Chereads / Jake and Flora / Chapter 46 - In The Castle

Chapter 46 - In The Castle

JAKE POV

Hari ini aku kembali lagi bergelut pada pekerjaan di perusahaan yang tak pernah ada habisnya. Apalagi semenjak Kesuma Group ikut melebur dalam Xander Group aku harus meningkatkan lagi perhatian dan tanggung jawab ku.

Beruntung si tua Joseph masih mau membantu ku di sini. Aku juga sangat berterimakasih pada Ayah Anthony, Kondrad dan Daisy yang telah menangani perusahaan selama aku tak berdaya saat perawatan pasca penembakan beberapa minggu yang lalu.

Kemarin aku harus mengalami kerugian jutaan dollar karena di anggap tidak kompeten oleh rekan bisnis yang membatalkan kerja sama. Bagi ku tak masalah jika aku harus mengutamakan kepentingan istriku toh rejeki sudah di atur yang maha kuasa, manusia hanya bisa berencana dan berusaha.

"Permisi Tuan.. Ada kiriman paket untuk anda " kata Daisy yang baru saja masuk ke dalam ruangan ku.

"Dari siapa? " tanya ku.

"Tidak ada keterangan pengirimnya Tuan " jelas Daisy.

Seketika aku kembali teringat dengan sesuatu. Yaa dulu aku pernah mendapat kiriman paket yang tak jelas pengirimnya.

"Ya sudah. Kau boleh pergi " ucap ku.

Aku memandang penuh selidik pada paket yang ada di atas meja kerja ku.

Dengan malas aku membukanya. Terlihat bukan sesuatu yang mencurigakan. Dan tidak ada pesan yang mengancam.

Huft

Aku sedikit lega.

Ku raih kepingan dvd itu dan segera ku liat isi nya pada layar monitor.

"Hai adik.. "

Seorang lelaki berpakaian serba hitam muncul pada rekaman yang ku lihat.

"Mungkin kau akan bingung saat melihat ku. Yaa aku Russel. Aku adalah anak ayah juga. Aku adalah kakak mu. Selisih usia kita hanya beberapa bulan saja"

Kakak? Aku punya saudara? Setahu ku aku adalah anak tunggal ayah. Tapi apakah mungkin di masalalu ayah memiliki hubungan dengan wanita lain sebelum menikahi ibu ku?

Mungkin kah ini ada hubungan nya dengan kecurigaan ku selama ini?

"Jangan ragu pada kenyataan jika kita memang saudara satu ayah" ucap nya lagi.

Lelaki dalam video ini memiliki rambut hitam gondrong bergelombang dengan mata biru terang.

Hey mata itu terlihat mirip dengan ayah Anthony !!

Apa benar dia anak ayah juga?

Saudara ku?

"Adik.. Kau tau, aku sangat marah saat mengetahui ayah menikah lagi. Aku tidak terima akan hal itu. Akhirnya aku mengagalkan rencana bulan madunya dan membawa nya bersama ku" ucap lelaki itu.

Apa maksudnya?

Kemudian video itu mengarah ke suatu sudut ruangan. Di sana sudah ada seseorang lelaki tua yang terikat pada kursi kayu dengan banyak sekali bahan peledak yang terpasang di tubuh nya.

"Ayah.. " desis ku tak percaya.

"Aku rasa akan meledak kan ayah kita dalam dalam 72 jam ke depan. Hahahahah"

Brengsek. Jika benar dia anak biologis ayah ku, kenapa dia harus melakukan hal gila ini??

" Tapi aku tidak sejahat itu. Jika saja kau dapat temukan dia dan menjadi pahlawan untuk menyelamatkan nya "

Sialan..!!

" Adik... Aku sudah tuliskan alamat ini pada paket yang aku kirim. Datang lah kemari. Selamatkan ayah kita"

Aku kembali mencari-cari pada paket tersebut tapi aku tidak menemukan petunjuk apapun mengenai alamat tempat penyekapan ayah.

Double shitt..

"Jika kau cukup pintar maka kau akan temukan petunjuk nya" ucap lelaki itu lagi.

Aku mengusap wajah ku kasar.

Bagaimana mungkin aku bisa berpikir jernih sedangkan ayah ku sedang dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Dan parah nya lagi lelaki pshyco itu tidak memberikan petunjuk apapun mengenai alamatnya.

"Ini hanya permainan adik.. Aku yakin kau pasti bisa memecahkan teka teki nya. Selamat mencoba.. "

Aku akan menghajar lelaki itu jika aku menemukannya !!

"Jika kau sudah menemukan alamatnya, maka datang lah seorang diri. Dan jangan coba-coba membawa serta pengawal mu ataupun polisi. Jika sampai ku ketahui kau melanggar aturan main nya maka akan ku pastikan ayah kita akan meledak saat itu juga.. "

Rekaman video itu terhenti.

Apa yang harus aku lakukan ??

Aku meraih smartphone ku dan melakukan panggilan ke Kondrad.

"Bisa kau temui aku di ruangan ku sekarang. Ajak saja Dave, Agel, Axel dan siapa saja yang cukup pintar untuk memecahkan teka teki" ucapku sebelum mengakhiri panggilan.

Kemudian aku melakukan panggilan pada Resort yang sudah ku pesan untuk di tempati ayah selama bulan madu bersama Mita.

Ternyata ayah dan Mita tidak pernah menginap di sana. Dan kecemasan ku semakin menjadi-jadi.

Jika ayah benar sedang di sekap dengan bahan peledak di tubuhnya, lalu di manakah Mita?

Ahh entah lah.

********

"Aku tidak bisa menemukan petunjuk apapun tentang alamat itu " ucap ku pada Kondrad dan pengawal yang lain.

Kondrad sedang memandangi kotak kayu persegi yang di pegangnya. Anak buah nya juga melakukan hal yang sama.

"Kotak kayu ini cukup tebal hanya untuk wadah dvd" ucap Dave.

Kemudian Axel dan Agel mengambil kotak kayu tersebut dan kembali meneliti.

"Lihat lah. Ada lubang sempit di sudut ini " ucap Axel.

"Mungkin itu petunjuk nya " ucap Agel.

"Coba ku lihat " ucap Kondrad merebut kotak kayu itu.

Kondrat segera keluar dari ruangan ini. Tak lama. Dia kembali lagi dengan membawa bross milik Daisy.

"Jika dugaan saya benar harusnya jarum pada bross ini bisa berguna jika di masukkan pada lubang kecil itu " ujar Kondrad menjelaskan.

"Lakukan lah " ucap ku pada Kondrad yang mengangguk.

Dia mulai memasukkan jarum bross itu pada lubang di sudut kotak kayu itu . Kami di ruangan ini harap-harap cemas menanti sesuatu yang akan terjadi pada benda berbahan keras itu.

Tapi..

Tidak terjadi apa-apa seperti yang di harapkan. Akhirnya Kondrad menarik keluar jarum bross itu.

"Maafkan saya " ucap Kondrad.

Aku pun diam. Aku tetap menatap kotak kayu itu. Pandangan ku masih terfokus pada lubang kecil itu.

Aku seperti melihat ada sesuatu yang tipis seperti benang terlihat dari lubang itu. Dengan menggunakan kuku-kuku ku, aku mencoba menarik sesuatu yang aku curigai itu.

Dan benar. Benang berwarna hitam itu berhasil tertarik menyembul keluar seolah menarik papan tipis di dalam kotak sedikit terangkat .

Aku sempat curiga dan menarik lebih kuat benang hitam tersebut. Dan benar saja papan tipis itu semakin menyingkap sesuatu.

"Seperti ada suatu kertas di balik papan tipis itu " ucap Kondrad yang sedari tadi ikut mengamati kotak kayu.

Dengan pelan aku menarik sesuatu yang terselip dari papan tipis yang tersingkap itu.

Secarik kertas.

Semua yang ada di ruangan itu saling menumpukan pandangan nya pada secarik kertas yang ku pegang

" Jika kau cukup cermat untuk menyusuri garis appalachian. kau akan bertemu kekasih Roger , seorang gadis perawan di tepi pantai yang menantikan pertemuan mereka di istana impian pada kaki bukit "

Aku langsung menggeram sesaat setelah membaca tulisan aneh pada secarik kertas itu.

Sialan. Aku benar-benar di kerjai. Bukan nya menemukan alamat, malah menemukan kata-kata aneh itu.

" Itu terdengar seperti teka-teki tuan" ucap Dave menebak isi tulisan aneh itu.

"Yaa. Seperti nya jika kita bisa memecahkan maksud dari kata-kata itu, kita akan menemukan alamat nya " ucap Axel yakin.

Aku memandangi para pengawal pilihan itu sedang berdiskusi memecahkan

teka-teki dari secarik kertas itu.

Pikiran ku sedang kacau saat ini. Aku rasa aku tidak bisa fokus untuk berpikir.

"Bagaimana jika kita mulai dengan kata 'appalachian' , seperti nya kata itu cukup familiar " ujar Kondrad.

Yaa benar apa yang di katakan Kondrad. Kata 'appalachian' seperti tak asing untuk di dengar.

"Aku akan cari info di internet " ucap Agel yang sudah fokus menatap smartphone canggih nya.

Aku segera bangkit ke arah lemari arsip. Seingat ku ada peta negara Amerika Serikat di sana. Dan benar aku akhirnya menemukan nya di antara file-file lama. Aku langsung mengambil nya dan membentang kan peta itu di atas meja kaca.

Semua yang ada di ruangan itu langsung terfokus pada peta itu.

"Menurut info yang saya dapat di internet, 'appalachian' adalah istilah untuk kawasan budaya di Amerika Serikat bagian timur hingga ke utara. Di sini juga di sebutkan tentang pegunungan appalachian yang membentang dari Belle Isle di Kanada hingga bertemu dengan pegunungan Cheaha di negara bagian Alabama, Amerika Serikat" ujar Agel menyampaikan info yang di temukannya di internet.

"Jika Demikian penjelasan dari kata 'appalachian' jadi mestinya garis appalachia yang di maksud ada di sini " tunjuk ku pada peta yang terbentang.

"Panjang sekali garis 'appalachian' ini yang mencakup beberapa negara bagian" kata Dave memandang lekat pada peta.

"Yaa kata appalachian sudah kita pecahkan. Sekarang coba kita baca kalimat selanjutnya 'kekasih Roger seorang perawan di tepi pantai ' apa maksud nya? Kalian ada ide? " tanya Kondrat lagi.

"Hey.. Kata itu merujuk ke arah laut. Lihat lah peta ini. Lihat lah garis pegunungan appalachian dan laut, bukan kah terdapat beberapa negara bagian di sana. Ku rasa kita sudah hampir menemukan titik temu" ucap Axel bersemangat.

Yaa yang di katakan Axel cukup masuk akal. Ku pandangi lagi peta itu. Ada lima negara bagian yang terdapat di antara garis pegunungan appalachian dan daratan yang menjorok ke laut.

"Setidaknya ada lima negara bagian yang di maksud" ucap Dave.

"Yaa kau benar Dave. Ada Mariland, Virginia, North Carolina, South Carolina dan Georgia " ucap Agel membenarkan perkataan Dave.

" Jadi di manakah' kekasih Roger 'berada? " tanya Dave lagi.

"Agel Coba kau cari info lagi. Dari kelima negara bagian itu mungkin ada yang memiliki kecocokan pada kata Roger dan kekasih perawan nya " ucap Kondrad.

Yaa Tuhan teki-teki ini sungguh membingungkan. Aku tidak tau lagi harus bagaimana berpikir jernih untuk memecahkan nya, sementara perasaan ku sangat lah tidak tenang memikirkan keadaan terakhir ayah dengan banyak bahan peledak yang terpasang di tubuh nya.

Tapi kemudian aku seolah menemukan suatu ide tentang kata 'gadis perawan' seperti nya itu cocok dengan negara bagian Virginia. Yaa sangat cocok. "

"Agel.. Coba kau cari keterangan tentang negara bagian virginia .." ucap ku yang langsung di laksanakannya.

Perlu beberapa saat sebelum dia kembali sumringah.

"Seperti nya kita hampir memecahkan teki-teki ini tuan.. " ucap Agel.

"Katakan keterangan apa yang kau dapat?"

" Di negara bagian Virginia utara memiliki titik tertinggi pada gunung Roger. Saya rasa ini sudah cukup jelas untuk memecahkan misteri nya " ucap Agel menyampaikan pendapatnya.

" Itu berarti di negara bagian Virginia utara. Perlu waktu sekitar 3 jam atau lebih untuk sampai kesana " ucap Axel.

"Ya. Tapi kita tidak tau letak pasti tempat penyekapan tuan Anthony " ujar Dave.

"Tunggu.. kita masih harus mencari istana impian di kaki bukit .." ujar Kondrad.

Ya. Teka-teki ini masih belum terpecahkan semua nya.

"Istana di kaki bukit .. Seperti nya kita harus bergerak cepat menyusuri setiap sudut di Virginia utara dan temukan istana nya " ucap Kondrad lagi.

Akhirnya mereka saling bagi tugas untuk melacak keberadaan tempat itu.

Axel, Dave, Agel masing-masing bekerja dengan kelompoknya yang terdiri dari 4 orang yang menyebar cepat ke negara bagian Virginia sesuai instruksi Kondrad.

Sementara itu Aku dan Kondrad sedang membuat strategi untuk menghadapi lawan yang tangguh dan sangat berbahaya.

"Kami akan segera memberikan informasi kepada Tuan secepatnya " ucap Kondrad.

"Ya. Aku berharap kerjasama kalian membuahkan hasil. Dan ayah ku bisa selamat " ucap ku sebelum pergi meninggalkan area perusahaan.

******************

Aku menjemput istriku di kampusnya. Semenjak aku kembali lagi ke kantor, Flora juga sudah kembali masuk kuliah lagi. Kasian sekali istriku itu harus lama membolos karena menjaga ku semasa aku di rawat di rumah sakit sampai masa pemulihan ku.

Aku sudah meminta nya untuk tidak usah mengkhawatirkan kondisi ku karena ada dokter dan suster yang akan memantau kondisi ku. Tapi istriku itu memang keras kepala. Dia bersikeras ingin menjaga aku hingga sembuh meskipun harus menelantarkan kuliahnya sekian minggu.

Dalam diam aku menjalankan mobil dengan sesantai mungkin. Meskipun saat ini pikiran ku sedang kalut, aku harus tetap bisa fokus pada jalanan di hadapan ku.

Aku berharap Kondrad dan yang lain nya segera mendapat alamat ayah ku berada saat ini. Sungguh aku tak bisa tenang saat ini meskipun ada Flora di dekat ku.

Hubungan aku dengan ayah memang tidak seakrab pasangan ayah dan anak pada umum nya. Entah mengapa seolah ada penghalang di antara kami yang membuat jarak hingga kami selalu merasa canggung jika sedikit lama berinteraksi.

Entah apa itu. Tapi bagaimana pun bukan kah hubungan darah jauh lebih kental dari sekedar ikatan? Yaa aku setuju dengan ungkapan itu.

Sesampai nya di Mansion, aku langsung mandi dengan cepat di kamar mandi dekat Mushala kecil di dekat kamar ku. Selesai mandi dan berpakaian tidak lah bisa membuat pikiran ku sedikit tenang. Bagaimana tidak aku sangat mengkhawatirkan keselamatan ayahku.

Aku memilih berjalan-jalan di sekitaran kolam renang dekat kamar. Aku mencoba untuk tetap tenang sambil menanti informasi dari orang-orang ku, tapi mereka belum juga menghubungi ku.

"Jake.. " itu suara panggilan dari istriku.

Suara itu terdengar menyejukkan tapi entah mengapa tidak lah sanggup untuk meredam kegelisahan ku saat ini.

"Jake kau kenapa? " ucap nya saat aku sudah membalikkan tubuhku ke arah nya.

Flora baru saja selesai mandi dia terlihat lebih segar dan mempesona.

Melihatnya hanya menggunakan bathrope saja adalah pemandangan indah yang seharusnya bisa mengalihkan pikiran kalut ku.

Tapi aku tak bisa. Isi kepala ku penuh dengan ayah ku yang perlu pertolongan.

Ayah kau harus baik-baik saja!!

Harus kah aku mengatakan hal yang sesungguhnya pada Flora?

Ahh aku rasa tidak perlu.

Aku tak ingin membebani pikiran nya yang sedang fokus pada kuliah nya. Yaa aku tau jika dia sedang mengejar ketertinggalannya. Belum lagi bayak tugas yang di dapat nya . Tidak. Ku pikir Flora tak harus tau sekarang. Tapi mungkin nanti saat semua sudah tenang aku akan menjelaskan pada nya secara perlahan.

Aku mencoba bersikap sebiasa mungkin, aku tak ingin dia curiga.

Aku mendekati nya dan mencoba menatap dalam ke arah manik hitam yang meneduhkan itu. Dengan lembut ku elus wajah mulus istriku ini.

Entah mengapa aku merasa jika saat seperti ini akan sangat aku rindukan.

Aku tak kuasa menahan diriku untuk tidak memeluk nya erat.

Aku sudah memikirkan suatu rencana untuk pergi keluar kota besok. Yaa aku akan ke negara bagian Virginia utara. Untuk apa lagi jika bukan mencari jejak keberadaan ayah ku yang nyawa nya sedang di pertaruhkan jika terlambat menemukan nya.

"Ada apa ?" tanya Flora.

"Tidak ada apa -apa? " ucap ku mencoba sebiasa mungkin.

"Sebenarnya ada apa ?" tanya Flora lagi.

"Aku akan merindukan mu. Sangat"

Entah mengapa kata-kata itu meluncur begitu saja tanpa otakku sempat berpikir.

Miris. Satu kata itu pantas untuk menggambarkan perasaan ku saat ini.

Terasa begitu berat jika aku harus meninggalkan Flora saat ini.

"Besok.. Aku akan keluar negeri "

"Benar kah? " tanya Flora yang sudah menatap ku dengan tatapan tak percayanya.

Aku tau jika dia meragukan ku.

" Ya. Aku berharap kau mengijinkan ku. Ini sangat penting"

Aku masih mencoba menyakinkan istriku ini.

"Berapa lama? "

"Mungkin 2 hari atau 3 hari. Bisa jadi seminggu atau lebih. Aku tidak bisa memastikan "

Aku sebenarnya juga tidak tau berapa lama aku dan orang-orang ku akan berhasil dalam misi menyelamatkan ayah.

Yang jelas waktu terus bergulir. Dan waktu ayah bertahan hanya dalam hitungan jam saja.

Yaa Tuhan yang benar saja. Mana mungkin lelaki yang mengaku sebagai anak biologis ayah tega melakukan hal terkutuk seperti itu.

"Boleh kah Flo ikut? "

"Tidak.. " Tolak ku cepat.

Tidak mungkin aku membiarkan Flora ikut. Aku tak ingin membahayakan nyawa nya.

Cukup ayah saja yang kini menjadi sumber kegalauan ku. Jangan sampai istri cantik ku juga berada di situasi mencekam.

Tes

Aku kembali menjadi lemah saat ku lihat sudut mata nya telah basah. Istriku ini sangat sensitif akhir-akhir ini.

Aku pun langsung memeluknya dengan sayang.

"Maafkan aku. Aku janji tidak akan lama. Aku akan kembali setelah semua nya selesai"

Aku masih berusaha menenangkan Flora yang sudah terisak dalam dekapan ku.

Maafkan aku istriku. . .

***************

Ke esokan harinya.

Setelah mengantar Flora ke kampus, aku melajukan mobil ke area kantor pusat Xander Group.

Aku langsung menemui Joseph di ruangan nya dan meminta dia mengurus semua nya di bantu dengan Daisy selama aku menjalankan misi penting.

Sebelum nya aku sudah menceritakan kronologis kejadian nya. Joseph memahami hal itu.

Aku juga meminta nya untuk tidak mengatakan apapun pada Flora karena aku nanti yang akan menjelaskan semuanya di saat yang tepat.

"Tenang saja Jake. Kau bisa mengandalkan ku" ucap Joseph menyakinkan ku.

Aku kembali ke ruangan ku dan mendapati Kondrad sudah ada di sana.

"Tuan. Kami sudah menemukan tempatnya"

"Benarkah.. " aku merasa ada harapan saat mendengar ucapan Kondrad.

"Tapi sepertinya kita harus mengubah rencana kita. Yang kita hadapi bukan lah

Lawan yang sepadan. Mereka mafia kelas kakap"

Ucapan Kondrad tak juga menyurutkan semangat ku.

"Siapapun mereka, aku tidak akan gentar"

***************

Di perlukan waktu beberapa jam untuk bisa sampai di tempat tujuan. Rencananya kami akan menggunakan helikopter agar cepat sampai, tapi tentu hal itu akan memancing kecurigaan dari pihak musuh.

Akhirnya kami menyewa mobil biasa dari rental agar tidak menarik perhatian. Yaa walaupun aku memiliki banyak koleksi mobil, tidak mungkin aku menggunakan salah satu di antaranya karena sudah pasti pihak musuh akan mengenali nya.

Yaa lawan yang ku hadapi ini bukan orang sembarangan. Entah ada masalah apa dia dengan ayah. Tapi sepertinya dia sudah tau seluk beluk di hidup kami.

Aku tak mau ambil resiko. Jika mereka cukup pandai untuk melakukan kejahatan, maka aku harus cukup pintar untuk menghindar dari jebakan.

Kondrad yang mengemudikan mobil ini menurunkan kecepatannya pada daerah perbukitan yang sepi. Dia menghentikan mobil ini di pinggir jalan dekat hutan.

"Tuan.. Kita masih harus menelurusi hutan ini untuk sampai di bangunan kastil tempat tuan Anthony berada"

Mengikuti ucapan Kondrad, aku ikut turun dan kami bersama masuk ke dalam hutan itu. Kami harus berjalan pelan dan hati-hati. Dengan terus waspada kami terus Fokus mengikuti tanda-tanda di batang pohon yang sudah di tinggalkan axel sebagai petunjuk arah. Hingga akhirnya bangunan kastil tua mulai terlihat di balik semak-semak.

"Tuan.. Maaf jika kami harus membuat anda berada di situasi seperti ini. Kami tidak bisa menembus penjagaan di kastil itu" ucap Axel menjelaskan.

"Yang penting kalian sudah menemukan tempat pasti ayah ku berada. Seperti nya

memang harus aku yang masuk ke dalam sana "

Aku mencoba tenang dengan mengucapkan hal itu. Padahal nyatanya aku hampir ciut saat melihat bangunan kastil tua itu di tambah lagi akan banyak mafia yang akan ku temui di dalam sana.

"Malam tadi ketika kami sedang mengintai kastil tua itu, kami tertangkap basah oleh kawanan mafia yang berjaga. Akibatnya kami harus adu kekuatan melawan mereka. Jumlah mereka banyak sekali. Mereka juga menggunakan senjata.

Orang-orang kita banyak yang terluka hingga harus mendapat perawatan rumah sakit" ucap Dave menjelaskan.

Aku sejenak merenung. Sepertinya misi kali ini tak akan berjalan mulus. Tak mungkin jika aku harus mengorbankan banyak nyawa di sini.

Ya Tuhan beri aku keajaiban. Aku tau jika kuasa yang kau miliki jauh lebih luar biasa di banding kan kejahatan di dalam sana. Selamatkan lah ayah ku..

****************

Setelah selesai menyusun rencana secara dadakan, dengan mengumpulkan segenap keberanian dan semangat aku mulai bergerak cepat. Mengendap-endap di antara semak dan pepohonan mencoba semakin dekat pada bangunan kastil.

Aku mencoba mendekatinya dari sisi belakang yang penjagaannya agak lengang.

Ada pohon maple besar dan rimbun berdiri kokoh tidak jauh dari pintu belakang kastil. Dengan masih waspada aku secepat mungkin mendekati pohon tua itu dan mencari cara cepat agar segera masuk ke dalam sana.

Aku masih mengamati sekitar ku. Penjaga di pintu belakang itu kini sudah tidak terlihat lagi. Hal itu aku gunakan untuk memasuki pintu belakang yang telah terbuka entah sejak kapan.

Bagus. Itu berarti aku tidak perlu repot memikirkan cara membukanya.

Gelap. Ketika aku mulai menjejakkan kaki memasuki kastil tua. Baru beberapa langkah, aku merasa ada seseorang yang mengikuti ku.

Apakah salah satu dari mafia itu?

Aku segera berbalik dan bertubrukan dengan tubuh kekar.

"Maafkan saya Tuan.. "

"Kau mengagetkan ku.. " ucap ku kesal.

Ternyata Kondrad diam-diam mengikuti ku masuk ke sini.

Sebenarnya nya itu melenceng dari rencana dadakan kami. Tapi ada bagus nya dia di sini. Jadi di saat aku di serang sekelompok mafia jahat, ada dia yang akan membantu ku melawan mereka.

Dengan pelan kami menyusuri kegelapan ini. Banyak debu dan juga sarang laba-laba yang mengganggu.

Hanya ada cahaya remang-remang dari celah lubang angin yang cukup membantu kami menelusuri kegelapan ini.

Tak lama kami melihat cahaya cukup terang dari arah depan terdengar lah suara-suara orang sedang berbicara dengan bahasa yang tidak aku mengerti.

"Stttt... Sttt.... "

Aku seperti mendengar suara memanggil. Tapi siapa. Dalam kegelapan ini hanya ada aku dan Kondrad saja.

"Kau dengar itu? " tanya ku pada Kondrad.

"Ya. Tuan... Saya mendengar nya"

Aku mengedarkan pandangan ku ke sekeliling.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menarik ku dengan kuat.

Sialan.. !! Seperti ada yang mengajak bermain.

Seketika aku melihat suatu ruangan yang cukup terlihat seperti meremang. Penerangan di kastil ini sungguh buruk.

Aku membulatkan mata ku saat ku lihat sosok di hadapan ku.

"Tolong kalian jangan memancing kecurigaan dengan mengendap-ngendap masuk dari pintu belakang itu" ucap wanita di depan kami.

"Apa yang kau lakukan di sini? "

" Menyelamatkan suami ku. Tentu saja "

Ucap Mita dengan percaya diri.

Aku hampir saja lupa jika statusnya kini telah menjadi istri sah ayah ku. Itu berarti Mita telah menjadi ibu tiri ku.

Apa ibu?

Haruskah aku memanggilnya ibu?

Itu sangat konyol.

"Kau berhutang penjelasan pada ku " ucap ku kesal.

"Sekarang bukan saat nya menjelaskan. Suami ku perlu pertolongan " ucap Mita.

Beberapa saat kami bertiga sempat terdiam dengan pemikiran masing-masing.

"Apakah kita akan berdiam diri saja di sini? " ucap ku memecah keterdiaman di antara kami.

"Kita akan tunggu waktu mereka lengah untuk bisa naik ke tingkat paling atas kastil ini. Anthony di sekap di sana " ucap Mita.

" Bagaimana kau bisa tau? " tanya ku penuh selidik.

"Aku sempat mendengar pembicaraan para mafia itu" ucap Mita.

"Padahal malam tadi aku hampir saja membebaskan Anthony karena keributan yang di buat anak buah mu itu, tapi ternyata tidak semudah itu karena aku tidak bisa langsung membawa Anthony keluar tanpa melepas boom yang di pasang pada tubuh nya " jelas Mita Lagi.

"Lalu apa yang harus kita lakukan ?" tanya ku.

Brakkkk

Pintu ruangan ini terbuka dengan kasar.

"Di sini rupanya para penyusup itu" ucap salah seorang mafia berkepala plontos.

Tak lama beberapa orang berbadan besar ikut masuk. Mereka menatap Aku, Kondrad dan Mita dengan tatapan mengejek.

"Heii.. Bukan kah kau Selomita. Yaa aku masih ingat dengan wajah adik angkat Tuan Sergio yang dia jual untuk membangun bisnis kasino nya" ucap mafia berkepala plontos.

"Sialan..!! " maki Mita kesal.

Aku mengkerutkan kening ku. Aku

benar-benar tak mengerti apa yang di bicarakan si kepala plontos itu.

"Wah kau sudah bisa memaki sekarang. Bukan hanya itu kau juga berubah banyak...."

"Diam kau..!!" Dengan cepat Mita memotong perkataan lelaki berkepala plontos dan menghadiahinya dengan tendangan kaki yang keras hingga lelaki berbadan besar itu oleng ke belakang.

Akhirnya adu kekuatan pun terjadi di ruangan ini. Tiga lawan banyak. Yang benar saja.

Aku sudah hampir kewalahan mendapat serangan bertubi-tubi. Untung saja mereka tidak menggunakan senjata. Lebih tepat nya belum. Baguslah. Karena sudah dapat di pastikan jika aku, Kondrad dan Mita pasti akan tumbang juga jika terus di serang secara bertubi seperti ini.

Lagi. Jurus bela diri yang sempat ku pelajari dulu benar berguna di saat genting seperti ini.

Aku sempat menghindar saat mafia berbadan besar ingin menyerang ku. Aku sempat melihat Mita melakukan perlawanan kepada mafia yang terus menyerang nya. Aku sempat takjub melihat dia sudah banyak menumbangkan tubuh -tubuh mafia itu hingga bergeletakkan di lantai.

Begitupun dengan Kondrad. Kemampuan bela dirinya memang perlu di ancungi jempol.

Aku hampir tak menyangka jika kami bertiga mampu menghadapi kawanan mafia yang menyerang. Tapi lihat lah sekarang. Kami patut berbangga diri sekarang.

"Ayo kita pergi dari sini " ucap Mita .

Aku dan kondrad mengikuti dari belakang hingga kami menemukan sebuah tangga. Kami menaiki nya hingga ke tingkat tertinggi dengan harapan menemukan ayah Anthony. Tapi harapan tinggallah harapan.

"Kalian cukup kuat rupanya menghadapi para penjaga di bawah huh " ucap seorang lelaki berwajah sangar menyambut kami bertiga.

"Di mana ayah ku?? " tanya ku langsung.

"Jika kau ingin menemuinya, hadapi kami"

Yang benar saja kami harus kembali berhadapan dengan kelompok mafia jahat yang jumlah nya lebih banyak lagi.

Belum hilang lelah ku karena pergulatan tadi.

Sekarang kami di paksa harus kembali bertarung?

Baiklah...!!