AUTHOR POV
Pagi itu setelah makan pagi bersama, bik Minah mengajak Flora berkunjung ke rumah kepala adat di kampung itu. Rumah yang akan di kunjungi Flora berada persis di sebelah Villa sederhana yang di tempati nya beberapa bulan ini.
"Tumben banget bibik ngajakin Flo ke rumah kepala suku" ujar Flora saat berjalan pelan di sebelah bik Minah sambil memegangi perut besar nya.
"Nanti nyonya juga akan tau" ucap bik Minah membuat Flora penasaran.
"Bik bukan kah kita akan ke kota hari ini "
Rencananya Flora akan di temani bik Minah untuk ke kota karena waktu kelahiran bayi Flora sudah semakin dekat.
"Sepertinya rencana itu harus di tunda dulu " ucap bik Minah membuat Flora bingung.
Akhirnya Flora terus berjalan mengikuti bibik tua itu ke rumah kepala adat di kampung tersebut.
Kedatangan mereka di sambut hangat oleh ketua adat dan keluarganya.
"Mari nyonya masuk" ajak isteri dari kepala adat.
Di dalam sana sudah ada kepala adat yang sedang berbincang dengan dukun tradisional masyarakat sekitar yang biasanya mengobati orang-orang dengan menggunakan ramuan tradisional yang terkenal ampuh.
"Nyonya anda sudah datang " ucap kepala adat.
Flora mengangguk dan tersenyum meski agak kikuk dan merasa ada yang aneh di sini.
Flora di antar ke sebuah kamar dan di dalam nya sudah terbaring seseorang yang sangat familiar bagi Flora.
Deg deg deg
Sudah lama sekali Flora tidak merasa berdebar-debar di dada nya . Perasaan nya seakan kembang kempis saat itu . Meski ragu dia mulai berjalan pelan mendekati seseorang yang menjadi sumber kerisauan di dalam hati nya .
"Jake... Benar ini kau ? " Tanya Flora berdesis , dia sudah berdiri di depan sosok yang terbaring lemah itu.
"Dia belum sadarkan diri semenjak kami temukan .." ucap kepala adat menjelaskan.
Menurut cerita dari kepala adat, Jake di temukan di dekat air terjun. Keadaan nya saat itu sangat mengenaskan dengan banyak luka yang mengalir pada kaki dan bagian tubuhnya yang lain.
"Jadi yang kemarin di kira mayat itu.... "
"Saya minta maaf karena tidak langsung memberitahu nyonya. Sebenar nya saya merasa tidak enak jika harus memberi kabar yang kurang baik ini mengingat kondisi anda saat ini..." ucap kepala adat.
"Tidak apa-apa. Saya justru sangat berterima kasih karena kebaikan bapak mau menampung suami saya " kata Flora yang masih sesegukan.
Akhirnya Flora meminta agar Jake di rawat di dalam Villa saja. Karena Flora tidak ingin merepotkan kepala adat dan keluarganya. Alhasil Munir suami nya Mirna di bantu beberapa pemuda membantu memindahkan Jake dari rumah kepala adat ke Villa sederhana itu.
*******
Dengan telaten Flora membersihkan wajah dan bagian tubuh Jake dengan handuk basah. Hanya dengan melihat banyak bekas luka pada tubuh Jake seolah bisa menjelaskan pada Flora tentang penyebab ketidak beradaan Jake untuk mencari dirinya selama ini.
"Aku masih ingat dengan sangat jelas jika bekas luka di tubuh mu tidak sebanyak ini huh" gerutu Flora dengan wajah yang sudah basah. Air mata nya terus menetes meski sudah dia tahan-tahan.
Kemudian Flora teringat dengan pertemuan nya dengan Devani.
"Mungkin Devani benar. Jake sangat membutuhkan aku waktu itu. Tapi, tapi aku tidak peka. Aku, aku terlalu lemah untuk melawan ketakutan ku. Aku... Aku sangat egois"
"Jake... Maaf kan Flo..."
Hiksss hiksss
" Baby.. maaf kan mommy yaa nak.."
Beberapa tetes air mata Flora jatuh mengenai kulit tangan Jake. Airmata itu , dan isakan itu memang ampuh membuat kesadaran Jake terkumpul dan lelaki yang di tangisi Flora itu segera membuka mata.
"Princess.... " ucap Jake lemah.
Tatapan sebiru laut itu kembali bertemu dengan manik hitam milik Flora setelah keadaan yang di rekayasa sempat memisahkan mereka beberapa waktu lalu.
"Jake... Kau sudah sadar" ucap Flora terharu .
Jake mengangguk dan berusaha untuk bangun tapi Flora menahannya.
"Tidak Jake. Kau harus berbaring dulu. Kau masih dalam masa pemulihan" kata Flora terdengar menggemaskan bagi Jake yang ingin segera merengkuh kekasih hatinya.
Tapi mau bagaimana lagi Jake tidak bisa menolak karena nyatanya kaki nya masih terasa sakit. Seluruh tubuhnya juga masih terasa kaku.
Jake menyeka lembut air mata Flora yang saja menetes dengan kedua tangan nya. Di pegang nya wajah isterinya nya yang terlihat gempil itu.
"My Princess chubby" ucap Jake pelan sambil tersenyum simpul.
"Jake, Flo tidak gendut" protes Flora tidak terima di bilang chubby.
"Aku tidak mengatakan kau gendut sayang. Kau hanya sedikit chubby dan juga berisi. Hanya perut mu saja yang terlihat besar " kata Jake seolah lupa jika saat ini Flora sedang berbadan dua.
"Ya perut ku memang sangat besar sekarang. Pegang lah" ujar Flora yang sudah membawa tangan Jake untuk memengangi perut besarnya.
Seketika Jake teringat jika kondisi Flora yang tengah mengandung darah daging nya.
Jake sempat merasa kesal pada dirinya sendiri yang sempat lupa tentang kehamilan Flora karena dia merasa sangat bahagia bisa kembali bertemu dengan istrinya itu.
"Kau...."
"Iya. Aku hamil. Ini anak kita Jake. Buah cinta kita " ucap Flora.
Senyum cerah terbit dari raut wajah Jake.
"Kau senang? " tanya Flora.
"Lebih dari senang. Aku sangat bahagia karena sebentar lagi aku akan menjadi ayah"
Menit berikutnya Jake memulai cerita panjang lebar kepada Flora tentang semua nya. Iyaa semua hal yang membuat kerenggangan di rumah tangga mereka.
Flora menerima penjelasan Jake dan merasa lega jika ternyata lelaki yang menikahi nya itu sama sekali tidak pernah mengkhianati kesucian cinta mereka.
" Princess maaf kan aku karena telah menyeret mu dalam pusaran tragedi hasil rekayasa Mr.Black , kakak ku . Sebenar nya aku masih canggung untuk mengakui keberadaan nya . Bagaimana pun aku telah terbiasa dengan predikat anak tunggal dari seorang Anthony alexander, ayah ku" kata Jake sambil mempermainkan helaian rambut hitam Flora yang panjang menjuntai .
" Jake kau tidak perlu menyalahkan diri mu . Semua ini hanya proses saja. Aku, kau , semua orang yang berada di situasi itu telah lulus uji coba untuk masuk ke pintu masa depan. Di sana masing-masing berhak meraih hadiah seperti yang mereka ingin kan.." Flora menyentuh tangan Jake yang sedari tadi mengudara bersama helaian rambut nya dan menurunkan tangan itu untuk menggenggam tangan nya .
" Jadi jangan lagi kau merasa terbebani rasa bersalah pada diri ku . Aku baik-baik saja sekarang. Dan aku berharap kau juga demikian. Sudah saat nya kita mencoba berdamai pada keadaan.."
Flora tersenyum manis pada suami nya itu dan sebelah tangan nya lagi mengelus lembut wajah Jake.
" Masa lalu biar lah berada pada masa nya . Biar kan dia di sana . Kita tidak bisa melupakan nya . Kita juga tidak mampu menghapus tentang nya. Tapi kita bisa saling bergadengan tangan dan berjalan melangkah meninggalkan nya. Selangkah demi selangkah kita akan terus berjalan sampai kita berada di pintu masa kini . Tidak cukup sampai di situ. Karena ku ingin di masa kini semua nya berjalan dengan baik . Aku berharap banyak pada masa kini di mana kita bisa memperbaiki keadaan dan masa yang akan datang kita akan melihat indah nya kehidupan yang seindah musim semi"
Jake tersenyum lebar mendengar kata-kata Flora .
" My little princess. Aku bangga pada mu . Kau sudah semakin bijak rupa nya . Kau akan menjadi ibu yang baik untuk anak kita "
" Aku berharap demikian Jake. Tapi sesungguh nya aku tidak tau apakah bisa memberikan yang terbaik untuk anak ini ? Terkadang Flo merasa jika semua ini terlalu cepat . Flo takut jika nanti anak ini tidak bahagia memiliki ibu seperti Flo yang kurang persiapan dalam menyambut kehadiran nya di dunia ini.." Flora kembali menetes kan air mata .
" Hei.. sayang... Kau itu ibu nya. Kau adalah yang terbaik bagi anak kita . Percaya lah jika dia sudah cukup bahagia dengan berada di dalam rahim mu . Dan dia akan lebih bahagia lagi jika sudah lahir nanti. Kita akan berikan semua kasih yang kita miliki hanya untuk nya . Dia tidak akan kekurangan akan hal itu . Bersama-sama kita akan memasti kan nya"
" Jake .. apakah semua itu mungkin ?" Tanya Flora .
" Ya. Pasti sayang.. kita bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak ini . Dia akan selalu bahagia.."
Seketika Flora teringat kenangan masa kecil nya yang di tinggal pergi ke dua orang tua nya karena kecelakaan pesawat terbang.
Hal itu sungguh mempengaruhi pikiran Flora yang mendadak takut jika hal yang sama terjadi pada anak nya kelak.
" Jake . Cukup Flo saja yang memiliki kenangan kesepian yang menyakitkan di masa kanak-kanak. Flo tidak ingin hal yang sama terjadi pada anak ini "
Perkataan Flora sejenak mengingatkan Jake pada memori lama nya tentang diri nya yang sama kesepian nya tanpa kehadiran seorang ibu sejak dia masih bayi. Ya Jake begitu mengerti bagaimana rasa nya di pisah kan dengan ibu nya oleh kematian.
"Sayang. Kita memiliki kenangan pahit yang sama meski keadaan nya agak berbeda. Cukup orang tua nya saja yang merasakan betapa berat nya masa itu . Anak kita nanti tidak boleh berada di situasi yang sama"
" Semoga .." ucap Flora penuh harap.
Mereka pun saling memandang satu sama lain dengan tatapan penuh cinta.
**********
Seminggu kemudian
"Kapan dia akan lahir? " tanya Jake yang sudah mengelus lembut perut Flora saat mereka tengah berbaring di malam itu.
"Sekitar 3 minggu lagi "
"Benar kah? " tanya Jake antusias.
"Iya benar . Sebentar lagi akan ada seorang anak kecil yang memanggil mu ... Daddy "
Ucapan Flora membuat Jake terharu. Bagaimana tidak, wanita yang sangat di cintainya itu akan memberikannya keturunan dan melengkapi kebahagiaannya.
"My little princess , Terimakasih karena kau mau mengandung benih ku" ucap Jake sambil mengecup kening Flora.
"Kau tidak perlu berterimakasih. Justru aku yang harus mengucapkan kata-kata itu"
Kata-kata Flora membuat Jake mengerutkan kening.
"Terimakasih karena telah memilih aku menjadi pemenang di hati mu. Sebelum nya aku tidak pernah membayangkan jika pangeran dalam fantasiku itu adalah nyata. Aku tidak pernah berani bermimpi jika pangeran berkuda putih ku itu akan menjadi suami ku pada kenyataan di dunia ini"
"Benar begitu ? .. " kata Jake seperti bertanya dia sudah menyunggingkan senyuman khasnya.
"Jake hentikan itu" kata Flora tegas.
"Smrik evil mu itu benar-benar akan membunuh ku"
Ucapan Flora membuat Jake bingung.
"Membunuh mu ? Memang nya kenapa? " tanya Jake tak mengerti.
"Kau tau aku sangat menyukai saat kau terseyum miring seperti itu. Kau terlihat sangat keren. Dan membuat aku... Aku... Aa..Aku...ahhh lupakan" ucap Flora yang sudah bangkit dari posisi rebahan.
"Memang nya kenapa jika aku seperti ini ? Apakah kau akan tergoda ? " ucap Jake yang sudah kembali menampilkan senyum khasnya yang membuat Flora memerah menahan hasrat primifnya.
Ya. Aku tergoda. Aku ingin kau Jake. Rintih Flora dalam hati.
"Sudah lah. Aku mau keluar dulu. Aku tidak bisa terus memandang dirimu dan terus berimajinasi liar tentang percintaan kita "
Upsssssss Flora keceplosan. Dia segera membekap mulutnya. Jujur saja selama Jake tidak ada, Flora yang selalu merindukan Jake hanya bisa gigit jari meredam rasa rindu itu. Rasa rindu yang semakin membuncah tatkala hormon kehamilan menguasai nya , membuat Flora ngidam akan sentuhan Jake yang lebih intim pada dirinya.
"Sayang. Bukan kah kita sudah lama tidak bercinta. Aku tau jika kau menginginkan nya" ucap Jake langsung dan semakin membuat Flora salah tingkah.
"Tapi apakah kita bisa bercinta dengan tidak menyakiti baby. Aku takut jika perlakuan ku nanti akan membahayakan baby kita"
Kata-kata Jake yang terdengar khawatir tadi entah mengapa membuat Flora gemas.
"Kau masih sakit tuan Xander Junior. Lupakan keinginan mesum mu itu "
"Aku sudah sehat sayang. Lihat aku sudah bisa berdiri tegak. Dan aku sudah bisa menganggat tubuh bulat mu "
"Akhhhhhhh... Turunkan aku Jake. Turunkan aku" pekik Flora saat Jake mengangkat tubuhnya ke udara.
"Baiklah aku akan menurunkan mu. Mommy kau sangat berat sekarang" ujar Jake yang sudah menurunkan Flora di atas ranjang.
"Berat? kau bilang aku berat? Maksud mu aku gendut begitu? Huhh... Dengar yaa Daddy. Tidak ada sex malam ini" ucap Flora tegas tak terbantahkan sambil memunggungi Jake.
"Hmm. Begitu ya Mom. Kau yakin tidak ingin. Bukan kah setelah melahirkan nanti kita akan puasa selama satu tahun penuh. Kita akan sama-sama frustasi karena tidak mengalami pelepasan hasrat selama itu " kata Jake sedikit berbohong untuk menggoda Flora.
Satu tahun berpuasa?
Tidak ada sex selama setahun? Ohh tidak mungkin.
Jake masih mendekap tubuh Flora dari belakang sambil mengelus perut besar Flora dengan lembut.
"Sayang jangan merajuk yaa" ujar Jake mencoba merayu Flora.
"awwwww"
Flora sempat meringis dan hal itu menyita perhatian Jake.
"Sayang kau kenapa ? apa kau baik-baik saja ?" tanya Jake khawatir.
"Flo baik-baik saja . Hanya saja dia menendang sangat keras. Seperti nya dia laki-laki" ucap Flora yang sepertinya sudah berhenti merajuk.
Jake bangkit dari posisi rebahan nya di ikuti Flora.
Jake terus memandang ke arah perut Flora dengan takjub. Sejenak Jake sempat bingung dengan perubahan yang terjadi pada Flora. Terkadang dia merajuk tanpa sebab yang jelas. Terkadang dia menangis hanya karena keinginan nya tidak terpenuhi. Tidak seperti Flora yang biasanya.
Apakah hal itu terjadi karena pengaruh hormon kehamilan?
"Baby ini sudah malam. Tidurlah nak " ucap Flora mengelus lembut perut nya. Hal itu tidak luput dari perhatian Jake.
"Boleh kah aku merasakan gerakan nya? " Jake penasaran.
"Ya tentu saja" ucap Flora yang sudah menempelkan tangan Jake pada perutnya.
Seketika perasaan Jake menghangat. Dia sangat terharu terlebih lagi saat gerakan mungil dari dalam perut Flora seolah menyapa nya.
"Dari mana kau tau jika dia baby boy" tanya Jake antusias.
"Aku mommy nya jadi aku tau" ucap Flora tersenyum manis.
Kini wajah Flora dan Jake semakin dekat. Tangan Kokoh Jake sebelah kanan memegangi leher belakang Flora membuat Flora tak lagi bisa mengelak dari cumbuan panas Jake di bibir nya.
Bibir semerah delima itu masih terasa manis juga kenyal. Jake terus melumat dan sedikit menggigit di sana hingga dia berhasil mendapat akses untuk mempertemukan lidah mereka dan menari bersama hingga nafas keduanya tersengal-sengal.
"Aku selalu merindukan bibir indah mu yang selalu ingin ku cumbu mesra sayang " ucap Jake sebelum melanjutkan aksinya menjelajah ke area rahang dan leher Flora untuk melukis indah di sana.
Hormon kehamilan yang menguasai Flora membuat dirinya merasa bergairah berkali lipat. Dia menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar cumbuan Jake pada bagian tubuh nya.
"Jake...." Desis Flora.
" Ya princess..."
Jake sempat terkejut saat menyadari jika sekarang dirinya dan Flora sudah hampir telanjang bulat jika saja tak ada segitiga pengaman yang melekat di bagian bawah tubuh mereka.
"Kau yang melakukan nya? Apa kau sangat menginginkan nya? " pertanyaan Jake membuat Flora sangat gemas.
Kini saat keduanya sudah sama-sama polos Flora memegang kendali atas permainan ranjang mereka. Percintaan mereka kali ini benar-benar terasa sangat nikmat sekaligus panas.
"Sshhhhh..... Jake.... " racau Flora saat pelepasannya yang telah terjadi berkali-kali.
Namun tidak bagi Jake dia masih saja bergerak dengan ritme santai sebelum kembali membuat Flora kembali bergairah.
"Kau bahkan belum mendapat pelepasan mu daddy " ucap Flora saat Jake masih saja menggenjot area intinya .
"Iyaa. Sebentar lagi aku akan sampai.. Ahh sial, kau semakin menjepit ku. Aku tidak bisa terus bergerak pelan. Aku. Aku bisa gila, kau semakin sempit saja setelah lama tidak ku masuki " racau Jake dengan tidak menghentikan aktivitasnya.
"Ijinkan aku melakukannya dengan keras dan cepat supaya aku bisa sampai puncak bersama mu " ucap Jake lagi terdengar memohon.
Sebenarnya Flora juga menginginkan hal yang sama dengan Jake, tapi mereka tidak boleh egois. Mereka harus ingat jika sekarang di antara penyatuan nikmat mereka itu ada bayi mereka yang mungkin sedang terganggu di dalam sana.
"Jake. Kau harus pelan dan lembut. Ingat jika di dalam perut ku ada anak kita "
Ucapan Flora sontak menyadarkan Jake pada kenyataan jika dia hampir saja berlaku egois. Dia tidak boleh menyakiti anak mereka di dalam sana.
"Ohhh. Sial. Aku semakin frustasi" gerutu Jake.
Dia tak punya pilihan lagi selain bergerak dengan slow dan hal itu sungguh menyiksa Jake.
"Ya Jake.. Seperti itu.. Ahhhh.. Terus sayang... Uhhhh... Jake.. Aku. Aku akan sampai" racau Flora yang sudah merem melek.
"Shhhh... Tunggu aku sayang. Aku akan meledak sekarang juga" ucap Jake yang mendorong junior nya semakin dalam.
"Tunggu Jake. Jangan kau tumpahkan di dalam " ucap Flora mengintruksi.
"Kenapa?"
"Kata bidan semburan sperma tidak baik untuk perkembangan bayi dalam kandungan" ucap Flora menjelaskan.
"Benarkah? "
"Iya Jake...Ahhhh Jake aku... Aku... Ahhhhhhhhhhhhhhhhh" Flora kembali mengerang saat gelombang kenikmatan itu telah datang melanda.
"Baiklah. Tapi, apa itu bidan? "
Flora yang masih terengah-engah tidak langsung menjawab pertanyaan Jake. Dia masih harus menormalkan pernapasannya.
"Bidan itu adalah wanita yang memiliki keahlian membantu orang yang akan melahirkan" ucap Flora menjelaskan dengan masih mencoba menetralkan pernapasannya yang masih ngos-ngosan pasca di terpa gelombang dahsyat maha nikmat itu.
"Begitu ya. Apakah seperti dokter kandungan? " tanya Jake lagi.
"Entah lah. Aku juga bingung bagaimana harus menjelaskan nya" Ucap Flora merasa jika perlahan Jake junior mulai keluar dari dalam sana dan benar saja kini kejantanan Jake yang sudah membesar dan mengeras itu sudah menyemprotkan cairan nya mengenai kepala ranjang yang mereka gunakan.
"Weewww... Sayang semburan mu Jauh juga" ucap Flora takjub.
"Tentu saja" ucap Jake yang sudah merebahkan dirinya di samping Flora.
Nafasnya masih tersengal-sengal.
"Jake. Kau lelah? "
"Sedikit. Memang nya kenapa? Mau lagi?" Goda Jake.
" Iya...." ucap Flora yakin dan bersemangat.
Jake hanya bisa melongo saat Flora kini sudah duduk di atas tubuh nya.
"Apa kau tidak lelah? Bagaimana dengan bayi nya? Aku rasa dia ingin tidur saja " ucap Jake yang sebenarnya khawatir.
"Tidak. Justru dia yang ingin" ucapan Flora terdengar menggelikan bagi Jake.
"Itu keinginan mu Mom. Jangan menggunakan baby untuk mengutarakan hasrat mu " ujar Jake membuat Flora bersemu.
"Kau tau Jake, aku sudah lama menginginkan percintaan kita apalagi di saat awal kehamilan ini, tapi sayang sekali kau tidak ada. Seperti nya aku ngidam sentuhan mu " jelas Flora tanpa rasa malu.
Memang tidak seperti wanita hamil pada umum nya yang ngidam makanan atau sesuatu. Hal itu tidak terjadi pada Flora. Dia hanya menginginkan Jake di sisi nya. Iyaa hanya Jake. Dan itu sudah cukup.
"Kau ngidam penyatuan yang hot bersama ku? Itu terdengar aneh" kata Jake mengejek Flora.
"Terserah apa kata mu saja Daddy. Sekarang kau harus memenuhi keinginan ku" ucap Flora yang sudah memulai aksi nakal nya.
Dan penyatuan antara kedua sejoli itu terjadi lagi dan lagi. Tidak cukup hanya dua atau tiga ronde seperti biasa mereka lakukan. Entah berapa sesi adegan layak sensor itu terjadi toh yang mereka lakukan telah halal. Aktifitas panas itu terus berlanjut hingga pagi menjelang.
Awalnya Jake sempat kewalahan saat menghadapi gairah Flora yang luar biasa tidak seperti biasanya.
Apakah wanita yang sedang hamil memiliki hasrat yang begitu besar?
"Sshhhhhhh....aaaaaakkkhhhhhhhhhhh" erangan panjang dari Jake dan Flora terdengar bersamaan saat mereka telah mencapai puncak menikmatan tiada tara.
"Jake, Flo lelah" ucap Flora yang sudah terbaring sambil mendekap erat tubuh Jake.
"Iya sayang sudah dulu ya. Aku juga lelah. Aku mau mandi dulu" ucap Jake yang segera bangun untuk membersihkan tubuhnya yang sudah sangat lengket karena keringat sehabis bercinta.
"Jake. Mandi nya nanti saja. Kita tidur saja yuk"
"Tidak sayang. Aku harus mandi. Sebentar lagi masuk waktu sholat subuh. Aku tidak boleh bolos untuk urusan yang satu itu" ucap Jake yang entah mengapa membuat Flora malu pada Tuhan.
"Jika kau lelah, kau boleh tidur " ucap Jake lagi.
"Jake.. " panggilan Flora menghentikan pergerakan Jake.
"Flo ikut mandi. Flo mau sholat subuh juga, boleh kan Flo jadi makmum nya Jake? "
Perasaan Jake sungguh tersentuh mendengar perkataan polos yang terlontar dari mulut Flora.
"Ya tentu saja"
Mereka berdua pun mandi bersama. Setelah itu mereka melaksanakan sholat subuh berjamaah hanya berdua. Hal itu adalah yang pertama semenjak pertemuan kembali mereka di pedalaman hutan Kalimantan.
Setelah selesai menunaikan ibadah sholat subuh Jake dan Flora tertidur dengan sangat lelap sambil berpelukan.
***************