Chereads / Jake and Flora / Chapter 47 - The Last moment (1)

Chapter 47 - The Last moment (1)

AUTHOR POV

Anthony dan Mita sudah berada di dalam pesawat jet yang sudah mengudara dan siap mengantar mereka ke Maldives untuk berbulan madu.

"Selomita.. " panggil Anthony pada Mita yang duduk di sebelah nya.

"Ya.. " jawab Mita singkat.

"Bagaimana menurut mu jika rencana ke Maldives di tunda saja beberapa hari .."

"Kenapa ?" tanya Mita.

"Aku ingin kita mengunjungi sahabat ku di Verde Valley. Kita akan berada di sana selama dua hari . Kau pasti akan menyukai tempat itu"

Yaa Anthony berencana ingin mengunjungi sahabat nya Robert yang tidak bisa datang ke pernikahan nya karena ada suatu hal.

"Baik lah " ucap Mita yang sudah menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh Anthony.

"Kau pasti akan menyukai tempat itu.. " ucap Anthony yang sudah mengelus tangan Mita lembut.

*****************

Hijau nya hamparan perkebunan anggur di Verde valley itu seolah menyambut kedatangan pasangan pengantin baru itu.

"Haii Ant.. Long time no see " ucap Robert yang sudah berangkulan dengan Anthony.

"Yaa aku datang menemui mu karena kau tak datang di hari bahagia ku huh. Kau tau aku sangat kecewa " gerutu Anthony.

Robert hanya terkekeh mendengar gerutuan Anthony.

"Ayo masuk lah dulu. Aku sudah mempersiapkan kamar untuk kalian " kata Robert.

Pasangan pengantin baru itu memasuki rumah sederhana Robert.

"Istirahat lah dulu di dalam. Nanti sore aku akan mengajak kalian berjalan-jalan keliling kebun anggur" ucap Robert sebelum meninggalkan Anthony dan Mita.

Kini Robert sudah berada di tengah kebun anggur sambil memperhatikan para pekerja yang sedang memanen buah anggur yang melimpah.

"Bagaimana mungkin kau tak mengajak aku untuk melihat panen anggur ini " ucap seseorang yang tiba-tiba saja berdiri di dekat Robert.

Robert menoleh dan mendapati Anthony yang rupanya diam-diam menyusul nya.

"Sejak kapan kau ada di sini huh ? . Bukan kah kau harus menidurkan istri mu dulu " ucap Robert mengejek.

Anthony terkekeh mendengar ejekan sahabatnya itu.

"Ucapan mu terdengar geli di telinga ku .. Tapi aku akan menidurkan istri baru ku nanti malam saja setelah kami selesai bercinta"

Ucapan Anthony seolah mampu membuat Robert cemburu. Dalam artian ingin merasakan puber kedua. Bagaimana pun Robert tidak pernah lagi menjalin hubungan dengan wanita lain semenjak Grace istrinya meninggal saat Philip berusia lima tahun.

"Seperti hal nya aku yang kembali menemukan teman hidup, aku rasa kau pun harus menikah lagi. Setidak nya kau tak akan merasa kesepian di penghujung usia " ucap Anthony lagi.

Robert tertegun mendengar ucapan sahabatnya itu yang terdengar benar bagi nya.

"Entah lah Ant. Aku rasa aku sudah terlalu tua untuk kembali jatuh cinta" ucap Robert.

"Hey... Usia tidak lah menjadi penghalang untuk meraih kebahagiaan. Bagaimana jika kau mulai buka hati mu untuk seseorang. Misal nya saja orang itu adalah Calista " ucap Anthony memberi saran.

Calista? Yang benar saja Anthony memberi contoh seorang Calista. Wanita negro bertubuh gempal yang sudah lama bekerja di rumah Robert.

"No. Big No" ucap Robert geram dan berjalan cepat meninggalkan Anthony di belakangnya.

Anthony tau jika Robert tengah kesal kepadanya. Tapi mau bagaimana lagi dia hanya ingin agar sahabat nya itu tidak kesepian di usia senja nya.

Robert terus berjalan cepat menyusuri lebat nya kebun anggur yang sedang berbuah dan siap di petik itu.

Langkah kaki Robert melambat saat pabrik pengolahan anggurnya mulai terlihat. Ada yang menarik perhatiannya. Di dekat pabrik itu ada segerombolan lelaki berbadan besar yang terlihat asing.

Mereka bukan orang-orang yang bekerja di kebun anggurnya.

"Kau juga mempekerjakan orang-orang itu? " tanya Anthony yang sudah berdiri di samping Robert.

"Aku tidak mengenal mereka. Tapi aku seperti nya pernah melihat orang-orang itu" jawab Robert yakin.

Anthony menyipitkan matanya demi menatap segerombolan orang asing itu.

Seketika sinyal tanda bahaya seolah bisa di rasakan oleh kedua sahabat itu.

"Long time no see.. Ayah.. " ucap salah seorang lelaki tampan yang tinggi dari gerombolan itu.

Lelaki itu berpakaian serba hitam dengan rambut gondrong nya yang bergelombang.

Dia berjalan mendekat ke arah Anthony dan Robert yang masih bingung dengan keadaan.

"Ayah kenapa kau terlihat bingung saat melihat ku kembali. Apa kau tidak lagi mengenali ku? " ucap lelaki berkulit putih pucat itu yang kini sudah berdiri berhadapan dengan Anthony.

"Kau.. "

Robert di buat bingung dengan kedatangan lelaki muda seumuran Jake dan Philip yang memanggil sahabat nya dengan sebutan 'ayah' .

"Memang nya Anthony punya anak lain dari wanita mana lagi? " pikir Robert dalam diam.

Robert melihat perawakan dan garis wajah lelaki muda di hadapan Anthony. Sekilas dia terlihat seperti Jake tapi jika di perhatikan dengan seksama maka akan terlihat perbedaan besar dari keduanya.

"Ya. Ini aku ayah. Aku Russel. Aku masih hidup "

Ucapan lelaki muda itu sontak mengejutkan Anthony dan Robert.

"K.kau.. Russel? "

"Ya aku Russel ayah.. "

Ayah dan anak yang sudah lama tak bertemu itu saling berpelukan. Rasa haru tercipta di hati masing-masing. Bagaimana tidak pertemuan ini sangat lah di nanti dari belasan tahun lalu.

"Aku tau feeling ku tidak lah salah. Aku sangat yakin jika kau masih hidup. Rekayasa kecelakaan mobil itu memang sempat mengecoh ku hingga aku kehilangan jejak mu dan ibu mu" ucap Anthony lirih .

"Yaa.. Maaf karena aku baru sekarang bisa muncul di hadapan ayah dan akan ku pastikan jika ayah selalu ada di dekat ku tanpa ada pengganggu "

Ucapan lelaki itu entah mengapa terdengar aneh bagi Anthony.

Reinhard Russel saling pandang dengan Anthony. Seketika smile evil terlihat dari wajah tampan salah satu anak biologis Anthony itu.

Dia berbalik arah kembali mendekati segerombolan lelaki berbadan besar dan terlihat berbicara.

Pada menit berikutnya, empat lelaki berwajah sangar mendekat ke arah Anthony dan segera menahan pergerakan nya.

" Apa yang kalian lakukan hah. Lepaskan aku..!! " bentak Anthony tak terima dengan perlakuan kasar yang di terimanya.

Melihat sahabatnya dalam keadaan terancam, Robert tak tinggal diam, dia sempat melakukan pertolongan dengan melawan para bandit bertubuh kekar itu.

Tapi tubuh tua Robert tidak lah sebanding jika harus beradu dengan para mafia bertubuh besar lagi muda.

Robert luruh ke tanah berumput itu. Tak lama para pekerja di kebun nya pun datang mendekatinya setelah mendengar suara gaduh yang bersumber di dekat pabrik pengolahan anggur.

Tapi pertolongan datang terlampau lambat. Anthony telah berhasil di bawa pergi oleh para mafia itu menggunakan tiga helikopter yang sudah mengudara.

"Kenapa kalian lama sekali datang huh.. Uhukk uhukkk " gerutu Robert kesal sambil terbatuk-batuk.

"Maaf kan kami tuan " ucap pekerja yang kini sudah mau membantu Robert berdiri dan berjalan.

Dengan perasaan bersalah Robert yang berjalan terseok-seok di bantu pekerja nya berjalan kembali ke rumah sederhananya.

"Oh my God. Tuan Robert.. Kenapa anda jadi seperti ini? " Tanya Mita yang baru saja memasuki kebun anggur itu.

"Maafkan aku.. Aku tidak bisa mencegah orang-orang itu membawa Anthony. Suami mu sedang dalam bahaya.. "

Ucapan Robert bagai sambaran petir bagi Mita.

Bagaimana mungkin masalah datang di saat-saat mereka ingin menikmati manisnya bulan madu ?

*********************

Mita masih mencoba untuk tenang saat mendengar cerita dari Robert. Sebenarnya Mita sangat geram mengetahui kenyataan jika suaminya di culik oleh seorang lelaki muda yang mengaku bernama Russel anak Anthony yang lain.

Tapi kemudian Mita ingat jika Anthony memakai jam tangan yang di berikannya. Pada benda itu sudah terpasang sensor pelacak. Jadi Mita masih bisa melacak keberadaan Anthony di manapun dalam jarak sejauh 100 kilo meter.

Tapi bagaimana jika mafia yang membawa serta Anthony ke tempat yang lebih jauh lagi?

Mita segera minta tolong Robert untuk meminjamkan mobil angkutan nya untuk bisa mencari jejak Anthony yang sudah lumayan jauh dari perkebunan anggur itu.

Mita berangkat dengan seorang supir yang siap mengantarnya ke mana pun dia ingin.

Dengan mengandalkan jam tangan miliknya yang sudah di lengkapi dengan sistem canggih yang di setel pengaturannya, Mita menentukan arah untuk supir yang mengemudikan mobil angkut yang di tumpangi nya.

"Kita harus cepat ke arah selatan. Ikuti saja jalan besar itu " ucap Mita menginstruksikan supir agar menjalankan mobil sesuai keinginannya.

"Sial. Jarak mereka sudah semakin jauh. Apa mungkin kita masih bisa mengejar nya? "

Bagaimana pun Mita hanya bisa mengandalkan mobil angkut ini untuk mengejar jarak yang sudah jauh mengudara.

"Bagaimana nyonya? Kita sudah sangat jauh meninggalkan perkebunan " ucap sang supir .

Benar apa yang di katakan lelaki di sebelah nya. Sudah sejauh ini dan mereka belum juga mendekati jarak keberadaan Anthony. Jelas saja tidak mungkin mobil angkut ini mengejar helikopter di atas sana.

Mita sudah hampir putus asa dalam keterdiaman nya.

Bip

Bip

Lamunan Mita nyaris buyar saat mendengar bunyi peringatan dari sistem yang terpasang pada jam tangan canggihnya.

"Aku tak percaya ini. Tapi kita sudah mendekati target " ucap Mita bersemangat.

"Tapi.. Seperti nya target kita memang tidak bergerak lagi. Kita sudah hampir dekat . Ayo percepat jalannya" ucap Mita langsung di patuhi sang supir yang semakin meningkatkan kecepatatan namun tetap waspada dan fokus pada jalanan di depannya.

Target yang di maksud Mita memang tidak melakukan pergerakan lagi. Sepertinya memang berhenti pada suatu tempat.

Tapi di mana?

"Kita sudah hampir masuk daerah perbatasan nyonya " ucap sang supir.

"Benar kah? Kita sudah di mana " tanya Mita.

"Kita sudah di Nagoles yang berbatasan langsung dengan Meksico " ucap si supir.

Nagoles adalah sebuah kota di santa cruz ,Arizona, Amerika Serikat yang berbatasan langsung dengan Meksiko .

" Aku tidak pernah membayangkan kita sudah sejauh ini " ucap Mita.

Mereka terus melanjutkan perjalanan semakin mendekati tanda petunjuk pada sistem navigasi di jam tangan Mita.

Sekarang mereka memasuki kawasan jalan yang sepi. Di sudut kiri dan kanan jalan bersusun pepohonan tinggi menjulang.

"Stop.. "

Tiba-tiba Mita menginstruksikan si supir untuk berhenti mendadak membuat mobil angkutan itu berhenti dengan decitan yang cukup nyaring.

"Ada apa nyonya? " tanya supir bingung.

"Tanda nya tidak jauh dari sini " ucap Mita yakin.

Dengan pelan dia segera keluar dari mobil itu dan mulai meneliti sekitarnya yang sangat sepi dan berangin.

"Nyonya tidak ada apa-apa di sini" ucap si supir ragu.

Tapi tidak dengan Mita yang sudah menyunggingkan senyum sumringah.

"Aku akan masuk ke dalam hutan itu. Aku akan mendapatkan target" ucap Mita .

"Tidak nyonya. Saya tidak yakin di sana akan aman" sergah si supir khawatir.

"Aku akan berhati-hati "

"Tidak nyonya.. " cegah si supir saat Mita mulai menjejakkan kaki nya memasuki kawasan hutan perbatasan.

"Aku akan tetap masuk ke sana. Jika kau ragu, silakan putar balik dan kembali ke perkebunan " ucap Mita yang semakin masuk ke dalam hutan tanpa menghiraukan panggilan dari si supir.

Wanita itu terus berjalan cepat dan tetap waspada menerobos kegelapan di dalam hutan. Mengandalkan senter yang terdapat pada smartphone nya ternyata cukup membantu untuk Mita berjalan mendekati target sesuai tanda pada pada sistem navigasi pada jam tangan yang di pakainya.

Kini Mita sudah mendapati danau kecil ditepi hutan dengan padang rumput yang cukup luas di sekitarnya.

Dari kejauhan Mita melihat ada Tiga helikopter yang masih mendarat pada padang rumput di antaranya berdiri para lelaki berbadan besar .

Dari sudut yang berbeda dari tepi hutan keluarlah segerombolan lelaki negro yang menyapa dengan akrab.

Mereka seperti sedang bertransaksi yang sangat rahasia hingga harus melakukan nya di tempat yang sangat sepi di tepi hutan.

"Kini saat nya " ucap Mita meyakinkan diri.

" Salah satu dari tiga helikopter itu pasti ada Anthony di dalam nya. Tapi yang mana? " pikir Mita yang mulai meragu.

Akhirnya setelah menepis keraguannya,Dengan cepat dan mengendap-ngendap Mita mulai mendekati salah satu dari tiga helikopter. Ketika Mita hampir mendekati helikopter yang di incarnya, tiba-tiba keluar lah seseorang lelaki jangkung. Mita segera menunduk dan bersembunyi di antara ilalang-ilalang.

Mita bisa melihat jika lelaki jangkung itu mengeluarkan sesuatu dari dalam benda yang bisa terbang itu. Pintu helikopter itu nyaris tertutup sempurna jika saja Mita tidak melemparkan suatu ranting pohon pada pintu tersebut.

Rupanya lelaki jangkung tadi tidak menyadari jika pintunya tidak tertutup sempurna. Hal itu bisa di manfaatkan Mita untuk menyelinap masuk ke dalam sana dan mengikuti kemana para mafia itu pergi tanpa ketahuan.

Kini Mita sudah berada di dalam helikopter yang di incarnya tadi. Dia segera mencari tempat di belakang kursi kemudi. Beruntung di bagian belakang ini ada banyak tumbukan barang-barang yang entah apa isinya. Hal itu langsung di manfaatkan Mita untuk bersembuyi di antara tumpukan barang-barang yang lumayan berbobot.

Kemudian bisa Mita dengar jika ada dua orang yang masuk ke dalam helikopter yang sama dengan nya.

"Setelah ini kita ke mana? " tanya seseorang yang besuara cempreng.

"Ke Kastil.. " jawab singkat dari seorang bersuara berat.

Tak lama helikopter itu mulai mengudara dan membawa serta Mita tanpa ketahuan.

*************

Tiga buah helikopter berhasil mendarat dengan mulus pada halaman hijau nan luas di kaki bukit. Sebuah bangunan tua seolah menyendiri menyambut kedatangan orang-orang di dalam helikopter tersebut.

"Tuan.. " kata seorang anak buah nya memanggil Reinhard Russel sesaat setelah lelaki itu menjejakkan kaki nya pada tanah yang menghijau itu.

" Bawa lelaki tua itu ke atas. Dan... Jangan lupa bom nya " ucap Reinhard

Russel tanpa menoleh ke belakang saat Anthony sudah berhasil di turunkan anak buah nya yang lain dari helikopter yang berbeda.

"Tapi tuan.. Dia ayah kandung anda " ucap Morgan ragu.

Bagaimanapun lelaki tua yang kini mereka culik bukan lah orang sembarangan.

Yaa siapa yang tidak kenal dengan Anthony Alexander salah seorang paling berpengaruh dalam dunia bisnis dan merupakan salah satu dari 10 orang terkaya di dunia.

"Lakukan saja perintah ku atau kau mau menggantikan tubuhnya untuk di pasangi alat peledak " ucap Reinhard yang langsung melangkah masuk ke dalam bangunan tua itu.

Morgan hanya melongo saat mendapat perintah dari Reinhard.

"Russel.. Aku tidak percaya dengan semua ini " Lirih Morgan dalam hati.

Hanya orang-orang terdekat Reinhard yang akan memanggil lelaki itu dengan nama tengah nya. Nama yang di berikan Anthony saat dia terlahir ke dunia dari rahim seorang Shailene istri pertama nya.

**************

Anthony di bawa keluar secara paksa oleh dua orang anak buah Reinhard yang berbadan besar. Dengan cepat mereka membawa Anthony ke dalam bangunan kastil itu dan menempatkannya pada lantai tertinggi bangunan tersebut.

Mereka juga memakaikan alat peledak pada tubuh tua yang telah terikat pada kursi kayu. Anthony sama sekali tidak bisa memberikan perlawanan dia hanya bisa melotot dengan mulut yang sudah di sumpal dengan kain.

Note : Bahasa Rusia

"Tak zhalko starika "(Kasihan sekali pak tua ini )" ucap salah seorang lelaki berbadan tinggi besar yang mengikat Anthony.

"Syn nenavidit svoyego ottsa "( anaknya sangat membenci ayahnya)" ucap lelaki berbadan agak gemuk.

"Smeshno. On byl neposlushnym rebenkom" ( Konyol. Dia anak durhaka) " ujar lelaki tinggi besar yang tidak tega melihat kekejaman Reinhard.

"Glupo derzhat' svoye slovo . Yesli boss slyshal , vy umrete " ( Bodoh. Jaga perkataan mu, jika bos dengar, kau akan mati" ucap lelaki berbadan gemuk memperingatkan.

Dia terus memperhatikan sekeliling tempat itu. Setelah memperhatikan keadaan Anthony yang tidak mungkin bisa kabur, dia segera menarik teman nya tadi untuk keluar meninggalkan tawanan mereka seorang diri.

"Mereka menggunakan bahasa Rusia" gumam Anthony dalam hati.

Rusia. Yaa Anthony jelas tau jika percakapan singkat yang baru saja di dengar nya adalah bahasa rusia. Anthony memang tidak begitu fasih menggunakan bahasa itu. Tapi setidaknya dia cukup mengerti arti perkataan dua orang tadi.

Cukup lama Anthony merenungi semuanya. Tentang masa lalu yang rumit. Tentang kehadiran tiba-tiba seorang lelaki seumuran Jake yang mengaku bernama Russel anak pertamanya.

Dan jika benar Russel anaknya masih hidup, kenapa ketika dia muncul kembali harus melakukan hal yang kelewat kurang ajar seperti ini.

Bagaimana tidak, seorang anak kandung tega menculik ayah kandung nya. Lebih gila lagi memasang kan alat peledak pada tubuh tua yang terikat.

"Apa maksud dari semua ini? " Anthony terus bertanya-tanya dalam hati.

Tak lama pintu terbuka dan muncul lah lelaki yang mengaku bernama Russel.

" Hai ayah. Maaf jika anak buah ku harus memperlakukan kau dengan sangat buruk" ucap Reinhard.

Dia berjalan mendekati Anthony yang duduk terikat di pojokan.

"Mereka melakukan nya dengan sangat baik" ucap Reinhard lagi.

Kali ini dia membantu melepas sumpalan pada mulut Anthony dan itu cukup membantu lelaki tua itu untuk lebih rileks.

"Bicara lah ayah " kata Reinhard yang menatap tajam ke arah Anthony.

"Apa kau benar-benar Russel? "

"Yaa.. Aku Russel. Bukan kah nama itu yang kau berikan pada saat aku lahir "

"Jika kau benar Russel anakku, kenapa kau melakukan ini? " tanya Anthony.

"Hahahahahahhahahahah" tawa dari mulut Reinhard menggema di ruangan tertinggi bangunan kastil tersebut.

"Jangan tanyakan kenapa aku melakukan ini. Karena kau pasti tau jawaban nya" ucap Reinhard lagi.

Anthony mendengus kesal mendengar jawaban Reinhard yang terdengar sangat menjengkelkan.

Reinhard kemudian meraih handycam di dalam tas yang di bawanya. Dia segera menghidupkan alat perekam video itu dan membuat tayangan yang akan segera di kirimkan ke pada Jake adiknya.

Setelah beberapa saat selesai dengan video nya, Reinhard kembali mendekati Anthony.

"Aku akan kirim kan video tadi kepada anak kesayangan ayah . Kita akan lihat keseruan dari permainan ini " ucap Reinhard yang sudah tersenyum sinis pada Anthony.

"Russel.. Hentikan semua ini..!! " ucap Anthony dengan nada yang cukup tinggi.

"Permainan baru saja di mulai. Dan aku tidak akan berhenti... Ayah... " ucap Reinhard yang sudah berbalik arah dan bersiap akan meninggalkan Anthony.

"Russel.. Dengarkan aku. Hentikan semua ini nak. Aku janji akan memaafkan mu. Aku akan menganggap semua ini tidak pernah terjadi. Dan....

" Aku tidak akan berhenti. Ayah dengar itu. Hanya kematian lah yang akan mengakhiri semua ini " ucap Reinhard yang dengan cepat memotong perkataan Ayah nya.

"Russel.. Kau.. "

" Satu lagi. Jangan panggil aku dengan nama itu. Kau harus tau aku sangat benci saat mengetahui kau memberikan ku nama itu dengan penuh keterpaksaan hanya karena aku lahir dari rahim wanita yang bahkan tidak pernah kau sentuh"

Yaa keberadaan Reinhard Russel Black di rahim Shailene karena proses inseminasi buatan yang di rencanakan Anthony saat menikahi ibunya. Hal itu di lakukan Anthony karena desakan ayah nya yang ingin segera memiliki cucu dari pernikahan nya dengan Shailene. Sementara Anthony sama sekali tak mencintai wanita itu dan tidak pernah menyentuh nya. Akhirnya cara itulah yang di tempuh.

" Aku tidak tau siapa yang telah meracuni pikiran mu. Yang jelas aku tidak pernah terpaksa memberikan mu nama itu ,Russel"

''Terserah apa kata ayah.." Reinhard Russel segera menjauh dari pandangan Anthony dan menghilang di balik pintu.

**********

Sesaat setelah dua orang yang duduk di depan kemudi helikopter itu keluar, Mita segera membebaskan diri nya dari tumpukan barang-barang yang entah apa isi nya yang lumayan berbobot untuk membuat tubuh wanita perkasa itu pegal bukan main. Bagaimana tidak bersembunyi di antara tumpukan itu sungguh menyiksa bagi Mita.

Dia segera mengintip di balik kaca dan melihat keadaan sekitar yang mulai sepi. Beberapa saat Mita masih menunggu hingga dia yakin keadaan telah aman.

Dengan cepat dia keluar dari dalam helikopter dan segera bersembunyi di antara semak-semak.

Tatapan nya masih fokus pada pintu masuk kastil yang tidak tertutup sempurna.

"Jika aku menyelinap masuk ke dalam sana lewat pintu itu, apakah aman?? " tanya Mita pada dirinya sendiri.

Tak lama beberapa orang lelaki berbadan besar keluar dari pintu tersebut dan segera mengeluarkan barang-barang dari dalam helikopter yang sempat di tumpangi Mita.

Mereka membawa barang-barang itu dengan sangat hati-hati dan memasukkan nya ke dalam bangunan kastil.

Entah berapa lama Mita memperhatikan kegiatan tersebut. Hingga sebuah ide terlintas di kepalanya.

Dengan mengendap-ngendap dia menyusuri padang semak demi berkeliling bangunan kastil yang cukup besar tersebut.

"Semestinya bangunan tua ini tidak hanya memiliki satu pintu masuk.. " pikir Mita yang kini sudah berada di balik pohon besar dekat bagian belakang Kastil.

Di balik pohon besar itu Mita mulai kembali mengamati bangunan kastil tua.

"Itu dia.. "

Yaa Mita berhasil menemukan suatu pintu masuk lain pada bangunan Kastil. Sebelum mendekati pintu itu, Mita masih harus tetap waspada terhadap sekitarnya. Dan beruntung baginya tidak menemukan satu pun orang yang akan menggangu rencananya.

"Sial.. ! " maki Mita saat mendapati pintu yang di gembok.

Dia tidak dapat masuk dengan mudah ternyata.

Tapi Mita tidak habis akal untuk bisa membuka pintu itu.

Dia menemukan sebuah batu yang cukup besar di dekat pohon besar. Benda keras dan lumayan besar itu di gunakan nya untuk menghantam gembok itu.

Satu kali

Dua kali

"Ahh sial... Kenapa tidak bisa? "

Lagi. Mita terus mencoba nya dan dia berhasil juga.

Kegelapan segera menyambutnya saat pintu berhasil terbuka.

Dengan mengesampingkan keraguan nya, Mita menerobos kegelapan tersebut . Dia terus berjalan lambat dengan penuh waspada.

Hingga suatu keremangan cahaya menyusup di balik celah angin cukup membantu nya untuk menjelajah tempat yang berdebu dan penuh sarang laba-laba itu.

langkah Mita terhenti saat dia mendengar suara orang-orang yang berbicara dengan bahasa asing. Mita jelas mengerti dan memahami apa yang di ucapkan orang-orang itu.

Mita masih tetap diam di sudut yang tak terlihat yang cukup dekat dari ruangan orang-orang berkumpul.

Setidaknya Mita cukup memperoleh informasi penting dari posisinya berada kini.

**********