Chereads / Jake and Flora / Chapter 45 - Hurt Me

Chapter 45 - Hurt Me

AUTHOR POV

Pernikahan sederhana antara Mita dan Anthony sudah berlangsung di catatan sipil.  Malam harinya di adakan acara makan malam di Mansion dengan mengundang banyak sekali tamu dan kolega. 

Tidak ada satupun tamu undangan yang dikenal Flora selain Joseph dan Rosita.

" Mita .. Hai Selamat ya akhirnya kamu menikah juga. Aku benar-benar tidak menyangka jika saat ini akan terjadi . Kau tahu aku sangat senang saat kau mempercayakan aku untuk membuatkan gaun pengantin untukmu ya walaupun gaun ini sangat sederhana tapi aku cukup bangga membuatkannya untukmu Nyonya Xander "

Itulah ucapan yang terlontar dari mulut cerewetnya Rosita .

" Terima kasih Rose. Gaun ini memang sangat indah. Terimakasih juga karena anak buah mu juga sudah  mendandani aku hingga secantik ini" ucap Mita. 

"Maafkan aku karena mengirim anak buahku untuk mendandani mu , harusnya aku yang melakukannya. Tapi sungguh aku tidak bisa karena Angga , anakku sedang sakit, demam nya sangat tinggi Untung saja tadi demamnya sudah turun jadi aku dan Joseph bisa datang ke acara ini" ucap Rosita dengan sedikit penyesalan.

Sementara itu dari sudut lain . Flora dan Jake sedang duduk di meja makan sambil memperhatikan pasangan pengantin yang baru saja meresmikan hubungan mereka.

" Jake.." dengan pelan Flora memanggil suaminya itu.

" Yaa Princess . Ada apa ? kau perlu sesuatu?"  ucap Jake.

Flora menggeleng pelan .

"Tidak. Hanya saja coba kau lihat keluarga kita seakan lengkap Disini, tapi andai saja Catty ada di tengah-tengah kita pasti semuanya akan menjadi jauh lebih bermakna dan membahagiakan.. "

Mendengar ucapan Flora , seketika membuat Jake merasa bersalah karena sudah kejam tidak memperbolehkan Catty untuk datang ke New York barang sehari saja untuk melihat pernikahan Anthony dan juga Mita.

Bukan Jake Tak Ingin Catty melihat kebahagiaan yang saat ini mereka rasakan, Jake hanya tak ingin masa penyembuhan Catty terhambat.

Bagaimanapun Jake hanya ingin kondisi mental Catty cepat pulih walaupun caranya agak kejam tapi Jake merasa hal itu perlu .

"Catty... Maafkan uncle Jake " lirik Lelaki itu dalam hati. 

***********

Ke esokan harinya.

Pagi itu setelah selesai makan pagi bersama,  Anthony dan Mita  langsung berangkat untuk berbulan madu dengan menggunakan pesawat jet yang sudah disediakan oleh Jake, rencananya mereka akan berbulan madu ke Maldives. Jake juga sudah menyiapkan Resort untuk mereka memadu kasih .

"Kau yakin akan melepas kami untuk berbulan madu?  Kau saja belum pernah bulan madu dengan istri mu " gurau Anthony membuat Jake melirik ke arah Flora yang tersipu memerah.

Wajah Flora yang memerah merona begitu menggemaskan bagi Jake. Dan rasanya Jake ingin langsung menerkam istrinya itu. 

"Kami sedang menunggu waktu yang tepat untuk honeymoon.  Iyakan princess? " tanya Jake kembali melirik ke arah Flora. 

Hal itu semakin membuat Flora tersipu. Dia menggigit bibir bawahnya dan menundukkan wajah nya menyembunyikan ekspresi luar Biasa yang di tampilkan wajah nya yang tiba-tiba menginginkan sentuhan Jake lagi.

Lagi? 

Yaa sentuhan yang harus tertunda karena bercak darah di sepray tempo hari.  Karena hal itu Jake tidak lagi menyentuh Flora karena mengira jika Flora sedang dalam masa halangan. 

Jake sempat frustasi karena harus menahan dirinya untuk bercinta sementara waktu. Flora pun sama frustasinya dengan Jake. Dia sudah sangat kecanduan sentuhan Jake dan penyatuan mereka yang luar biasa nikmat.

Flora sempat Mengira jika dia memang mendapatkan haid walaupun hanya setetes.  Tapi setelahnya Dia tidak mendapatkan nya lagi. 

Flora di buat bingung dengan periode nya kali ini.  Bagaimana tidak,  periode kali ini hanya berselang beberapa minggu dan volume darah yang keluar hanya sedikit.  Setetes. Flora tak pernah mengalami hal itu sebelumnya .

Apa kah terjadi sesuatu dengan dirinya?  Atau kah ini hanya faktor stress? 

Flora sudah berencana untuk memeriksakan dirinya ke dokter secepatnya. 

"Semoga honeymoon nya   menyenangkan Ayah" ucap Jake.

"Tentu saja akan sangat menyenangkan" ucap Anthony. 

"Terima kasih son karena kau sudah menyiapkan semuanya untukku dan juga untuk Ibu baru mu "

"Ya ayah.. " ucap Jake tersenyum tulus. 

"Sepulang kami dari bulan madu,  kau sudah harus mempersiapkan rencana honeymoon kalian. Jangan lupakan itu  son " ucap Anthony sambil menepuk pundak Jake. 

"Itu pasti ayah.." ucap Jake yang kembali memandangi Flora.

Terbersit sedikit penyesalan di benak Jake karena keinginan honeymoon mereka yang masih belum terlaksana.

Masalah pekerjaan selalu menjadi alasan utama karena Jake bertanggung jawab penuh atas dua group perusahaan yang kini berada dalam pengawasannya. 

Selain itu juga karena ada beberapa konflik yang terjadi dan hal itu sempat mempengaruhi hubungan rumah tangga Jake dan Flora yang baru saja dimulai.

Namun sekali lagi , kekuatan cinta dari sang Ilahi yang selalu menguatkan hati antara Jake dan Flora akhirnya semua masalah dapat terselesaikan hanya dengan merasakan betapa dahsyatnya cinta itu di hati .

**********

Jake sudah kembali ke kantor dan mengurusi semua pekerjaan yang seperti tak pernah ada habisnya itu. 

Meski sudah kembali beraktifitas seperti biasa,  Jake masih harus di pantau keadaan nya oleh dokter George yang mengharuskan Jake membawa ventilator kemanapun.  Karena kondisi kesehatan organ paru-paru Jake belum benar-benar menunjukkan kesembuhan seratus persen. 

"Jake..  " ucap Flora yang sudah memeluk Jake manja dari belakang. 

Hal itu membuat Jake terkekeh geli.  Bagaimana tidak tingkah laku Flora beberapa hari ini berubah lebih manja. Dia juga lebih sensitif dan membuat Jake kebingungan karena nya. 

"Jangan menggodaku sepagi ini princess. Kau tentu tau apa yang akan terjadi setelah nya "

Jake yang sudah membalikkan tubuhnya hingga saling berhadapan dengan istri mungil nya itu. 

"Aku hanya ingin memeluk mu saja " ucap Flora manja dan kembali memeluk Jake , menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik suaminya itu dan menghirup aroma yang menguar dari tubuh Jake sebanyak yang dia bisa menyimpan nya di dalam memorinya. 

Aroma yang sungguh menenangkan.

"Pelukan mu di pagi ini sungguh menggoda iman ku huh.  Kau tentu tau jika aku harus berusaha menahan diriku untuk tidak menyentuh mu "

Yaa Jake harus bergulat hebat dengan hawa napsunya untuk lebih bersabar menunggu masa periode Flora selesai. 

Mendengar perkataan Jake membuat Flora tersenyum sekaligus merasa tak tega melihat Jake tersiksa dengan hasratnya. 

Flora pun sesungguhnya masih bingung dengan periodenya kali ini.  Terkesan tersendat-sendat . Setetes.  Yaa hanya setetes darah yang menurut perkiraan Flora menandakan jika dia sedang dalam masa haid.  Yang arti nya masa halangan untuk bercinta. 

Dua kali dia mendapati hal itu dalam rentang waktu beberapa minggu.  Dan itu sungguh membingungkan Flora. 

"Jake boleh Flo ikut ke kantor mu hari ini? 

Flo janji tidak akan mengganggu pekerjaan Jake"

Jake tersenyum sambil mengacak-acak rambut hitam Flora. 

"Sebaiknya kau kuliah saja princess. Ingat kau sudah lama sekali bolos" ucap Jake .

Yaa beberapa minggu Flora sempat bolos dari dunia pendidikanya saat dia menunggui Jake sekian lama di rumah sakit hingga kembali lagi ke mansion untuk menjalani rawat jalan sesuai keinginan Jake. 

"Jadi Jake melarang Flo begitu.. " ucap Flora dengan suara bergetar. 

Matanya sudah berkaca-kaca dan wajahnya  sudah cemberut. 

Lagi. Jake harus menemui perubahan sikap Flora yang kelewat berlebihan.  Bagaimana tidak dia sudah hampir menangis hanya karena keinginan nya tidak di penuhi Jake. 

"Bukan begitu sayang..  Aku hanya.. "

Belum sempat Jake menyelesaikan

kata-kata nya, Flora sudah berlalu meninggalkan Jake yang masih kebingungan dalam menghadapi Flora yang mendadak jadi labil. 

"Princess tunggu.. " ucap Jake lagi saat mencoba menahan Flora yang sudah berdiri di depan pintu lift. 

"Dengar kan dulu penjelasan ku " ucap Jake. 

Ting

Pintu lift terbuka dan nampak lah Kondrad di sana. 

Tadi nya Flora ingin berontak dari cengkraman Jake yang menahannya,  tapi entah mengapa saat melihat Kondrad seolah mampu mengurungkan emosi Flora yang siap berdebat dengan Jake. 

"Maafkan saya Tuan..  Nyonya.." ucap Kondrad. 

"Ada apa? " tanya Jake singkat. 

*********

Jake dan Flora mengikuti Kondrad berjalan ke arah gudang yang berada di lantai dasar bangunan Mansion.  Mereka terus berjalan hingga mendapati suatu lemari tua besar.  Kondrad meraih sesuatu di balik kantung nya. 

Sebuah kunci. 

Kemudian Kondrad menggunakan kunci itu untuk membuka lemari tua itu. 

Krekkk

Pintu lemari mulai terbuka sempurna.  Tebak apa yang terdapat di dalam nya ?

"Bisa kau jelaskan? " ucap Jake sambil memandang Kondrad dengan ekspresi dingin nya. 

"Wanita itu ada di balik cermin besar ini " penjelasan Kondrad sungguh membingungkan Jake. 

Begitupun dengan Flora. Dia sama bingung nya dengan Jake. 

Segaris senyum terukir di wajah datar Kondrad.  Dengan pelan dia mendorong cermin besar itu dan terlihat lah suatu lorong sempit dan ada pintu lagi. 

"Semua jawaban ada di balik pintu itu" ucap Kondrad menjelaskan sebelum Jake atau Flora bertanya lagi. 

"Mari ikuti saya " ucap Kondrad lagi. 

Lelaki itu kembali menggunakan kunci untuk membuka pintu itu dan terlihatlah anak tangga menurun ke bawah. 

"Kita akan turun ke ruang bawah tanah" ucap Kondrad.

Seketika Jake merasa deja vu. Seperti menemukan kepingan masa kecil yang sudah lama terlupakan. 

Kini mereka bertiga sudah menginjakkan kaki pada ruang bawah tanah di Mansion keluarga Xander. 

Terlihatlah tong-tong besar yang entah apa isinya.  Di sana ada banyak rak yang menyimpan berbotol-botol minuman anggur. 

"Yaa dulu aku pernah mendapatkan tempat ini" ingat Jake pada masa kecil nya.

Mereka bertiga terus berjalan melewati rak-rak penyimpanan anggur hingga mereka kembali memasuki suatu lorong sempit yang ujung nya terdapat suatu ruangan yang di pagari jeruji besi. 

Seorang wanita setengah baya dengan penampilan yang sangat berantakan duduk termenung di sudut ruang yang sempit itu. 

"Suatu kehormatan Tuan dan Nyonya Xander datang ke sini untuk melihat ku "

Flora sangat mengenal suara itu. Dia menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatan nya. Dan benar saja wanita yang selama ini menjadi buronan itu telah ada di hadapan nya. 

Tes

Flora kembali meneteskan airmata saat melihat kondisi wanita itu.  Dia sangat membenci wanita itu yang telah memporak-porandakan hidupnya. Hidup kedua orang tuanya.  Dan wanita itu juga pernah menyebabkan Jake hampir meregang nyawa demi menjadi sasaran tembak agar Flora selamat. 

Flora begitu murka dengan kenyataan jika orang yang dia hormati selama ini berlaku sekeji itu demi uang dan kekuasaan. 

"Kau terlihat sangat bahagia Flo.. " ucap wanita itu yang sudah berdiri dan berjalan mendekat. 

Sangat dekat.

Hingga berada di hadapan Flora dan Jake tanpa rasa takut ataupun malu. 

"Harusnya kemarin ku tembakkan saja lebih banyak peluru pada suami mu ini.  Jika dia mati maka kau akan semakin kehilangan.  Dan kesepian. Karena orang-orang yang kau cintai satu persatu pergi karena kesialan yang kau miliki.. "

"Cukup tante..  " ucap Flora dengan suara bergetar. 

Jake yang sedari tadi memegangi tangan Flora bisa merasakan jika Flora hampir tak bisa mengontrol emosi nya. 

"Kejahatan tante Sarah harus berakhir.  Aku akan memastikan hal itu"

"Ahahahahahahahha"

Tawa Sarah menggelegar.

"Dalam angan mu.  Aku tak akan kalah semudah ini " ucap Sarah yang memandang Flora dengan congkaknya. 

Flora semakin mengeratkan pegangan nya di tangan Jake. Terlihat sekali jika dia sudah sangat emosi. 

"Tadi nya Flo sudah ingin memaafkan tante.  Tapi Flo sama sekali tidak melihat itikad baik dari pernyataan yang tante katakan dan.. "

"Aku tidak perlu maaf dari mu.  Cihh aku tak sudi" ucap Sarah cepat memotong ucapan Flora. 

"Tidak kah tante sadari.. " tubuh Flora melemah dan hampir ambruk.

Beruntung Jake segera menahannya dan membawa Flora dalam gendongan nya. 

"Kondrad..  Bereskan wanita itu. Kirim balik dia ke Indonesia dan pastikan jika dia akan membusuk dalam penjara " ucap Jake sebelum pergi sambil membawa Flora dalam gendongan nya. 

*********

Jake membaringkan Flora di ranjang dalam kamar mereka. 

Jake masih menatap sendu pada wanita yang kini terbaring lemah dengan wajah pucatnya.

"Princess..  Kau harus kuat" bisik Jake.

Dia mendaratkan kecupan hangat pada kening Flora dan turun ke bagian yang kenyal dan berwarna pink pucat itu. 

Cup

Jake mengecupnya sekilas .

"Istirahat lah sayang.  Aku akan ke kantor sebentar.  Aku janji secepatnya akan kembali menemui mu"

Setelah berkata seperti itu, dengan pelan Jake mencoba bangkit dari sisi ranjang di mana dia sempat duduk. 

Tapi saat dia akan melangkahkan kaki menjauh, sebuah tangan mungil nan halus menahannya. 

Langkah Jake tertahan dan reflek dia langsung menoleh ke belakang .

"Jangan pergi.. " ucap Flora pelan. 

Jake tersenyum dan kembali duduk di sisi pembaringan Flora. Dengan lembut dia mengelus wajah istrinya itu. 

"Hanya sebentar princess aku janji"

"Tidak. Flo mohon. Temani Flo di sini"

Jake sempat merasa bingung melihat tingkah Flora yang berubah-ubah dalam hitungan jam saja.

"Sayang. Tolong mengerti lah.  Hari ini ada meeting penting" ucap Jake mencoba menjelaskan berharap Flora bisa mengerti. 

Tapi di luar dugaan, wanita itu malah memunggungi Jake. 

Dia marah huh.. 

"Sayang.. Please..  Aku janji hanya sebentar " rayu Jake. 

"Pergilah.  Kau memang tidak sayang dengan Flo..  Hiks.. Hikss"

Flora yang sudah sesegukan itu sungguh membuat Jake frustasi.  Bagaimana mungkin dia harus menuruti sikap kekanakan Flora sementara meeting penting tentang proyek bernilai jutaan dollar harus di abaikan. 

"Princess..  Sayang.. " ucap Jake yang kini sudah memutari ranjang demi bisa memandang wajah istrinya. 

"Pergilah..!!" ucap Flora yang kembali berbalik memunggungi Jake ke arah lain. 

Jake di buat gemas dengan tingkah Flora. 

Akhirnya Jake memilih keluar dari kamar. Dia berdiri di sisi kolam renang outdoor dan menghubungi Daisy. 

Jake menunda rapat penting tersebut.  Entah bagaimana tanggapan rekan bisnis nya.  Jake seolah sudah mempersiapkan diri jika dirinya akan di cap tidak profesional atau akan ada kemungkinan terburuk yaitu pembatalan kerja sama yang akan mengakibatkan kerugian jutaan dollar. 

"Persetan dengan jutaan dollar jika istriku tidak bisa ku bahagiakan " ujar Jake yang kembali masuk dan ingin kembali membujuk Flora. 

Kini Flora sedang duduk sambil bersandar pada kepala ranjang. Dia memandang tajam ke arah Jake. 

"Kenapa masih di sini?  Pergi ..!! " ucap Flora ketus.

Jake semakin mendekati ranjang. Dia berdiri di sisi ranjang sambil melepaskan jas dan dasinya.

Dia menggulung lengan kemeja nya hingga ke siku dan melihat semua itu entah mengapa Flora merasa bergairah.

"Aku tidak akan ke kantor hari ini.  Aku akan menghabiskan waktu menemani istri ku yang cantik"

Flora di buat merona mendengar ucapan Jake. 

" Gombal. "

"Aku tidak gombal sayang.  Aku serius.  Aku tak ingin kau marah dengan ku.  Kau tau aku merasa sakit jika melihat kau bersedih " ucap Jake yang kini sudah duduk di sisi Flora.

Flora menatap Jake lekat.  Tanpa malu jemari lentik nya  sudah menyentuh tangan besar Jake. Kepala nya sudah menyandar pada dada bidang Jake. 

"Terimakasih" ucap Flora.

"Kau tak marah lagi kan? "

Flora menggeleng. 

"Kenapa? Bukan kah aku sudah memenuhi keinginan mu princess ?"

Flora menegakkan tubuhnya. Dia tersenyum jahil ke arah Jake. 

"Kau bilang akan memenuhi keinginan ku? "

"Ya apapun " Jawab Jake pasti. 

Flora kembali tersenyum genit dan itu membuat Jake merasa aneh.  Tidak seperti biasanya Flora begini. 

"Aku ingin bermain dengan Jake junior" ucap Flora yang sudah memegangi bukti kejantanan Jake dan meremasnya. 

"Tidak princess.  Bukan kah masa periode mu belum selesai.. "

Flora segera menggeleng dan mengecup singkat mulut Jake. 

Dengan cepat Flora sudah duduk di pangkuan Jake dengan posisi saling berhadapan. 

"Seharusnya masa periode ku masih lama. Tapi entah mengapa masa periode ku akhir-akhir ini tak lancar dan sedikit aneh"

Jake sama sekali tak mengerti apa yang di katakan Flora. 

Mereka saling pandang dengan pemikiran masing-masing. 

"Aku ingin melanjutkan yang kemarin tertunda" ucap Flora manja. 

"K.kau yakin? " tanya Jake ragu. 

"Flo tak pernah seyakin ini "

Flora sudah mendominasi permainan.  Sampai Jake masih kebingungan dengan Flora yang tiba-tiba sangat liar padahal tadi dia sempat melemah dan terlihat sakit.  Tapi lihatlah sekarang . Flora sudah berubah begitu cepat . Dia sangat pintar menggoda Jake dan mereka mencapai kepuasan secara bersamaan saat gelombang birahi itu menerjang keduanya. 

"Aku mencintai mu istriku " ucap Jake yang sudah berada di dalam selimut yang sama bersama Flora dalam keadaan telanjang bulat. 

Percintaan panas yang terjadi pagi itu sungguh sangat nikmat di rasa bagi kedua insan itu setelah beberapa waktu lalu harus berpuas dengan kefrustasian karena hasrat yang harus di tunda. 

***************

FLORA POV

Entah apa yang terjadi diriku.  Aku menjadi lebih sensitif dan mood ku selalu berubah-ubah.  Yang lebih parah lagi aku hampir tak bisa mengontrol diri saat emosi ku sedang labil.

Yaa aku marah-marah tidak jelas atau menangis hanya karena hal kecil.  Aku merasa kasihan dengan suamiku itu karena dia selalu menjadi sasaran kelabilan ku.  Bisa ku lihat pengendalian diri yang luar biasa dari Jake yang bisa sabar menghadapi ku dan mau saja menuruti keinginan ku meski itu tidak masuk akal. 

Seperti kemarin dia rela tak menghadiri meeting penting dan harus mengalami kerugian jutaan dollar karena menemani ku seharian di kamar. 

Aku mengetahui hal itu dari om Joseph.  Yaa lelaki tua kepercayaan ku itu turut ikut andil dalam mengurus Kesuma Group yang kini sudah melebur dalam Xander group.  Dia selalu memberikan informasi pada ku mengenai berjalan nya perusahaan dari hari ke hari. 

Jadi meskipun aku tidak ikut serta mengawasi perusahaan,  aku masih bisa tau perkembangannya dari om Joseph. 

Sudah dua hari ini Jake sudah kembali ke kantor. Sesungguhnya aku masih tak ingin dia kembali bekerja.  Selain karena aku masih mengkhawatirkan kesehatannya, aku juga ingin dia selalu di dekat ku.  Entah mengapa aku jadi manja saat bersama nya. 

Aku pun sudah kembali kuliah lagi setelah sekian minggu bolos.  Aku memang banyak ketinggalan dan sangat melelahkan jika harus mengejar ketertinggalan ku.

Beruntungnya aku memiliki sahabat seperti Sisilya yang berbaik hati menyalin kan catatan nya untuk ku.  Dia juga rutin memberi kan ku info jika ada tugas yang harus di kerjakan. 

***********

Hari ini Jake menjemput ku di kampus dan mengajakku langsung pulang ke Mansion. 

"Kau tidak kembali ke kantor? " tanya ku. 

"Tidak ada yang harus ku kerjakan" jawab Jake datar. 

Pandangan nya terfokus pada jalan yang agak ramai.

Aku merasa ada sesuatu  yang terjadi entah apa itu.  Yang jelas Jake terlihat berbeda. Dia banyak diam dan terlihat banyak pikiran. 

Apakah karena aku ??

*********

Aku baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambut ku di depan meja rias.  Ku lihat Jake sudah segar dengan pakaian santai nya. Dia masih sama seperti tadi. Terus diam dan menyisakan tanda tanya besar bagi ku. 

Ada apa?? 

Ku lihat Jake berdiri di tepian kolam renang dengan mondar-mandir tidak jelas.

Aku menggelengkan kepala ku melihat suami ku terlihat uring-uringan.  Dia seperti bukan Jake yang ku kenal yang selalu tenang.

"Jake.. " panggil ku yang telah mendekati nya ke arah kolam renang. 

Dia berbalik ke arah ku.  Dia masih diam.  Tapi tatapan nya ke arah ku terlihat aneh. 

"Jake kau kenapa? "

Dia mendekati ku dan menatap ku lekat.  Dapat ku rasa sentuhan lembut tangannya membelai wajah ku. 

Dia memeluk ku erat dan aku semakin bingung dengan kediamannya. 

"Ada apa  ?"

"Tidak ada apa -apa? " ucap nya. 

Entah mengapa perkataan singkatnya tidak memuaskan bagiku. 

"Sebenarnya ada apa ?"  tanya ku lagi. 

"Aku akan merindukan mu. Sangat"

Ucapan nya kali ini entah mengapa terasa membekukan perasaan ku.  Terasa miris.

Jake melepaskan pelukan nya pada ku.  Kami kembali bertatapan dengan pemikiran masing-masing. 

"Besok..  Aku akan keluar negeri "

"Benar kah? " tanya ku ragu. 

" Ya.  Aku berharap kau mengijinkan ku.  Ini sangat penting"

"Berapa lama? " tanya ku lagi.

"Mungkin 2 hari atau 3 hari.  Bisa jadi seminggu atau lebih.  Aku tidak bisa memastikan "

Entah mengapa aku menangkap keraguan dari perkataan Jake.  Aku rasa ada hal yang tidak beres telah terjadi. 

"Boleh kah Flo ikut? "

"Tidak.. " ucap Jake cepat menolak ku. 

Tes

Tanpa di perintah airmata ku telah lancang turun membasahi wajah ku.  Aku sangat cengeng sekarang. 

Jake langsung memeluk ku dan menenangkan ku yang telah terisak. 

"Maafkan aku.  Aku janji tidak akan lama. Aku akan kembali setelah semua nya selesai"

Ucapan Jake terdengar memilukan.  Ini memang kali pertama Jake pergi ke luar negeri selama masa pernikahan kami. 

Harus nya aku bisa berlapang dada dengan semua itu.  Toh dia pergi karena urusan bisnis dan demi masa depan kami juga.  Tapi entah mengapa aku seakan tak rela dia pergi tanpa membawa aku. 

Aku benar-benar penasaran, seberapa penting kah urusan nya itu hingga dia harus keluar negeri dan meninggalkan ku di sini. 

*********

Semenjak kepergiannya tiga hari yang lalu,  Jake sama sekali belum mengabari ku. Bahkan aku tidak dapat menghubungi nya sama  sekali. 

Apakah urusan nya di sana sangat menguras waktu hingga dia tidak sempat menghubungi ku? 

Ataukah dia lupa jika telah memiliki istri kecil yang selalu menantikan kabar tentang nya? 

"Hai Flo..  Kau mencari ku? " tanya Om Joseph yang ku temui di rumah nya tepat di atas butik tante Rosita.

"Iya om.. "

Aku pun akhirnya menanyakan tentang Jake pada om Joseph.  Aku menceritakan semua yang terasa aneh dan di luar dugaan ku , om Joseph nampak bingung dengan perkataan ku. 

"Aku tidak bisa memberikan penjelasan apapun saat ini Flo.  Maaf kan Om.  Tapi om akan selidiki semua nya"

Aku sempat kecewa mendengar penuturan dari om Joseph. 

"Suami mu pasti memiliki alasan untuk tidak menghubungi mu. Tenang lah"

Perkataan om Joseph tidak lah menenangkan ku. Aku malah semakin penasaran dan khawatir dengan Jake. 

Akhirnya aku memutuskan untuk pamit pergi.  Aku tidak langsung pulang tapi aku menjalankan mobil ku seorang diri ke tempat paman Selim dan bibi Aisya. 

Tidak seperti biasanya hari  ini tidak ada satu pengawal pun yang mengikuti ku. Aku sempat merasa aneh karena hal itu tapi mungkin itu lebih baik hingga aku bisa lebih leluasa bepergian kemanapun aku ingin. 

Saat aku sudah memarkirkan mobil ini pada halaman Mesjid yang luas,  ada suatu pesan masuk ke dalam  smartphone ku.

Dengan malas aku meraih benda itu dan membuka nya. 

"Selamat ulang tahun yang ke 19 my princess.  Maaf karena aku mengabaikan mu beberapa hari. Aku memiliki kejutan untuk mu.  Datang lah temui aku "

Aku tersenyum lega membaca pesan itu.  Rupanya Jake mengerjaiku.  Aku tak percaya dia masih ingat tanggal kelahiran ku.  Aku saja nyaris lupa jika hari ini aku bertambah usia menjadi lebih tua. 

Sebelum lamunan ku makin jauh, aku kembali di kejutkan dengan pesan kedua dari Jake yang memberitahu ku alamat tempat dia berada.

"Jake kau ada-ada saja.  Kenapa mesti main-main seperti ini "

Ya cara Jake menyenangkan ku kali ini tidak seperti biasanya.  Entah mengapa perasaan ku berubah menjadi..  Tak enak hati. 

Why? 

Seharus nya aku senang dan bahagia jika suami ku itu masih mengingat tentang diriku.  Apalagi dia sudah menyiapkan kejutan untuk ku. 

Tapi kenapa sekarang firasat ku bertolak belakang dengan kenyataan yang segera akan ku buktikan ?

Dengan bersemangat aku melakukan panggilan pada nomor Jake.  Tapi aku kembali kecewa karena nomor nya tak aktif . Aku terus mengulangi nya hingga aku kesal sendiri.

Kemudian aku memikirkan suatu cara untuk mencari alamat yang di kirimkan Jake.  Jujur aku tak tau di mana tempatnya. 

Tok

Tok

Ada seseorang yang mengetuk pintu mobil ini.  Aku tersenyum sambil membuka pintu.

"Flo kenapa lama sekali ? Ayo masuk ke rumah " ajak bibi Aisya. 

"Tadinya Flo ingin mampir dan belajar lagi.  Tapi.. Ada sesuatu.. " ucap ku ragu. 

"Tidak masalah sayang.  Jika kau masih belum siap belajar hari ini.  Masih ada hari esok" ucap bibi Aisya tersenyum. 

**********

Setelah pamit pergi dengan bibi Aisya aku memutuskan untuk pergi ke alamat yang Jake berikan. 

Dengan mengandalkan aplikasi google maps  aku menjalan kan mobil ini perlahan meninggalkan halaman Mesjid.

Alamat itu berada di luar kota New York.  Perlu waktu beberapa jam untuk menempuh perjalanan panjang.  Di mana aku harus melewati  jalan tol hingga meninggalkan kota New York dan memasuki kawasan perbukitan yang berkelok-kelok. 

Nekad.  Itu lah satu kata yang pantas ku dapat karena ini pertama kalinya aku menjalankan  mobil ku sejauh ini ke daerah luar kota yang jauh ku rasa. 

Kini rumah-rumah penduduk mulai terlihat jarang di daerah ini.  Jalanan di sini masih mulus tapi sangat sepi.  Aku mulai merasa was-was karena harus berada di daerah yang asing ini. 

Aku kembali menengok aplikasi google maps dan alamat yang ku cari sudah dekat.  Dengan pelan ku jalankan mobil ini hingga ku dapati sebuah bangunan tua bertingkat seperti kastil terlihat di kaki bukit nan hijau. 

Sepi.  Dan angker. 

"Apakah kau benar di dalam sana menunggu ku Jake? 

Menyiapkan kejutan untuk ku?? "

Entah mengapa langkah ku agak berat untuk berjalan mendekati bangunan kastil itu. 

Sepi. 

Tidak terlibat ada tanda-tanda kehidupan di sini. 

Dengan mengabaikan segala keraguan , aku mulai mendekatkan tangan ku untuk mengetuk pintu kastil itu. 

Krekkkkk

Belum sempat aku mengetuk nya. Pintu itu terbuka dengan sendirinya. Terbuka lebar dan kegelapan segera menyambutku. 

Aku sempat merinding menatap kegelapan di dalam sana.  Aku masih terpaku di depan pintu yang terbuka. 

Seketika aku semakin ragu untuk melangkahkan kaki masuk ke dalam sana .

Tapi kemudian aku kembali berpikir.  Apakah mungkin kali ini juga salah satu dari rencana Jake untuk mengerjaiku di hari spesial ku? 

Aku mencoba tersenyum dan dengan pelan memasuki kegelapan itu. 

Kemana lagi aku harus melangkah ?

Pelan namun pasti aku mulai menemukan suatu cahaya yang membentuk penerangan untuk jalan ku. 

Aku berjalan ke arah cahaya itu. 

Brakkkkkkkk

Aku sempat terkejut dan menoleh ke arah belakang. Pintu tadi tertutup dengan sendirinya.

Aku kembali merinding. 

Tega sekali Jake mengerjai ku untuk sebuah kejutan. Awas saja jika ku temukan dia nanti..!!

Cahaya dari obor yang tersusun berjejer di tembok itu benar-benar membantu ku sekarang.  Rasanya aku berada di dalam kastil sungguhan zaman dulu dengan penerangan seadanya.

Mengikuti cahaya yang ada aku menyusuri lorong ini hingga ku temukan suatu pintu kayu yang tinggi dan megah. 

Apakah kejutan ku di dalam sana? 

Apakah Jake tengah menanti ku di dalam?  Dan menyiapkan suatu yang tak biasa untuk membuat ku takjub?

Mengingat hal itu sungguh membuat ku bersemangat membuka pintu kayu itu.

Dengan pelan ku buka pintu itu. Hampir tidak terdengar suara decitan nya. 

Ku temukan suatu ruangan yang cukup terang dengan pencahayaan yang cukup baik dari sekedar obor di luar sana. 

Di ruangan ini terdapat benda-benda bergaya klasik. Di tengah-tengah nya terdapat ranjang besar bergaya klasik juga dengan kelambu sebagai hiasannya. 

Aku melihat siluet tubuh seseorang pada ranjang itu di balik kelambu . 

Apakah Jake berbaring di sana? 

Dengan pelan ku dekati ranjang itu dan ku singkap tirai kelambu itu. 

Apakah ada kejutan yang lebih manis dari ini?

Aku berharap setelah melewati kegelapan di lorong tadi aku akan menemukam suami ku dan ku dapatkan kejutan yang luar biasa membahagiakan. 

Tapi... 

Dengan langkah gontai dan deraian air mata aku berbalik menjauhi ranjang itu. Meninggalkan terang di ruangan ini dan kembali memasuki kegelapaan setelah ku lewati lorong itu. 

Aku sudah berhasil menggapai pintu keluar.  Dan ku temui langit yang mulai lelah di sore itu. 

Aku luruh ke lantai. Masih di depan pintu yang terbuka. Aku menangis dan meratapi kebodohan ku selama ini.

Harus nya aku tak pernah memberikan kesempatan itu.  Harusnya aku bisa lebih tegas pada hati ku yang lemah.  Harus nya aku bisa lebih kuat menahan rasa sakit untuk berpisah dan pergi. 

Tapi aku memang bodoh. Aku masih bertahan pada kerapuhan hubungan itu. Aku masih berharap akan ada secercah kebahagiaan bagi rumah tangga kami. 

Ini kesekian kalinya aku terjatuh ke dalam kekecewaan yang sama.  Tapi kali ini sangat lah dalam rasa sakit itu.  Terpampang nyata luka itu terlihat di hadapan ku.  Tanpa ada rekayasaa seperti yang ku rasakan pada kekecewaan yang lalu. 

Kenyataan yang begitu amat menyakitkan. Dan aku telah melihat nya. Lelaki yang ku cintai dengan setulus hati benar-benar telah mengkhianati ku. Dia terbaring bersama jalang itu pada ranjang yang sama berbagi selimut hangat.

Semenatara aku seketika membeku menahan perih nya kenyataan di depan mataku. 

"Kejutan yang sangat istimewa.. Terimakasih Jake.  Kau berhasil menghancurkan ku.."

Dengan sisa kekuatan yang masih ada aku menyeret tubuh lelah ku melangkahkan kaki-kaki ku menjauhi kastil terkutuk itu. 

*******

Aku hancur. Sehancur-hancurnya.  Sakit yang kini ku rasa terasa berkali lipat menghujam ku.  Dan mungkin hanya hitungan waktu saja rasa sakit itu akan mampu menjadi penyebab kematian jiwaku. 

Aku memandang nanar pada kamar ini. Ada banyak kenangan manis tersimpan di setiap sudutnya.  Harus nya aku pergi jauh dari semua hal yang berkaitan dengan Jake.  Tapi aku tak mampu melangkah pergi.  Meski sudah tak ada lagi alasan untuk ku bertahan di sini. 

Tok

Tok

Ada seseorang yang mengetuk pintu kamar. Entah mengapa aku masih berharap jika itu adalah Jake. 

Tapi jika itu Jake,  dia tidak akan mengetuk pintu.  Dia akan langsung masuk dan mencari ku. 

Ahh kenapa aku selalu memikirkan lelaki yang menjadi sumber kesakitan ku. 

Dengan malas aku melangkah mendekati pintu itu. Dan benar saja.  Bukan Jake yang berada di balik pintu.

"Nyonya saya membawakan makanan untuk anda " ucap bibi Margaretha.

Dia masuk ke dalam kamar dan meletakkan nampan berisi makanan dan minuman di atas nakas.  Makanan itu  terlihat menggiurkan tapi tetap tidak menarik selera makan ku. 

"Makan lah nyonya.. Saya permisi dulu "

Aku hanya diam dan masih berdiri di depan pintu hingga bibi Margaretha menghilang di balik pintu lift. 

Aku melangkah pelan mendekati sofa dan duduk di sana. Biasanya aku dan Jake akan menonton acara televisi di sini. Kami akan duduk bersisian dan dia akan memeluk tubuh ku dengan sayang. 

Tes

Mengingat hal itu sungguh menyakitkan hatiku lagi dan lagi. 

Ketika aku akan bangkit dari sofa ini,

Pandangan ku menangkap suatu map di atas meja kaca.  Aku baru saja melihat nya dan langsung meraihnya.

Aku membawa map itu ke dalam kamar dan membuka nya. 

Tes

Aku kembali menumpahkan airmata untuk kesekian kalinya. 

Surat dari  pengadilan. Surat cerai yang sudah di tanda tangani Jake lengkap dengan cap jempol milik nya. 

Apakah arti dari semua ini? 

Mungkin kah sekarang saat nya aku menyerah? 

Aku memegangi dadaku yang terasa sangat sesak dan sakit. 

Yaa Tuhan cobaan apa lagi ini ?

Mengapa harus seperti ini? 

Harus kah kami berpisah dengan cara yang semenyakitkan ini? 

Mengapa kau tidak mempertahankan ku Jake? 

Mengapa kau memperlakukan aku seperti ini? 

Kau sakiti aku berkali-kali.  Tapi kau juga membujuk ku ribuan  kali hingga aku luluh dan kembali jatuh bangun. 

Sakit. Itu lah kata yang mampu melukiskan perasaan ku saat ini.  Karena aku tak bisa menjabarkan lagi bagaimana hancurnya kepingan hati ku saat di tampar secara bertubi-tubi oleh kenyataan.

Yaa kenyataan jika Jake telah benar menipuku.  Kenyaatan jika Jake ingin aku pergi dari nya dengan perceraian ini. 

Aku kembali luruh ke lantai marmer di kamar ini.  Aku hampir tak sanggup menguasai diriku yang di rundung kesedihan tak berkesudahan ini.

Dengan penuh perjuangan aku menyeret tubuh lemah ku ke arah laci. Ku kuatkan diriku untuk bangkit meski sulit.  Alhasil aku hanya bisa setengah duduk dan mengapai pulpen di dalam laci. 

Dengan derai air mata ku tatap lagi surat cerai itu.  Dengan tangan gemetar, ku torehkan tanda tangan ku di atasnya.

"Aku menyetujui perpisahan ini jika memang kau tidak menginginkan ku lagi. Aku bebaskan kau pada pilihan mu yang sesungguhnya"

"Selamat tinggal Jake.  Aku mencintaimu". 

Dunia ku telah hancur.  Segala harapan telah musnah.  Aku kalah dalam mempertahankan mahligai ini.  Aku menyerah untuk bertahan.  Dan aku kini sendirian memeluk kesakitan abadi ini. 

Good bye my prince.  I will always love you forever.. 

*******************************