang Alay

Chapter 19 - 19. Dapat Pacar yang Alay

Keesokan harinya, Reita berangkat dengan menggunakan sepeda miliknya lagi. Ia sudah mendapatkannya setelah sepedanya dibelikan lagi oleh ibunya ketika ia sedang berada di rumah agar sembuh dari Kerasukan Mantan. Sepeda terbang akibat ditabrak F1 sudah tidak berfungsi dan dibuang ke tempat sampah.

Ia bersepeda dengan tatapan ke depan dan melihat bangunan kota yang tersusun rapi. Tidak ada kemacetan dikarenakan mematuhi peraturan lalu lintas dan tidak ada

Ia harus berangkat sekolah dengan sepeda terbang miliknya yang baru akibat istrinya harus meninggalkan rumah Reita pagi buat untuk ke Jakarta untuk menghadiri acara talk show dan mendapatkan hadiah 600 juta Rupiah.

"Ingat yah! Selagi aku pergi jangan selingkuh yah! Nanti, aku ngambek lho!"

Itulah pesan Bu Echidna sebelum pergi ke Jakarta demi mendapatkan 600 juta. Lumayan dibuat untuk bermewah-mewahan bagi orang yang gila uang.

Reita hanya mendengar ucapan itu dengan sebentar. Meskipun begitu, ia melanjutkan kesehariannya di sekolah.

Sesampainya di sekolah, ia sampai di gerbang sebelum gerbang ditutup. Ia memarkirkan sepeda terbang miliknya sebelum ke kelas. Ini kembali ke kehidupan seperti biasanya.

Langkah kakinya melaju ke depan untuk mendekati lorong yang ia tuju. SMA masih sepi dan jarang diduduki oleh warga sekolah. Hanya orang rajin dan sebagian guru yang sudah berada di kelas.

Di tengah perjalanan, seorang cewek yang sedang bersembunyi di belakang Reita. Keberadaan masih disembunyikan dan masih menyatu dengan bayang-bayang matahari terbit.

Reita belum menoleh ke belakang. Ia masih fokus menghadap ke depan untuk meneruskan kehidupan di sekolah. Tinggal sedikit lagi sebelum menjalankan rencana terakhirnya. Melakukan cerai kepada Bu Echidna.

Namun, bayangan itu malah mendekati Reita. Reita sedikit ragu dan menampakkan ketakutannya.

"Reita." Suara panggilan seseorang dengan gemulai lembut.

Reita terhenti langkahnya. ia menoleh ke belakang dan membalikkan badannya. Terlihat seorang cewek yang belum punya pasangan yang menghampiri Reita.

Cewek itu awalnya merupakan Top Tiga Guru Killer Seantero Sekolah. Namun, karena ada alasan tertentu, ia mengalami perubahan sikap pada dirinya tersebut.

"Bu Aurelia. Ada apa?" Tanya Reita.

Bu Aurelia belum mengangkat suara. Mulutnya masih terkunci. Wajah masih memerah. Gerakan tubuhnya terasa menggoda pacar orang lain. Namun, belum cukup untuk itu. Ia masih ragu berbicara dengan muridnya mengingat dia adalah Guru Killer.

"Ibu kenapa?"

Seakan-akan Reita memaksa Bu Aurelia untuk berbicara. Cewek itu masih belum terbiasa dengan mengobrol dengan muridnya dengan baik karena sikapnya yang meresahkan para murid di kelas yang ia ajar.

"I-ni Re-Reita, bukan?"

Reita terdiam sejenak. Ia teringat dengan tugas yang belum ia kerjakan. Rasanya aneh kalau Bu Aurelia menagih tugasnya.

"Iya. Ini Reita. Ada yang bisa dibantu? Tugas Bahasa Indonesia masih dikerjakan. Nanti, dikumpulkan di ruang guru."

"Bukan itu!"

"Terus apaan?"

Bu Aurelia mendekati jarak Reita. Reita menjaga jarak dari Bu Aurelia yang sudah berubah. Rasanya tidak aman kalau berurusan dengan cewek seperti itu.

"Boleh aku curhat gak?"

"Gak. Curhat sana sama orang lain! Jangan ke gue!"

Belum Reita pergi meninggalkan Bu Aurelia, cewek itu malah memegang kaki Reita agar Reita tidak bisa lari darinya. Reita sedikit terganggu karena tingkah gurunya yang berbeda dari sebelumnya.

"Jangan pergi! Aku mohon! Jangan tinggalkan aku! Aku tidak bisa hidup tanpamu!" Bu Aurelia mencegah Reita untuk pergi darinya dengan tangisan alay.

Reita menghentikan langkahnya. Ia sudah tidak tahan dengan cewek yang alay seperti Selly. Karena itu, Reita menunda niat ke kelas dan mengobrol sebentar dengan Bu Aurelia.

"Iya. Iya. Kamu mau ngomong apa? Gue mau ke kelas tahu!"

Bu Aurelia memberanikan dirinya untuk membicarakan sesuatu pada Reita. Dengan keberanian seperti Ksatria Kulit Hitam yang pemberani dan gagah, ia mengungkapkan perasaan pada siswa yang sudah beristri.

"Sebenarnya, aku ... pengen punya pacar."

"Kamu tahu bukan? Aku sedikit ... berubah. Semenjak kena omel Aprilia, aku jadi pengen punya pacar. Aku sadar aku jadi guru killer gara-gara gak punya pacar. Karena itu, aku harus ... mengubah sikapku untuk jadi lebih baik."

"Sudah gue duga. Ini cewek kena siraman rohani rupanya," gumam Reita.

"Terus apalagi?"

Bu Aurelia memberanikan diri menjawab,"Terus, aku pengen bilang sesuatu. Jadilah pacarku! Aku akan melakukan apa saja untukmu! Apa saja!" Sambil memohon dengan sangat pada Reita.

"Lah? Ngapa gue mulu sih? Banyak orang lain diluar sana yang mau cari paca. Lah elu kan bisa nyari disana.*

Bu Aurelia mengucur air matanya. Air matanya menetes ke lantai untuk membasahi lantai biar lebih bersih. Air mata ini bisa digunakan untuk menyiram bunga.

"Lah? Napa nangis?" Tanya Reita mendengar tangisan Bu Aurelia.

"Gak ada yang mau jadi pacarku. Setiap kali berpacaran, dia selalu putus sama aku. Karena putus sama pacar terus, aku jadi guru killer! Bagaimana ini?!"

Reita menghela nafasnya. Ia tidak tahan dengan tangisan cewek alay yang meresahkan warga. Karena Bu Aurelia merupakan cewek alay, ia diputusin pacarnya setiap kali berpacaran.

"Udah! Udah! Malesin banget ladeni cewek alay kek kamu. Entar bel masuk, gue kena marah lagi."

"Kamu jahat! Aku gak kayak gitu!"

Tangisan Bu Aurelia kembali terjadi. Reita tertekan karena cewek itu sulit sekali untuk menerima kenyataan. Terpaksa Reita jadi pacar Bu Aurelia daripada Bu Aurelia memberikan tugas yang lebih meresahkan lagi.

"Sudah! Kamu boleh jadi pacar gue. Tapi, ada syaratnya."

"Syaratnya apa tuh?" Tanya Bu Aurelia merubah ekspresi dari menangis menjadi bahagia.

"Syaratnya, jangan kasih tugas yang meresahkan lagi! Pernah kejadian gue dihukum 10000 kata esai per hari gara-gara gak ngumpulin tugas tepat waktu."

"Baiklah! Aku akan kasih tugas yang ringan sama kamu dan aku akan kasih tugas gak ngotak sama yang lainnya."

Bu Aurelia menerima syarat Reita dengan cepat sambil meninggalkan Reita. Ia harus bersiap-siap karena pelajaran akan segera dimulai pada pukul 7 pagi.

Reita tidak menampakkan ekspresi apapun. Hanya sebuah wajah yang datar menghias Reita Ia memilih untuk masuk ke kelas sebelum dihukum dituduh terlambat masuk kelas.

^****^

Pelajaran pertama telah selesai. Kelas Reita bisa istirahat sejenak untuk melupakan semua yang telah dimiliki. Hanya beberapa saat mereka bisa istirahat di kelas dengan tenang sebelum Negara Larva menyerang.

Meskipun Dona dan Madun tidak ada, Selly dan Zeni selalu mengganggu Reita Mereka melipat kertas yang telah robek dari buku virtual mereka. Mereka menggambar dan mulai menyerang Reita dengan pesawat kertas.

Pesawat itu melayang dengan cepat dan mengenai kepala Reita dengan tepat. Reita agak tersinggung akibat serangan pesawat kertas yang meresahkan masyarakat.

"Reita kena!"

"Sasaran yang tepat kali ini."

Reita masih terdiam. Ia tidak terkena provokasi karena ia sudah menyiapkan rencana yang baik untuk mereka bertiga. Hembusan nafas yang menenangkan hatinya sambil menutup buku dengan tenang.

"Awas kalian berdua! Kalian akan dapat giliran kalian selanjutnya. Bersiaplah!" Gumam Reita dalam hati yang cukup memanas ketika ia dikerjai oleh kedua teman yang tersisa.

"Mereka berdua masih belum kapok juga."

"Biarin saja. Nanti, kena karma juga."

Reita sabar atas tingkah mereka berdua. Dona dan Madun sudah ditaklukkan. Anna masih belum diketahui kenapa belum masuk sekolah. Zeni dan Selly akan menjadi target selanjutnya.

Bu Aurelia masuk kelas melalui jendela. Para murid tidak terkejut lagi karena mereka sering melihat Bu Aurelia masuk kelas dengan menggunakan jendela, bukan pintu.

Cewek yang berusia 23 tahun, dan masih muda untuk menjadi guru. Ia memiliki pacar setelah Reita pasrah akibat tidak mau mendengar tangisan sinetron dari Bu Aurelia.

"Selamat siang! Semuanya! Aku sudah berada disini untuk mengajar bahasa Indonesia dengan baik dan benar."

Bu Aurelia menyapa dengan sambutan hangat dan ramah. Para murid teheran kenapa sikap Bu Aurelia yang galak dan killer berubah menjadi manis dan alay. Timbul sebuah cibiran kecil yang menghiasi kelas Reita.

"Si-siang!"

"Heran. Kenapa dia jadi begini?"

"Tumben Bu Aurelia gak galak. Sebelumnya, dia langsung marah-marah begitu tiba di kelas."

"Selamat! Gak ada tugas yang meresahkan lagi."

"Tinggal tugas Pak Sinetron yang harus diselesaikan lagi."

Di tengah cibiran itu, Reita yang berhadapan langsung dengan Bu Aurelia hanya menduga. Ia menghela nafas di dalam hati di tengah cibiran kecil yang mengherankan dan sedikit positif.

"Pantesan! Karena punya pacar, sikapnya berubah gini."

"Baiklah! Sekarang buka buku kalian dan siap belajar Bahasa Indonesia dengan ceria dan bahagia." Sifat alay Bu Aurelia kambuh lagi.

Para siswa dan siswi membuka buku mereka tanpa ada keraguan. Mereka hanya mengikuti arahan dari Bu Aurelia yang berubah secara singkat.

Pembelajaran bahasa Indonesia menjadi kondusif dengan pertanyaan yang mengurungkan.

Setelah pembelajaran berakhir. Mereka menghela nafas mereka karena pembelajaran yang mengherankan telah berakhir. Reita hanya santai dan tenang dengan buku yang ada di atas meja.

" Sekarang ada tugas hari ini. Kerjakan halaman 50-52 dengan PUEBI yang baik dan benar! Dikumpulkan sebelum pulang sekolah dan jangan ada keluhan sekalipun!"

"Kalau salah dikit, harus direvisi tanpa ada keluhan sekalipun. Kalau telat, akun Pecebook kalian akan di ban untuk 3 hari."

"Buat Reita, boleh dikumpulkan kapan saja. Jangan sampai kamu sakit karena tugasku yang memberatkan mereka semua!"

"Kalau tidak ada pertanyaan, aku pergi dulu yah!"

"Reita. I love you!"

Bu Aurelia menghampiri Reita dan memeluk Reita dengan sesaat. Reita merasakan bau harum yang terselubung di tubuh Bu Aurelia. Setelah pelukan dengan sesaat, Bu Aurelia pun pergi dan bel istirahat berbunyi.

Wajah mereka berubah seketika. Walaupun Bu Aurelia terkesan ramah dan bersahabat, tugas meresahkan tetap mendampingi murid mereka.

"Reita! Dasar beban kelas kamu yah!"

"Kurang ajar kamu yah!"

"Gara-gara kamu, kita dapat tugas gak ngotak lagi!"

"Heleh! Pantesan Bu Aurelia jadi gini karena punya pacar."

"Reita selingkuh! Sudah beristri aja sudah berani selingkuh."

"Keknya dia belum puas sama istrinya. Jadi, dia selingkuh dulu."

"Udah mau jadi aktor sinetron rupanya."

"Aku benci kamu!"

Reita dibanjiri dengan omelan dan perkataan mereka. Ia hanya terdiam karena mereka pantas mendapatkan itu. Reita hanya tertawa dalam hati ketika ia melihat penderitaan orang lain.

Semua murid harus fokus dengan tugas mereka Mereka kesal karena mereka dibanjiri dengan tugas yang akan membunuh mereka kalau tidak dikumpulkan tepat waktu.

Sementara itu, Riku kembali tidur setelah mengikuti pelajaran Bu Aurelia. Ia masih tenang sementara yang lainnya dicurangi begitu saja. Setelah tidur, ia akan mengerjakan tugasnya.

^****^

Bel pulang berdering untuk menyampaikan pesan kepada siswa untuk pulang sekolah. Bagi yang ekskul pada hari Kamis, mereka harus mengikuti karena sudah menjadi tradisi mereka.

Siswa dan siswi kelas Reita selamat karena semua tugas mereka diterima oleh Bu Aurelia. Ini berkat bantuan Cewek Tercantik Seantero Sekolah. Jadi, akun Pecebook mereka tidak di ban lagi.

Sementara itu, Reita pulang sekolah dan dijauhi untuk sementara karena mendapatkan keringanan. Riku menghilang dan tidak diketahui jejaknya karena satu kelas dibantu sama Ruka.

Mereka selamat dan menjalani aktivitas setelah bel pulang seperti biasanya. mengikuti ekskul, pulang ke rumah untuk rebahan, dan berpacaran di mal.

Reita pulang sekolah sambil membaca Light Novel sambil berjalan. Lorong yang sepi yang menguntungkan Reita untuk membaca. Bisa-bisanya, ia akan dimarahi karena jalan tidak menggunakan mata.

Tak lama kemudian, Bu Aurelia mendekati Reita dan menyamakan posisinya agar berada di samping Reita. Siswa itu menutup bukunya dan memegang buku itu di genggamannya.

"Reita. Pulang bareng yuk! Sekalian main di rumah kamu."

"Ngapain?"

"Iya. Aku pengen tahu gimana keseharianmu kayak gimana supaya pengen kenal kamu dari dalam."

"Kenapa malah mau main di rumah gue?"

Bu Aurelia terkekeh. Ia memperlihatkan kontak Bu Miyoko yang sudah terhubung di Virtual Phone milik Bu Aurelia. Setelah itu, ia sudah akrab duluan dengan Bu. Miyoko.

"Aku sudah hubungi ibu kamu di Motogram. Lalu, aku diizinkan untuk bermain di rumah kamu. Rasanya seperti mau ditabrak truk di Sinetron Azab!" Bu Aurelia menjadi bahagia sampai ingin ditabrak truk.

"Buset! Mana boleh gitu!"

"Bolehlah! Aku kan pacar kamu."

"Sudahlah! Kalau elu tau gue punya istri, gimana perasaan elu?"

"Kita kawin lari aja! Gak usah peduli dengan istri kamu. Kita akan pindah kota dan hidup bahagia selamanya sambil merasakan adegan sinetron yang romantis itu."

"Otaknya harus direset keknya," gumam Reita.

Dengan pembicaraan kecil, Bu Aurelia mengajak Reita untuk naik motor miliknya yang bermerk Ronda Scooby. Reita tidak perlu menaiki sepedanya dan harus merelakan uang Rp.100.000,00 untuk melipat sepeda terbangnya.

Mereka berkeliling sebentar sebelum pulang ke rumah. Bu Aurelia membeli baju dengan merk ternama di mal. Reita hanya terdiam sambil mencari udara segar di mal sambil mendengarkan lagu yang tersebar di area mal.

"Keknya cewek ini nggak buruk juga. Cuman sifat alay yang tidak tertolong lagi."

"Tapi, sudahlah! Gue mau cari udara segar keknya."

Setelah membeli beberapa pakaian, mereka berdua pulang ke rumah Reita dengan motor dan kembali dengan keseharian seperti biasanya. Namun, Bu Aurelia tidak memikirkan perasaan Bu Echidna yang sedang di Jakarta.

Ia selalu menerobos cowok orang begitu saja tanpa memikirkan resiko yang ia hadapi.

Sementara itu, di Jakarta, Bu Echidna sudah selesai mengikuti talk show di Jakarta dan mendapatkan uang 600 juta. Ini bisa digunakan untuk merancang masa depan.

Namun, perasaannya tidak enak baru mendampinginya. Ia merasakan roh yang mengganggu dirinya. Pikiran itu menghasutnya agar cepat kembali ke Bandung untuk mengecek kondisi rumah tangga Reita.

"Keknya, ada yang sesuatu yang janggal dalam diriku."

"Kayaknya, aku harus ke Bandung secepatnya dan menyelamatkan Reita dari Janda Pelakor, tidak! Perawan Pelakor!"