Chereads / Jake and Flora / Chapter 17 - Life is a Choice

Chapter 17 - Life is a Choice

AUTHOR POV

Dalam perjalanan menuju puncak mereka mengendarai dua buah Bus. Saat itu hujan turun dengan derasnya, medan jalanan menjadi licin. Bus itu akan membelok di suatu tikungan

tiba-tiba sebuah truck bermuatan mendadak muncul dari arah yang berlawanan menyebabkan tabrakan itu tak terelakan lagi.

Rencana perkemahan pun batal di karenakan kejadian naas itu telah mengakibatkan korban luka berjumlah 13 orang. Lima di antaranya terluka parah dan tak sadarkan diri. Tujuh orang lainnya mengalami luka ringan. Dan Flora termasuk korban yang mengalami luka parah di bagian kepala.

Sudah dua hari ini Flora terbaring lemah di rumah sakit dan tak kunjung sadarkan diri. Dari hasil pemeriksaan dokter luka yang di dapat Flora karena kecelakan itu cukup parah namun tidak sampai menyebabkan geger otak. Menurut analisa dokter seharusnya Flora sudah sadarkan diri namun nyatanya tidak ada perkembangan yang cukup berarti.

"Siapkan pesawat jet ku. Aku akan menggunakannya sekarang" perintah Jake tegas. Dia begitu terkejut mengetahui kondisi terakhir Flora yang belum ada perkembangan.

"Bertahanlah Princess. Kamu pasti kuat"

*************

Seorang wanita paruh baya yang masih cantik dan modis di usianya yang matang baru saja keluar dari mobil nya. Dia berjalan anggun menerobos keramaian bandara. Dia melangkah santai sembari mengedarkan pandangan ke depan mencari-cari keberadaan buah hatinya yang lama harus menjauh darinya karena suatu alasan yang tak logis yang di berikan si tua Joseph .

"Joy.. Dimana kamu Nak" desis Sarah pelan.

" eEhmm" Sarah merasa ada seseorang mendehem dibelakang nya dan dia sangat kenal dengan suara itu. Sarah membalikkan badannya dan menemui sosok yang di rindukannya itu.

"Mama.. I'm come back"

mereka saling berpelukan.

" Yaa ampun Joy sayang.

Mama kangen kamu nak. Ayo kita pulang" Sarah menggandeng tangan anak semata wayangnya itu tanpa menghiraukan tatapan orang-orang yang mengira mereka adalah pasangan Pria muda dengan janda kaya yang terikat hubungan rumit.

************

"Selamat datang kembali den Joy" sapa mang Ujang menyambut kedatangan Joy. Dengan sigap mang Ujang langsung membawa masuk barang-barang yang di bawa Joy ke dalam Mansion.

"Terimakasih Mang. Koper besar itu biar saya saja yang bawa Mang"

"Biarlah dia saja Joy. Kamu masih capek Nak. Kamu perlu istirahat " ucap Sarah sambil memberi kode pada mang Ujang agar bergerak cepat.

"Mama.. Kasian mang ujang, dia udah tua " kata Joy pelan.

" Itu memang tugas dia. Udah ahh Mama mau jalan lagi yahh. Kamu istirahat saja dulu yaa sayang " Sarah mencium kening Joy dan segera menghilang di balik pintu masuk.

Setelah hampir dua tahun lamanya di Amerika, Joy kembali menginjakkan kaki nya pada mansion yang memiliki kenangan masa kecil nya bersama gadis kesayangannya, Flora.

Tapi dimanakah Flora sekarang ? Sudah seminggu ini dia tidak mendapat kabar dari Flora. Joy telah berada di dalam kamarnya sambil merebahkan diri pada ranjang besarnya. Dia menoleh ke sebelah kanan ke arah jendela kaca besar yang mengarah ke balkon kamar. Yaa balkon itu adalah tempat favorit Joy dan Flora saat berdiri bersama memandang langit malam yang indah. Joy bangkit dan berjalan ke arah balkon, sejenak dia melihat ke arah kolam renang yang bersisian dengan gajebo. Joy tersenyum kembali teringat dengan Flora yang suka duduk termenung di pinggir kolam renang.

" Ahh Flora. Dimana kamu sayang" bisik Joy dalam hati.

Joy kemudian melewati teralis besi pemisah balkon kamar nya dengan balkon kamar Flora. Dari kaca geser yang besar itu dia melihat ke dalam kamar Flora berharap bisa Menemukan Flora di dalam sana, namun nihil. Gadis kesayangannya itu tidak ada. Bahkan kamarnya terlihat sangat rapih seperti tidak di pakai beberapa hari.

"Mungkin dia sedang di kamar mandi " pikir Joy dan masih menunggu namun tidak ada tanda-tanda keberadaan Flora. Akhirnya joy memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya .

Seminggu tanpa kabar dari Flora sungguh membuat Joy merasakan kehampaan akan sosok manja yang selalu menghangatkan hati.

Tok tok

Krekkk

Joy membuka pintu kamar berharap akan menemukan Flora.

"Den Joy. Aden sudah di tunggu tuan Daniel untuk makan siang di bawah" kata bibi Minah.

"Sebentar lagi saya turun bik"

"Ya sudah saya permisi dulu den" kata bibi Minah

" Tunggu bik" pinta Joy menahan bibik tua itu agar tidak pergi.

" Saya tidak melihat Flora dari tadi. Dimana dia ? "

" Eh. Den Joy belum tau ya jika non Flora sedang koma di Rumah Sakit" Joy amat terkejut mendengar penuturan bik Minah.

"Kenapa bisa begitu bik ?"

"Nona Flora mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju puncak "

"Pantas saja seminggu ini Flora tidak menghubungiku" bisik Joy dalam hati.

Joy mengusap wajahnya kasar dia sangat khawatir dengan kondisi kekasih hatinya.

"Di Rumah Sakit mana Flora di rawat bik ? "

"Rumah Sakit Husada den"

Joy langsung bergegas keluar dari kamar dan menuruni tangga dia mendapati pak ujang akan menuju ke dapur.

"Pak Ujang tolong antar saya ke Rumah Sakit Husada"

" Baik den Joy. Tapi saya mau mengambil minum dulu sebentar" kata mang ujang.

Joy melewati ruang makan tanpa menghiraukan Daniel yang menunggunya untuk makan siang bersama.

"Joy kau mau kemana ? Kita makan siang dulu Nak "

"Nanti saja" ucap Joy singkat.

"Nak kita makan dulu. Kau tau Papa sudah mengcancel rencana lunch dengan klien demi bisa makan siang bersama mu Nak " kata Daniel mencegat langkah Joy.

"Papa aku mau ke Rumah Sakit. Aku mau ketemu Flora papa"

"Nanti kita kesana bareng. Sekarang kita makan dulu"

" Baiklah" Joy menurut dan mengikuti Daniel untuk makan siang bersama.

*************

Jake masih setia menunggui Flora sadar dari kondisi koma. Jake hampir tak pernah meninggalkan Flora dalam waktu lebih dari 10 menit, hanya saat ke kamar mandi atau ke ruangan dokter dia akan meninggalkan Flora sebentar. Itupun harus ada orang kepercayaan yang menjaga Flora seperti Mita atau Catty di tambah dengan Kondrad dan anak buahnya juga ikut berjaga di luar kamar rawat Flora.

Meski tidak berada di Newyork, Jake tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaannya. Dia tetap memantau dari jarak jauh semua pekerjaan yang selalu dikirim Daisy via email.

"Uncle.. Kita makan dulu yuk. Aku lapar" kata Catty sambil bergelayut manja di lengan Jake.

"Iya. Suruh saja Kondrad membeli makanan" 

"Enggak mau uncle. Catty maunya makan di Kantin Rumah Sakit aja. Kalo makan di sini bau obat uncle Catty enggak suka"

Jake mendengus kesal menghadapi keponakannya yang sangat manja ini.

" Baiklah. Tapi kamu makannya jangan lama ya. 15 menit cukup kan"

"Oke bos" ucap Catty girang.

"Mita. Saya titip Flora. Nanti kami akan bawakan kamu makan siang" kata Jake yang sudah akan meninggalkan Flora sebentar untuk makan siang.

Sebelum keluar kamar rawat Flora, Jake masih meyempatkan diri memandangi wajah ayu Flora sebentar dan membisikkan sesuatu di telinga gadis itu.

" Princess aku pergi sebentar untuk makan siang. Kamu cepat sadar ya sayang " cup sebuah kecupan singkat mampir di kening Flora.

***********

Jake sudah selesai makan siang bersama Catty. Dia begegas menuju kamar rawat Flora namun dia bertemu dengan dokter Haris yang menangani Flora dan memintanya untuk membahas masalah kondisi Flora.

"Catty kamu duluan saja ke sana. Aku mau ada urusan dengan dokter" kata Jake menyuruh Catty tak menunggunya.

"Jadii begini Mr.Xander "

"Cukup panggil saya Jake supaya lebih santai, lagipula sepertinya kita seumuran"

"Baiklah Tuan Jake. Saya langsung saja pada pokok bahasan. Benturan keras di kepala Flora mengakibatkan pendarahan di otaknya. Kami sudah melakukan tindakan terbaik dalam menanganinya. Meskipun sekarang kondisi Flora belum mencapai hasil yang di harapkan. Tapi kami optimis jika kesadarannya akan kembali dalam beberapa hari lagi. Namun.. " perkataan dokter Haris terputus membuat Jake penasaran.

"Kenapa dok ?"

"Kemungkinan Flora akan mengalami amnesia"

" Amnesia dok" Jake memandang serius pada dokter Haris.

"Bagaimana jika Flora kehilangan memori indah tentang aku dan dia ? " bathin Jake sedih.

"Itu baru perkiraan tuan. Segala kemungkinan bisa terjadi"

"Tapi ada satu hal yang harus di perhatikan. Flora tidak boleh stress dan berpikiran berat karena itu akan mengakibatkan sakit kepala luar biasa baginya dan akan di takutkan jika sakit itu akan kembali menyebabkan pendarahan otak yang akan membahayakan nyawanya dan tidak bisa tertolong lagi".

****************

Hanya ada bunyi dari alat-alat penopang kehidupan yang seakan bergema di ruangan serba putih itu dimana Flora terbaring. Masih belum ada tanda-tanda jika Flora akan terbangun. Jake terus menatap wajah pujaan hatinya dan seperti enggan untuk pergi dia masih terus menunggu dan menunggu hingga dia bisa kembali melihat mata indah itu terbuka.

"Bangun lah princess. Aku mohon sadarlah sayang" Jake menggenggam erat jemari lentik nan mungil milik Flora dan menciummya.

" Ya Tuhan.. Mungkinkah kau mengabulkan permintaan ku kali ini ? Aku hanya ingin agar Flora yang ku sayang bisa kembali sadar dari komanya. Yaa Tuhan mungkin kah kau mendengarkan aku seorang hamba yang masih memiliki keimanan dengan tingkat bawah. Yaa aku hanya seorang mualaf yang berharap bisa melihat keajaibanmu sekali lagi"

Dua tahun terakhir Jake memutuskan memeluk agama Islam. Sebenarnya Jake sudah mulai mempelajari ajaran islam sejak dia berusia 20 tahun. Tepatnya sejak dia mengutarakan keinginannya untuk memiliki Flora kepada orang tua gadis itu.

*********

Flashback on

"Kau yakin mau menunggu Flora dewasa ?" tanya Hendra kepada Jake yang duduk di seberang nya.

"Aku yakin" jawab Jake mantap.

"Apa kamu sudah memikirkan hal ini sebelumnya Jake, 10 tahun bukan lah waktu yang sebentar" kata Suci menengahi perbincangan serius antara suaminya dengan lelaki yang meminang anak gadis kesayangannya.

Meminang ?? Bahkan membayangkan Flora menjadi wanita dewasa saja belum terbersit di pikiran Suci yang masih merasa seperti baru kemarin menggendong baby Flora dalam dekapan sayangnya.

"Aku akan sabar menanti Mom. Boleh kah aku memanggil kalian dengan sebutan Mom and Dad seperti Flora" mendengar penuturan Jake itu Hendra terkekeh dan saling pandang dengan istrinya Suci di sebelahnya yang sudah terkikik geli.

"Kenapa ? Aku akan menjadi menantu kalian jika menikahi Flora"

"Terserah saja Jake. Tapi ada satu hal yang paling mendasar dan harus kau penuhi jika ingin menikahi Flora nanti" Jake mengangguk paham menyimak pernyataan Hendra calon mertuanya.

Mertua ?? Bahkan usia Hendra dan Suci sepantaran dengan usia Wilona sepupu perempuannya dan itu artinya jarak usia dia dengan orang tua Flora hanya terpaut 7 tahun.

" Katakanlah. Seperti nya syarat yang kalian ajukan sudah aku miliki" kata Jake penuh percaya diri.

"Aku ingin lelaki yang menikahi Flora memiliki prinsip yang sama dalam keyakinan beribadah kepada Sang Maha Kuasa" penuturan Hendra begitu mencengangkan Jake.

Bagaimana tidak syarat yang di ajukan Hendra di luar perkiraan Jake yang mengira jika Hendra mungkin akan meminta salah satu dari aset kekayaan Xander Group tapi ternyata ?

Hendra meminta sesuatu yang sangat mendasar dan hal itu sangat lah sensitif apalagi untuk Jake yang seorang Atheis. Dia tidak pernah mengenal agama apalagi tentang ajaran ketuhanan. Karena memang sejak kecil ayahnya Anthony yang juga seorang Atheis tidak pernah mengenalkannya tentang agama. Ayahnya hanya selalu menekankan padanya tentang bagaimana caranya bertahan hidup dari hari kehari dengan bekerja dan bekerja menumpuk materi sebanyak mungkin.

"Kami tidak memaksa kamu dalam menentukan pilihan. Tapi jika kamu benar berminat, kami harap hal itu adalah tulus dari hati. Kami tidak ingin ada unsur keterpaksaan ataupun kebohongan"

"Baik lah aku mengerti. Satu hal yang kalian inginkan itu bukanlah mudah bagiku" kata Jake lirih.

"Jika boleh memberi saran, mulailah dengan mempelajari tentang islam. Semoga ada petunjuk dari yang Maha Kuasa dan hidayah dari-Nya akan menyertai kita semua" tukas Hendra bijak.

Dan sejak saat itu, di saat Jake memiliki waktu senggang dia mulai mempelajari tentang islam melalui internet ataupun buku-buku. Tak hanya itu Jake juga meminta bantuan seorang ustad yang merupakan imam di mesjid yang ada di Newyork untuk mengajarinya mengenal huruf hijaiyah ( huruf-huruf Arab).

Semakin hari pengetahuan Jake tentang Islam dan sejarah kebudayaan nya semakin bertambah dan Jake menyadari satu hal jika selama ini adalah suatu kesia-siaan baginya karena baru saja mengenal islam.

Dia menemukan suatu kedamaian dan seperti memiliki pegangan hidup. Islam tak seburuk yang di katakan para yahudi yang menganggap islam itu bagai teroris. Itu salah besar. Islam membawa kedamaian dan keamanan bagi kehidupan . Itulah sedikit definisi yang di dapat Jake. Sekarang dia sangat yakin dengan kemantapan hati untuk memeluk ajaran kesempurnaan itu.

Pernah suatu hari Jake merasa Hatinya sungguh tergetar saat mendengar merdunya lantunan ayat suci Alqur'an bergema di ruangan mesjid kecil tempat ustad yang mengajarinya. Dan sejak saat itu dia menyatakan dirinya masuk islam dengan di saksikan para jemaah di mesjid itu. Barakallah.

Di Newyork muslim masih menjadi golongan minoritas dan mengenai Jake yang menjadi mualaf belum di ketahui banyak orang terutama Anthony. Hanya bibi Margaretha yang mengetahuinya. Wanita tua itu menyambut baik hal itu. Dia senang Jake kini telah memiliki keyakinan yang sama dengannya yang juga seorang mualaf senior karena margaretha sudah lebih dulu mengikrarkan keyakinan islamnya.

Ada sebuah fakta yang cukup mengejutkan dan juga merupakan salah satu alasan Jake yakin mengenai pilihannya yaitu tentang kebenaran jika ibunya Jake , Madeline juga seorang muslim. Dia memutuskan untuk menjadi muslim sejak mengetahui dirinya sedang mengandung Jake. Dan karena dirinyanya lah margaretha mengenal islam dan meyakininya sampai sekarang.

Flashback off

Jake duduk dikursi samping ranjang Flora, tanpa sadar dia tertidur dengan tangan menggenggam jemari lentik gadis mungil itu. Dalam keadaan setengah sadar dia merasa Flora menggerakkan jemarinya perlahan.

Mata indah itu terbuka pelan-pelan seolah menyesuaikan dengan pencahayaan di ruangan serba putih itu.

"Aku dimana"

Mendengar suara pelan nyaris berbisik itu sontak mengagetkan Jake yang segera menegakkan tubuhnya. Dia mengusap matanya dan seakan takjub melihat mata indah itu terbuka.

"Princess kau sudah sadar"

Jake langsung memeluk Flora dengan sayang seolah menumpahkan seluruh kerinduannya.

Deg

deg

Flora merasa kerja jantungnya yang melonjak lebih keras dalam pelukan lelaki dewasa yang tiba-tiba saja merengkuhnya.

"Lepas" Flora meronta dalam pelukan Jake.

"Maaf jika aku tidak bisa mengendalikan kebahagiaanku melihat kau kembali sadar princess" ucap Jake pelan.

"Maaf Anda siapa ya ?? Apa kita saling kenal ??