AUTHOR POV
Saat itu Flora sedang berada di suatu tempat yang sangat indah. Sepanjang mata memandang terhamparlah ladang bunga matahari yang bermekaran.
"Indah sekali" Flora yang di kelilingi kuntum matahari itu merentangkan tangannya dengan riang sembari menghirup oksigen yang segar di sekitarnya.
"Kau suka tempat ini Princess" kata seseorang di belakang Flora.
Gadis itu berbalik dan mendapati seorang lelaki tampan dengan pakaian khas aristokrat berdiri di hadapannya dengan seekor kuda putih yang gagah.
"My Prince.. " Flora terperangah mendapati pangeran dalam fantasinya berdiri dengan penuh pesonanya saat ini.
"Yaa ini aku. Maaf sudah membuat mu menunggu terlalu lama " Lelaki itu semakin mendekati Flora, mengelus wajah Flora lembut.
"My Prince.. Kau.. Kau nyata ? " tanya Flora pelan. Dia sebisa mungkin menahan rasa gugup nya.
"Yaa. Tentu saja aku nyata. Aku telah datang untuk menjemput mu. Ikutlah dengan ku Princess" ajak lelaki itu.
"Tapi aku.. Hmmmpppfftttt
Sebuah kecupan lembut di berikan lelaki itu pada bibir ranum Flora. Sangat lembut dan mampu menghangatkan perasaan Flora. Sesaat kemudian lelaki itu melepaskan lumatan lembut nya itu untuk memberi ruang kepada keduanya untuk bernapas.
"Aku mencintai mu Princess" Flora terpana mendengar pernyataan lelaki di hadapannya. Seolah tak bisa menahan diri Flora langsung memeluk erat lelaki di hadapannya.
"Aku juga mencintai mu " kata Flora pelan.
Lelaki itu tersenyum.
"Baiklah. Jika kau mencintaiku, maka bangun lah dari tidur mu"
"Egghh apa ? Maksud mu ini tidak nyata ? "
" Yaa. Ini hanya mimpi. Bangun lah Princess. Aku sangat mengkhawatirkan mu" bisik Jake sebelum melepas pelukan Flora.
"Jadi ini hanya mimpi. Apakah kata-kata mu jika kau mencintaiku hanya di mimpi saja ? "
Lelaki itu hanya tersenyum. Dia memundurkan langkahnya menjauhi Flora perlahan.
"Tunggu" cegah Flora menahan lengan lelaki itu.
"Jawab dulu pertanyaan ku "
Lelaki itu hanya tersenyum dan berbalik mendekati Flora. Dia memeluk Flora erat dan mengecup bibir Flora sekali lagi sebelum melepaskannya.
"Bangun lah Princess. Kau akan temukan jawaban dari pertanyaan mu " lelaki itu menghilang dalam sekejab dari penglihatan Flora.
"Prince. . Jangan pergi. . Prince.... Jangan tinggalkan Flora...
"PRINCE.. " pekik Flora tertahan saat sadar kini dia tak lagi berada di hamparan bunga matahari yang bermekaran.
Gelap.
Flora mengedarkan pandangannya pada tempat di mana dia tersadar dari mimpi. seperti sebuah kamar. Hanya ada cahaya temaram dari celah tirai kaca besar di dekat ranjangnya. Flora melangkahkan kakinya ke arah tirai dan menemukan kaca geser yang tidak terkunci. Flora menggesernya pelan. Semilir angin malam menyambutnya seolah menggodanya agar beranjak dari ruangan hangat di belakangnya.
Flora kini berada di sisi balkon kamar. Masih dengan sepoy-sepoy angin malam yang memainkan rambutnya, Flora menengadahkan wajahnya ke arah langit malam tanpa bulan. Hanya ada bintang yang kerlap kerlip seakan mengajaknya berbicara.
"Princess.. Apa yang kau lakukan di sini"
"Suara itu. Seperti suara Prince" bisik Flora yang langsung berbalik dan mendapati kamar yang hangat itu telah terang dan benar saja lelaki itu, pangeran itu...
"Uncle Jake" Flora mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Benar dia adalah Prince di ladang bunga matahari dalam mimpinya. Yang membedakan hanya lah pakainan yang di kenakan saja.
Jake mendekat ke arah Flora yang hanya mengenakan gaun tidur tipis dan pendek milik Catty.
"Ishhh si Catty benar-benar menguji iman ku" Rutuk Jake dalam hati.
Bagaimana pun Jake lelaki normal yang tentu tak akan tahan jika melihat wanita pujaannya memakai baju tipis seminim itu . Apalagi sekarang angin malam nan dingin itu dengan genitnya memainkan ujung gaun tidur itu hingga terbuka menutup secara malu-malu mengekspos paha mulus Flora.
"Princess. Aku bertanya padamu apa yang kau lakukan di sini ? "
Jake yang sudah ada di dekat Flora memakaikan mantel tebal pada tubuh Flora dan membimbing gadisnya masuk ke dalam kamar.
"Angin malam tidak baik untuk mu. Karena kau terlalu lama berada dalam air laut membuat tubuh mu menjadi lebih rentan terhadap suhu dingin" penjelasan dari Jake mengingat kan Flora pada dingin nya air laut saat dia tenggelam.
"Kata dokter selama masa pemulihan suhu tubuh mu harus selalu di jaga agar tetap hangat" Jake melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.
"Istirahat lah Princess. Besok siang akan ku antar kau ke rumah sakit untuk memastikan jika kondisimu baik-baik saja. Aku ingin kau tetap sehat di hari pertunangan kita" Jake tersenyum tulus ke arah Flora.
Tampan dan sangat.... Manis.
Flora mengigit bibir nya untuk menahan kegugupannya karena saat ini dia berada dalam tatapan Jake yang sungguh sangat sulit di artikan namun mampu membuat Perasaan nya kembang kempis.
Jake menarik selimut dan memakaikan nya pada tubuh Flora yang sudah dalam posisi berbaring.
"Tidurlah Princess" Jake sudah akan kembali ke sofa namun Flora menahan lengan Jake.
"Tunggu uncle" Jake mengernyit mendapati jemari mungil Flora menahan nya.
"Ya. Ada apa ? "
"Bisa uncle jelaskan kenapa Flo bisa ada di kamar ini ?
Dan kenapa uncle juga ada di kamar ini ? " pertanyaan Flora membuat Jake terkekeh.
" Saat kau tak sadarkan diri aku membawa ke sini untuk mendapat penanganan dokter Ivanka.
Aku rasa penjelasan itu sudah cukup jelas. Dan mengenai kamar ini, ini kamar ku. Aku selalu menginap di kamar ini jika mengunjungi Resort ini"
Flora hanya ber-oh-ria mendapat penjelasan dari Jake.
"Kau tetap boleh menginap di kamar ini. Anggap saja ini kamar mu "
"Uncle.. Mmm.. Kalau Flo tidur di sini, uncle bagaimana ??" Tanya Flora dengan polos nya.
"Aku juga akan tidur di sini. Di kamar ini" ucapan Jake membuat Flora terkejut sekaligus gugup dan takut. Melihat ekspresi Flora membuat Jake tertawa.
"Tenang saja. Aku tidak akan macam-macam "
"Ta.. Tapi uncle.. Eh itu.. "
"Kau tidur di ranjang ini. Aku akan tidur di situ" tunjuk Jake pada sofa panjang tak jauh dari ranjang.
"Tapi uncle.. "
"Kenapa kau tidak mengijinkan aku tidur di sofa ? Apa kau mau aku tidur di ranjang ini di samping mu begitu.. " perkataan Jake sungguh membuat Flora malu dan salah tingkah.
"Bu.. Bukan begitu uncle. Ta.. Tapi "
"Ya sudah tidur lah Princess. Sebentar lagi akan pagi"
Cup
Satu kecupan singkat sukses mendarat di kening Flora dan memunculkan rona merah muda pada wajah ayu gadis itu.
"Tidurlah Princess.. " ucap Jake sambil berlalu dan merebahkan tubuh lelahnya pada sofa panjang berwarna merah marun itu.
Flora masih tertegun dengan tangan yang memegangi bagian dadanya yang seakan ingin meledak saat itu juga.
"Ya Tuhan. Perasaan macam apakah ini ? Rasanya begitu mempengaruhi diriku. Bahkan tubuh ku begitu cepat terpengaruh akan kehadirannya. Pesona macam apakah yang dia miliki hingga membuat perasaanku tak menentu "
Masih banyak lagi pertanyaan yang tersimpan di benak Flora. Dia bangkit duduk masih di atas ranjang. Pandangannya masih tertuju pada sosok Jake yang sepertinya telah terlelap di sofa.
Seketika itu juga sekelebat bayangan muncul. Berputar-putar semakin cepat. Seperti hantaman keras yang menimbulakan rasa sakit tak tertahan pada kepala Flora. Semakin lama semakin banyak rasa sakit itu hingga membuat Flora kembali terbaring dan tak sadarkan diri.
******************
Pagi itu cahaya mentari menelisik masuk menembus sela-sela tirai kaca di kamar itu. Cahaya itu seolah mengusik kenyamanan gadis itu dari tidur lelap nya. Mata indah itu mulai terbuka pelan. Masih dalam posisi berbaring, mata itu telah terbuka sempurna dan mencoba menyesuaikan penglihatan nya.
"Good Morning My Little Princess" sapa Jake yang baru selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian santainya. Dia mendekat ke arah Flora yang langsung duduk di ranjangnya.
"Morning juga uncle" balas Flora pelan dengan suara seraknya khas orang bangun tidur.
"Bagaimana tidur mu ? Apakah nyenyak ? " tanya Jake yang sudah duduk di tepi ranjang itu.
"Lumayan" jawab Flora singkat. Dia segera bangun dari tempat tidur.
"Bagus lah" kata Jake.
Sebelum berdiri dia berkata lagi,
" Aku dan Catty akan menunggu mu untuk makan pagi di Cafe. Cepatlah mandi dan dandan yang cantik"
Jake beranjak pergi meninggalkan Flora yang masih menatap nya hingga menghilang di balik pintu kamar.
Tak membutuhkan waktu lama untuk Flora membersihkan diri di kamar mandi. Dia keluar dari kamar mandi masih dengan bathrope nya . Flora tercengang saat melihat berbagai bungkusan tersusun rapi di atas meja dan sofa. Flora meraih satu persatu bungkusan tersebut.
Dan dia menemukan secarik nota dengan tulisan :
"Aku sudah menyiapkan semua barang yang kau perlukan. Gunakan lah Princess"
With love JAKE
Flora tersenyum bahagia mendapati pesan di secarik kertas itu.
"Thanks uncle" ucap Flora tulus.
Dia mulai membuka satu persatu bungkusan yang tersedia. Flora berdecak tak habis pikir pada Jake yang pasti mengeluarkan banyak uang nya hanya untuk membeli barang-barang yang branded dan pastinya mahal, sebenarnya terlalu berlebihan untuk Flora.
Beberapa helai dress dengan warna soft. Beberapa kotak sepatu mulai dari heels, boots, hingga sepatu plat pun ada.
Ada juga farfum dengan aroma yang di sukai Flora.
Ada juga satu set alat make up lengkap. Dan yang lebih mengejutkan Flora adalah pakaian dalam untuk Flora yang ukuran nya sangat pas di tubuhnya .
"Dari mana uncle Jake bisa tau ukuran pakaianku ?" tanya Flora heran .
"Oh mungkin Catty yang membeli semua ini" pikir Flora lagi.
Ketika Flora sudah memilih apa saja yang akan dia kenakan, tiba-tiba saja Flora kembali merasa de javu dengan keadaan ini.
"Semua ini sepertinya pernah terjadi" tapi sebelum rasa sakit kembali mendera, Flora segera menggeleng kan kepala nya menghalau rasa keingintahuannya akan kepingan memorinya yang telah hilang.
"Ini bukan waktunya sakit kepala" pikir Flora yang sudah lelah dengan rasa sakit yang di rasakannya saat berusaha mengingat yang telah hilang dari memorinya .
*********************
Flora membuka pintu kamarnya dan dia langsung salah tingkah saat
Mendapati Jake sudah berdiri di depan pintu dengan gagahnya.
"Sudah siap Princess ? "
"Ehh uncle.. Yaa Flo sudah siap" Flora masih saja berusaha menahan rasa berdebar nya saat di dekat Jake.
Berkali-kali dia menarik napas dan menghembuskannya dengan cepat seolah itulah cara yang efektif untuk membuat nya bersikap sebiasa mungkin.
"Ayo kita ke cafe. Catty sudah menunggu kita dari tadi " Jake meraih jemari mungil Flora ke dalam genggamannya, mereka mulai berjalan beriringan. Flora mengalami kesusahan saat mengimbangi langkah Jake yang besar-besar. Napasnya mulai tersengal-sengal.
"Kenapa Princess? " tanya Jake heran melihat Flora yang terlihat ngos-ngosan.
"Enghh.. Enggak apa uncle" jawab Flora menggeleng.
"Hanya saja.. "
"Kenapa ?"
"Langkah kaki uncle terlalu lebar dan panjang. Flora kesulitan untuk menyesuaikan.. Aaaaaaagghhhh"
Tanpa menggiraukan sekelilingnya, Jake langsung menggendong Flora ala
bridal style melewati koridor resort menuju cafe.
"Uncle.. Turunkan Flora.. " berontak Flora saat tersadar jika dirinya telah berada dalam gendongan Jake.
"ssttt.. Diamlah.. "bisik Jake pelan.
Melihat dirinya terangkat reflex membuat Flora mengalungkan tangannya pada leher Jake. Wajah Flora bersemu merona.
"Uncle turunkan Flora..
Malu di lihat orang-orang" jerit Flora lagi.
Namun Jake tak menggubris jeritan Flora. Dengan santainya dia terus melangkah membawa tubuh mungil itu.
"Uncle... "
"Diam lah atau aku cium kamu saat ini juga " perkataan Jake sukses membungkam mulut Flora.
Dalam keterdiamannya Flora bisa merasakan jika dada Jake berdetak amat kencang sama seperti detakan yang di rasakannya.
Dan dari jarak sedekat ini Flora bisa melihat garis wajah Jake yang sangat tenang. Dengan rahang yang tegas, hidung mancung, alis tebal dan bibir kemerahan yang errr sexy.
"Bagaimana rasanya jika bibir sexy itu mendarat pada permukaan bibir ranum ku ?" pikir Flora yang masih memandang ke arah Jake.
"Hey apa yang kau pikirkan Kau pikirkan Flora ? Jangan mulai berpikir yang tidak-tidak di saat genting seperti ini" jerit pikiran logisnya.
Bagaimana tidak genting, dia akan bertunangan dengan lelaki dewasa yang sekarang sedang menggendongnya, namun dia masih terikat hubungan dengan Joy. Ini sungguh tidak etis bukan jika dia tidak memberi kan penjelasan apapun pada Joy. Meski hubungannya dengan Joy tidak seperti hubungan pacaran pada umum nya tapi Flora merasa terikat secara emosional dan Flora bukan lah tipe yang tidak berperasaan dengan mengabaikan Joy begitu saja karena seorang Jake.
Percayalah jika Flora mencintai Joy namun Flora sendiri tak bisa memungkiri jika dia merasa ada sesuatu yang sulit di jabarkan jika dia berada di dekat Jake seperti saat ini. Dimana lelaki dewasa itu begitu memberi pengaruh besar pada dirinya melebihi Joy yang berstatus sebagai kekasihnya.
"Cie.. Cie.. Pagi-pagi udah main gendong-gendongan aja romantis banget sih" goda Catty sesaat setelah Jake menurunkan Flora pada salah satu kursi di Cafe tempat mereka akan sarapan.
Flora menundukkan wajahnya malu sambil merapihkan dressnya dan juga rambutnya.
"Catty jangan menggoda calon aunty mu"kata Jake yang sudah mendudukkan dirinya pada kursi di samping Flora.
"Isshhh Uncle.. Biasa aja kali sama ponakan ini. Lagian ngapain sih Flora pake di gendong segala sepagi ini"
"Dia jalannya lama" kata Jake santai.
Catty masih memandang wajah Flora yang tertunduk merona.
"Permisi" beberapa orang pelayan datang membawakan makanan untuk sarapan pagi untuk mereka. Setelah selesai mengantar pesanan para pelayan itu pamit pergi.
"Kenapa lama jalannya Flo sampe perlu di gendong sama uncle Jake segala ?
"Lelah Catty, langkah Uncle besar dan panjang" ucap Flora pelan kemudian memasukkan nasi goreng dalam ke mulut nya.
"wow.. Emang malam tadi kalian bercinta berapa ronde " teriak Catty. Reflex Jake langsung menyumpal mulut Catty dengan tisu.
Jake menggeram sambil memperhatikan sekelilingnya. Beruntung mereka berada di area private room jadi tidak akan ada yang mendengar perbincangan Mereka.
Uhukk
Hukk uhuk
Flora tersedak makanannya sendiri. Dengan sigap Jake menyodorkan segelas air putih yang langsung di sambut Flora dan meminumnya hingga tandas.
"Eeghh maaf Flo. Catty cuma bercanda kok" ucap Catty pelan.
"Kamu itu kalo bercanda lihat kondisi dong. Enggak mungkin juga Uncle ngajakin Flora bercinta dalam keadaan Flora masih sakit" kata Jake kesal.
"Iya uncle maaf. Maafin Catty yaa Flo" Flora tidak menjawab namun hanya mengangguk lemah.
"Wah wah wah kalian sarapan pagi enggak ngajakin aku ya " timpal Piere baru datang dan langsung menggabungkan dirinya. Dia langsung menarik kursi kosong di samping Catty dan mendudukinya.
"Aku kira kau tidak biasa sarapan. Jadi kami sarapan duluan saja. Lagipula siapa suruh kamu bangun kesiangan" sindir Jake asal.
"Hehe.. Sorry boss. Tadi malam aku nonton bola sampai jam 4 pagi. Jadi maafkan aku jika bangun kesiangan" kata Piere sambil nyengir kuda.
"Sungguh ironis jika manager Resort dan Cafe ini tiap hari bangun kesiangan. Jangan sampai aku merugi karena keteledoranmu"
"Eiiitss tapi sampai sekarang kerugian tak pernah terjadi selama aku dan team mengelola tempat ini" Piere masih membela diri.
"Pastikan kita tak pernah merugi" Kata Jake tegas.
"Tentu saja boss. Tenang saja. Tuhan itu sangat menyayangi ku hingga saat ini semua nya berjalan lancar "
"Hmm bagus lah. Jika sedikit saja kamu melakukan kecerobohan yang merugikan, maka aku akan kirim Devina ke sini untuk Bekerja mendampingimu, aku akan pastikan dia berhenti jadi dokter untuk bisa mengelola tempat ini bersama kamu" kata Jake santai.
Mendengar penuturan Jake mengenai Devina , tidak bisa membuat Piere setenang Jake karena nama Devina selalu membuat kegundahan dan kerinduan di hatinya.
"Devina apa kabarmu sayang" bisik Piere dalam hati.
***********************
Setelah selesai makan pagi, Piere mengantarkan Catty kembali ke Jakarta karena sudah waktunya Catty kembali kuliah. Sejak kepindahannya ke Indonesia ini adalah tahun kedua Catty mengenyam pendidikannya pada study management bisnis di samping kuliah dia juga membantu Rosita istrinya Joseph untuk mengelola butik yang semakin berkembang. Catty sempat tak ingin kuliah karena sudah merasa jatuh hati pada dunia fashion . Namun Jake terus memotivasi keponakan satu-satunya itu untuk tetap belajar tentang bisnis. Karena Jake ingin Catty juga nantinya ikut andil dalam meneruskan kejayaan
Xander Group yang telah lama di rintis dari eyang buyut Russel Alexander ayahnya dari Anthony Alexander.
"Bye uncle.. Bye Flo.. Jangan terlalu dekat yaa. Ingat belum muhrim"kata Catty menggoda Flora.
"Catty.. Berhenti menggoda Flora" tegur Jake.
Kemudian Jake menghampiri Piere yang tengah berbicara dengan Kosim agar tetap siaga di Resort selama dirinya tidak di tempat.
Melihat Jake yang mendekat ke arah Piere, Kosim pun langsung pamit dan berlalu masuk ke dalam Resort.
"Boss.. "
"Piere. Pastikan Catty Baik-baik saja. Dan ingat jangan terlalu lama di Jakarta. " kata Jake mengingatkan Piere yang minta waktu dua hari untuk libur dari aktifitasnya mengelola Resort dan Cafe.
"Siap boss. Tapi aku tak bisa janji tidak minta kebaikan hatimu untuk memperpanjang masa libur ku. Kau tau aku tidak mungkin melewatkan kesempatan langka untuk sekedar santai dan bersenang-senang di Club" ucapan Piere membuat Jake menggeram kesal.
"Awas saja jika aku mendapat laporan jika kau mabuk berat hingga kehilangan kunci mobil mu lagi "
"Tenang Boss . Sekarang aku sudah bisa kontrol diri" kata Piere sambil nyegir .
Sesaat setelah mobil yang di kemudikan Piere yang membawa Catty melesat meninggalkan area parkir Resort dan Cafe.
Kini tinggallah Jake dan Flora yang masih saling diam dan suasana seketika menjadi canggung.
"Masuklah Princess. Kita akan kerumah sakit untuk memeriksakan keadaan mu "kata Jake sambil membimbing Flora masuk ke dalam mobilnya dan memastikan Flora duduk dengan nyaman di sebelah bangku kemudi.
Jake mengitari mobil itu dan membuka pelan pintu mobil. Perlahan dia duduk dan menghidupkan mesin mobil itu. Dia melirik ke arah gadis di sebelahnya yang seperti kesusahan memasang seatbelt.
Jake berdecak. kemudian tersenyum. Masih seperti dulu pikirnya lagi.
"Kau memang manja yaa. Sini aku bantu memasang sabuk pengamannya" tanpa menunggu kata-kata Flora Jake sudah berada dekat dengan Flora.
Wangi.
Itulah kesan pertama saat Flora sadar Jika Jake sudah berada sedekat ini dengannya. Flora kembali memperhatikan wajah tenang Jake.
Tampan.
"Oke Done" wangi mint dari mulut Jake kembali tercium dari hidung Flora.
Fresh banget Tuhan.
Mata sebiru laut saling bertatapan dengan manik mata hitam milik Flora.
Deg
Deg
Lagi. Debaran itu lagi. Seolah sama dan seirama di rasa kan oleh dua insan itu.
"Tatap aku Princess. Lihat lah ke dalam hati mu. Boleh jadi memori singkat tentang kita telah hilang. Tapi rasakan lah di hatimu jika rasa itu tetap sama" kata Jake dalam hati seolah yakin jika Flora memiliki rasa sayang untuknya.
"Aku tidak bisa menjabarkan apa yang ku rasa saat ini. Apakah di memori ku yang telah hilang itu memiliki penjelasan yang cukup logis untuk menjawab setiap tanda tanya tentang dirimu yang memberi pengaruh besar terhadap ku uncle Jake" kata-kata itu hanya bisa terucap dalam hati Flora saja.
***************
Setelah selesai memeriksakan keadaan Flora di rumah sakit, Jake membawa Flora kembali ke area Resort. Selama perjalanan tidak ada pembicaraan penting terjadi. Jake fokus menatap jalanan di depannya. Dan Flora memilih melakukan hal sama dengan Jake menatap jalan di depan yang seolah sangat menarik.
Sesekali Flora melirik ke arah Jake yang begitu tenang berbeda sekali dengan Flora yang tengah gundah gulana.
Bagaimana tidak saat ini pikirannya sedang kalut memikirkan nasib hubungannya dengan Joy yang harus berakhir di saat mereka tak lagi terpisah jarak. Tapi apakah harus berakhir ?
Di saat penantian panjang Flora akan hubungan jarak jauh nya dengan Joy akan berhasil. Ini sungguh tak adil bagi Joy. Namun di sisi lain Flora tak kuasa mempertaruhkan Kebahagiaan banyak pihak hanya demi ego nya.
Meski berat namun Flora harus menempuh jalan itu. Walaupun tak di pungkiri jika Flora juga sangat sedih menerima kenyataan yang tak berpihak pada kisah cinta nya dengan Joy.
Flora kembali melirik ke arah Jake. Sosok lelaki dewasa di samping nya ini yang kelak akan menjadi suaminya.
"Apa suami ? Lelaki yang biasa di panggil Catty dengan kata Uncle ini akan menjadi suami ku ? Dan jika itu terjadi Catty akan memanggil ku aunty... Heh.
"Panggilan aunty terdengar tua bagi diriku yang masih imut-imut ini .
No. Big No. Bisa-bisa Chaty akan tiap hari meledek ku dengan panggilan menggelikan itu" pikir Flora sambil menggelengkan kepalanya tanpa sadar hal itu terlihat dari sudut mata Jake yang tak pernah lepas memperhatikan Flora di sampingnya walaupun dia masih terfokus pada jalan di depannya.
"Princess kenapa Kau geleng-geleng kepala seperti itu ? "Tanya Jake dan Flora tak menjawab hanya terdiam.
"Apa kau sedang pusing?" Tanya Jake lagi.
"Egghh ti.tidak uncle"
"Memang nya kau sedang memikirkan apa hmm ?"
"Memangnya kalian bercinta sampai berapa ronde " kata-kata Catty kembali terlintas berkali-kali di pikiran Flora membuatnya mendelik ke arah Jake.
"Uncle.."
"Ya.. Princess"
"Boleh Flora bicara"
"Ya. Katakanlah.. " kata Jake yang sudah memarkirkan mobilnya pada area parkir Resort dan Cafe.
"Flo ingin membahas tentang perjodohan konyol itu uncle" pernyataan Flora membuat Jake mengernyitkan keningnya. Lelaki itu kini telah menghadapkan tubuhnya di hadapan Flora.
"Apa kau masih keberatan dengan perjodohan itu? " tanya Jake yang memandang Flora lekat.
"Bu. Bukan begitu.. Ini tentang.. Ehhh.. Anu.. " Flora ingin membahas tentang kehidupan nya bersama Jake jika nanti mereka resmi menjadi suami istri.
"Aduh. Kok rasanya susah banget sih mau ngomong jika aku sebenarnya engak siap jika harus melakukan hubungan suami istri di ranjang. Maaf kan Flora uncle. Hanya saja Flora tidak siap. Percayalah jika semua ini terlalu cepat bagi Flora untuk bisa memahami keadaan dan juga perasaan Flora saat ini" Flora mengutuki mulutnya yang seakan kelu untuk bisa berbicara dengan lelaki tampan di dekatnya.
"Sudah lah Princess. Tak usah mikir yang macam-macam. Jalani saja"
"Ta. Tapi uncle.. Flora ingin kita membuat kesepakatan"
"Kesepakatan ? Hmm" gumam Jake setengah berpikir mendengar penuturan gadis mungilnya ini.
"Kesepakatan apa ? Katakan lah.. "
"Begini uncle.. Sebenarnya Flo setuju mengenai perjodohan itu"
Jake tersenyum penuh kemenangan.
"Jadi kau menyetujuinya jika besok malam kita akan bertunangan dan kemudian kita akan menikah"
"Ya. Aku akan menikah dengan mu.. Uncle"
Jake tersenyum lagi. Sangat manis .
"Tapi dengan syarat"
"Syarat ? " tanya Jake bingung. Sejenak dia berpikir.
"Katakan lah apa syarat yang kau inginkan " kata Jake lagi.
"No kiss no sex"