Chereads / Jake and Flora / Chapter 15 - Missing Bride

Chapter 15 - Missing Bride

JAKE POV

Pagi ini aku terbangun lebih dulu. Kupandangi wajah sendu nya yang masih terlelap dalam mimpi. Wajah ayu nya begitu tenang dan sangat cantik. Tak pernah bosan untuk aku terus mengangumi nya. Posisi kami saat ini adalah saling berhadapan. Sebenarnya lebih tepat dikatakan jika posisi kami saat ini adalah saling berpelukan. Seperti pasangan suami istri sungguhan. Aku tersenyum bahagia saat terbangun tadi mendapati posisi kami seperti ini. Aku jadi tidak sabar untuk menjadikan Flora sebagai milikku. Dan mengikatnya dalam status pernikahan yang sesungguhnya dimana dia menjadi istriku , ibu dari anak-anakku. Apapun akan ku lakukan demi terwujudnya impian terbesarku itu. Aku tidak peduli dengan hatinya yang mungkin tidak memiliki rasa apapun terhadapku. Selagi aku melihatnya selalu disisiku itu sudah lebih dari cukup. Mungkin keinginanku itu terdengar sangat egois. Yaa cinta ku memang egois. Meski begitu aku tidak akan memaksanya untuk mencintaiku namun aku akan membuat dia bisa membuka hatinya untuk mencintaiku dengan segala upaya dan kesungguhan nan tulus yang telah lama ada direlung hatiku.

" Emmgghhhhttttt" leguhan manja terdengar syahdu di telingaku saat dia bergerak dari posisinya dengan lebih mendekatkan wajahnya ke arah ku. Dia juga semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku.

Yaa Tuhan bagian dadanya yang menonjol tanpa bra itu hampir menempel sempurna pada dadaku jika tidak ada kaos yang dikenakannya yang menjadi penghalang. Aku di buatnya gemas sepagi ini terhadap perlakuan nya saat masih terlelap seperti ini.

Yaa Tuhan berada di dekat nya sedekat ini dalam suasana pagi ini memang sungguh ujian keimanan yang sangat berat ditambah lagi si junior di bawah sana telah bangun dan menegang. Harus kah aku perkosa dia saat ini juga ? Toh kurang dari dua tahun lagi aku akan menikahinya.

"Tidak. Tidak !!! aku adalah pria sejati yang menepati janji. Tentu aku masih ingat janjiku pada orang tua Flora untuk menjaga kesucian anak mereka hingga saat nya pernikahan tiba dan aku tidak boleh ingkar akan hal itu.

Hening sesaat

Aku melihat manik mata hitam nan indah itu terbuka dan bertemu pandang dengan mataku.

Semburat senyum manis itu terpancar dari raut wajah gadis yang ku cintai.

" Dalam mimpi ku pun uncle Jake selalu terlihat tampan " kata Flora mengusap lembut wajah ku.

" Tapi ini bukan mimpi princess. Ini nyata"

"Benarkah ini nyata? " Tanya nya polos

" Yaa ini nyata. Kau telah bangun dari tidur cantikmu princess. Selamat pagi !!"

" What ?? " pekik nya ketika seluruh kesadarannya mulai terkumpul.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"

" Sssttt... " aku mengarahkan jari telunjukku ke bibir seksinya.

" Jangan berteriak princess. Kau akan membangunkan seluruh penghuni resort ini dengan teriakan mu sepagi ini"

" Kenapa posisi kita seperti ini ?" Tanya nya dengan posisi kami masih berpelukan.

" Kenapa uncle memeluk Flo seerat ini ? Tanyanya sambil berusaha melepaskan diri dan bangkit duduk.

" Bukan aku yang memelukmu. Tapi kau yang memelukku" jawab ku santai.

" Tidak mungkin" katanya kesal.

" Kenapa tidak. Kau sendiri mendekati ku dan membuatku hampir lepas kendali. Tapi ya sudah lah lupakan saja"

Aku bangkit dari tempat tidur dan segera menuju kamar mandi. Aku perlu membersihkan otak ku dari keinginan mesum sepagi ini.

" Aku mandi duluan yaa"

**************

FLORA POV

Aku sangat malu mendengar pernyataan uncle yang mengatakan jika aku yang tanpa sadar memeluk nya dalam keadaan masih bermimpi dalam tidur. Mau di taruh dimana wajah ku ini.

Yaa Tuhan.. Aku memalukan sekali.

Tapi apa mungkin jika uncle jake yang mengembil kesempatan saat aku sedang terlelap tidur ? Yaa bisa jadi begitu mengingat dia yang selalu bersikap manis kepadaku mungkin dia menyukaiku.

Apa menyukai ku ?

Apa mungkin lelaki dewasa yang nyaris sempurna seperti uncle jake itu menyukai gadis remaja seperti ku ?

Hey.. Flo sadar lah .

kau terlalu percaya diri .

kata sisi lain dari diriku.

Yaa aku terlalu percaya diri. Hikss .

Berdekatan dengan uncle Jake memang terasa aneh. Seolah dari dalam diriku bereaksi berbeda jika berada di samping lelaki itu.

Ada apa ini ?

Sebegitu kuatkah pesona yang di miliki lelaki itu hingga memberi pengaruh yang signifikan terhadap diriku.

Seketika aku tersentak saat lengan kokohnya menyentuh punggung ku.

" Princess.. Jangan melamun "

Aku terpaku saat mendapati dia berdiri di sampingku. Aroma wangi menguar dari tubuh shirtless nya yang hanya mengenakan handuk di pinggangnya. Yaa Tuhan lelaki ini sangat tampan dan.. Err.. Seksi.

Tubuhnya tinggi tegap tanpa lemak berlebih. Lengan nya cukup berotot dengan dada bidang dan perut yang rata berkotak-kotak. Dia tidak seperti monster dengan otot besar mengerikan. Dia Terlihat perpect di mataku.

" Princess ?"

" Ehh uncle. Su..sudah selesai mandi ? "

" Iya. Ayo kamu mandi lalu kita sarapan" Aku langsung bangkit dari posisi duduk ku di pinggir ranjang dan bergegas masuk ke kamar mandi. Namun karena kurang hati-hati aku tersandung selimut yang membelitku.

" Aaaaahhh"

hampir saja aku terjatuh jika saja lengan kokoh lelaki tampan itu tidak menahanku dengan sigapnya. Dia menahan pinggangku agar bertumpu pada tangannya hingga posisi kami saat ini saling berhadapan dengan posisi miring.

Wajah kami sangat dekat. Bisa ku rasakan deru napas segarnya menerpa wajah kusamku. Yaa Tuhan dia amat sangat tampan dan aku ... Aku seperti terpaku dalam tatapan mata sebiru laut itu.

Deg

Deg

Deg

Jantung ku.. Ya Tuhan jantungku seperti ingin meledak saat ini juga. Hingga aku lupa bagaimana caranya bernapas.

" Be careful my princess " dia membimbingku untuk berdiri tegap untuk bisa ke kamar mandi.

" Mandilah. Bersihkan dirimu"

***************

AUTHOR POV

Saat itu Flora sudah selesai mandi. Dengan pelan dia membuka pintu kamar mandi dan dia tidak mendapati keberadaan Jake di dalam kamar itu. Flora mendapati berbagai jenis barang-barang branded yang meliputi pakaian,sepatu,aksesoris dan make up dengan merk terkenal yang tentunya mahal.

" Gunakan lah maka kau akan terlihat semakin cantik jika mengenakan semua ini"

Flora menggelengkan kepalanya memikirkan jake yang mengeluarkan uang nya untuk membeli semua barang branded itu dan ini sangat berlebihan bagi Flora.

Flora mengernyitkan keningnya saat melihat semua yang di beli Jake. Semuanya pas untuk ukuran tubuh Flora.

Bagaimana mungkin Jake tahu ukuran Flora sedetail ini ???

Flora memilih dress putih bermotif polkadot dengan sandal santai putih yang senada dengan riasan wajah tipis yang membuat kecantikan natural Flora semakin terpancar.

" Kau sudah siap ? " tanya Jake yang sudah berada di depan pintu.

**************

Untuk makan pagi sebenarnya sudah sangat telat untuk mereka karena waktu telat menunjukkan jam 10 siang. Jake mengajak Flora ke coffe shop yang ada di kawasan resort. Jake memilih tempat yang agak private yang view nya langsung menghadap ke arah pantai.

Setelah selesai memesan menu yang di inginkan mereka makan dalam keheningan karena tempat private yang di pilih Jake itu telah di booking nya khusus untuk makan pagi mereka yang sedikit terlambat. Sedikit berlebihan memang tapi Jake hanya ingin menikmati waktu kebersamaan dengan Flora sedikit lebih lama. Karena mungkin saat seperti ini akan sangat langka bisa di dapati mengingat janji Jake tempo hari sebagai jaminan atas keselamatan Flora.

Di sini nyawa Flora yang menjadi taruhan. Entah apa maksud sesungguhnya dari orang yang di ketahui Jake bernama Black itu. Namun Jake harus sedikit bersabar dan terpaksa mengikuti permainan dari Black hingga nanti saatnya tiba dimana Jake takkan lagi bisa di dikte seperti sekarang.

" Princess kau sudah selesai ?" Tanya Jake kepada Flora yang sedari tadi hanya merunduk menikmati makanannya.

" Sudah uncle " jawab Flora pelan masih dengan canggung tak lagi berani menatap ke arah Jake. Bagaimana tidak Flora masih teringat dengan kejadian di kamar tadi yang membuatnya semakin malu dan selalu salah tingkah jika di dekat Jake.

" Baiklah. Ayo kita pergi dari sini. Aku akan mengantarmu pulang" kata Jake bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah parkiran mobil sambil di ikuti Flora dari belakang.

Sepanjang perjalanan lagi-lagi kedua insan itu hanya diam menatap jalan. Tak ada percakapan yang terjadi. Suasana canggung pun menyelimuti keadaan saat itu.

Jake terus menatap lurus pada jalan dengan pikirannya telah berkelana pada tindakan apa yang harus dia lakukan untuk mengubah keadaan yang akan terjadi.

Walaupun jake telah menyetujui kesepakan tentang pernikahan dengan Devani, sebenarnya Jake sungguh lah tidak ingin hal itu terlaksana. Dia ingin membatalkan hal tersebut. Toh sekarang Flora baik-baik saja. Dan Jake akan pastikan jika seterusnya akan begitu. Karena Jake akan mengerahkan anak buah nya untuk memperketat penjagaan terhadap Flora dengan harapan jika hal buruk seperti tempo hari tidak akan pernah terjadi di kemudian hari.

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai pada mansion kediaman Flora. Kedatangan mereka di sambut orang-orang yang menyayangi Flora tak terkecuali para pelayan setia nya.

" Selamat datang kembali nona Flora " sapa para pelayan yang telah berjejer di sepanjang teras pintu masuk.

Flora hanya tersenyum lega sambil memandang berkeliling pada mansion tercintanya itu. Rasanya tidak pernah Flora merasa sebahagia itu menjejakkan kaki di tempat tinggalnya. Bahkan ketika masih terikat dalam penyekapan kemarin Flora sangat merindukan mansion ini , Flora takut jika dia tidak lagi bisa kembali dan bertemu dengan orang-orang tercinta. Dan untuk pertama kalinya Flora rindu akan teriakan dan caci maki dari Sarah yang berkuasa di mansion itu.

" Nona Flora ... Syukur lah nona kembali dengan selamat" Mita memeluk Flora dengan mata berkaca-kacanya. Sungguh pemandangan yang langka menyaksikan Mita yang tegar seperti lelaki itu terlihat melankolis seperti sekarang.

Semua nya berkumpul pada saat itu. Mulai dari Joseph beserta Rosita dan Angga. Catty bersama Hans dan Kondrad pun ikut hadir. Bahkan Daniel pun ikut tanpa kehadiran Sarah yang entah tidak terlihat sejak seminggu yang lalu. Dan tentu saja Piere juga datang meski sedikit terlambat.

Reuni kecil itu berlanjut dengan acara barbeque di halaman belakang mansion yang luasnya seperti halaman golf. Tawa canda dan keceriaan terpancar dari semuanya.

" Aku akan kembali ke newyork. Aku menitipkan semuanya padamu tuan Joseph" kata Jake dengan perhatian yang masih tertuju pada Flora yang asyik bercengkrama dengan Catty.

" Kau tidak usah khawatir lagi. Aku akan meningkatkan penjagaan lebih ketat lagi"

" Yaa aku harap kau tidak akan teledor lagi " kata Jake meninggalkan Joseph yang sedang menggendong Angga anak nya.

*******************

PEWARIS XANDER GROUP AKAN MENIKAHI DEVANI JACKSON ARTIS PAPAN ATAS HOLLYWOOD .

Berita itu santer terdengar pada semua media cetak dan elektronik di seluruh dunia. Publik di buat penasaran , siapakah lelaki beruntung yang akhirnya mampu memperistri seorang Devani Jackson yang notabene nya artis muda dengan bayaran mahal .

Sementara itu Devani yang masih muda dengan karier cemerlang nya justru melepas masa lajangnya demi menikahi seorang pengusaha kaya raya yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis.

Apakah setelah menikah Devani akan tetap eksis dalam dunia hiburan ? Ataukah dia akan rela melepas dunia keartisannya di masa keemasannya ?

Publik di buat penasaran dengan wacana seputar percintaan Devani yang nyaris dikatakan jauh dari endusan para paparazy yang gemar mencari berita. Terakhir publik di kejutkan pada kedekatan antara Devani dan Philip Handerson yang datang pada pernikahan salah seorang konglomerat yang sempat di liput media. Selang beberapa minggu publik kembali di buat heboh terhadap rencana pernikahan Devani dengan pewaris Xander Group yang ternyata adalah sahabat baik dari Philip Handerson.

Apa sebenarnya yang terjadi ? Publik semakin di buat penasaran dengan bungkam nya Devani ketika di serobot berbagai pertanyaan jika menyangkut masalah pernikahannya yang terkesan buru-buru.

Hal serupa juga di lakukan Jake yang melakukan aksi tutup mulut terhadap pertanyaan para pencari berita mengenai wacana pernikahannya yang akan terlaksana kurang dari 2 hari.

" Dua hari ? Yaa Tuhan seandainya aku bisa menghentikan waktu. Aku ingin waktu itu tidak akan pernah bergulir. Karena aku sama sekali tidak pernah menginginkan pernikahan itu terjadi" harap Jake sambil memejamkan mata.

Brakkk

Pintu ruangan Jake terbuka, philip datang dengan wajah sangarnya dan melemparkan surat kabar ke meja Jake dengan kasar nya.

" Jelaskan apa arti semua ini ? "

Jake memandang datar pada Philip

" Tidak bisakah kau ketuk pintu dulu sebelum masuk ke ruanganku"

" Sekarang bukan saatnya membahas tentang attitude. Jelaskan padaku kenapa kamu dan Deva di beritakan akan menikah ? "

" Aku tidak tahu" jawab Jake singkat .

" Apa karena kehamilan Deva jadi kamu mau menikahi nya ? " Tanya philip yang mulai menurunkan nadanya saat dia telah bisa mengontrol emosinya.

" Tentu saja tidak. Lagi pula janin itu bukan berasal dari benih ku" jawab Jake santai.

" Lalu kenapa kamu mau menikahi nya huh ?" Tanya Philip kesal.

" Terkadang ada suatu hal yang tak dapat di jelaskan dengan logika. Namun hal itu harus di pahami" jawab Jake sesantai mungkin membuat Philip semakin kesal dan menghentakkan tangannya keras pada meja.

" Jangan harap pernikahan itu akan terlaksana " ancam Philip sambil memandang Jake dengan tatapan tajamnya.

" Aku tidak akan membiarkan pernikahan konyol itu terjadi" tambah Philip lagi.

" Apapun itu, lakukan segala hal yang mungkin untuk menggagalkan pernikahan yang tak pernah di inginkan itu. Aku akan dengan senang hati mendukungmu"

Jake bangkit dari posisi duduknya dan berjalan ke arah philip sambil menepuk pundak philip .

" Aku akan sangat berterimakasih jika kau bisa menggagalkan semua mimpi buruk itu" Jake beranjak pergi meninggalkan Philip sendiri .

*****************

Flora menatap nanar pada layar televisi besar yang menayangkan berita pernikahan Jake dengan Devani yang akan segera terlaksana. Flora sama sekali tidak menyangka jika hal itu akan terjadi. Flora tersenyum kecut memandang lurus pada layar bergambar itu. Rasanya baru kemarin dia melihat Jake ada di sekitarnya dengan berperilaku amat manis terhadap Flora. Masih teringat jelas saat-saat indah dimana Flora mendapati pangeran berkuda putih dalam fantasinya sejak kecil itu datang sebagai pahlawan yang menyelamatkan nya dari maut. Seorang lelaki yang mendekati kata sempurna itu memeluk nya dan memanggilnya "sayang" seolah menitipkan sejumput rasa yang entah apa nama nya. Flora tak bisa menjelaskan. Namun flora hanya bisa merasakan jika kehadiran Jake sungguh telah mempengaruhinya. Seolah sesuatu pada dirinya begitu mendamba keberadaan Jake di sisi nya dan tanpa Flora bisa mengerti sisi dari hatinya seolah tersayat saat mengetahui perihal pernikahan Jake dengan Devani.

" Beruntung sekali wanita itu yang akan menjadi pengantinnya uncle Jake. Dia sangat cantik dan populer. Sangat pantas adalah kata yang pas jika mereka bersanding" lirih Flora pelan .

" Wah cantik sekali Devani itu "

" Iya pantas saja tuan Jake mau menikahinya"

" Mereka sangat cocok yaa"

" Perempuannya cantik dan lelakinya tampan sangat cocok"

" Mereka pasangan serasi"

Dan masih banyak lagi kicauan para pelayan di sekitar Flora yang juga sudah mengetahui berita tersebut. Flora segera menjauh tak ingin mendengar lagi semua hal itu karena entah mengapa Flora semakin merasa sedih dan hampa.

Flora kini telah berada pada kamarnya dan memandangi dirinya pada cermin besar di kamarnya. Dia kembali tersenyum kecut saat sepintas membandingkan dirinya dengan Devani.

" Dia sangat sempurna. Sangat pantas jika dia menyandang gelar queen di hati uncle Jake. Sedangkan aku.... Mungkin hanya cukup sebagai princess saja" seolah sadar dirinya hanya lah anak kecil yang mungkin cara Jake memperlakukan Flora sama dengan caranya memperlakukan Catty.

" Mungkin hanya aku saja yang terbawa perasaan mengingat semua perlakuan manisnya" tanpa di sadari sebulir air mata telah menetes dari sudut matanya.

" Tuhan ..

Kenapa aku seperti ini ?

Tidak seharusnya aku merasakan hal aneh seperti ini ..

Aku merasa seperti telah mengkhianati Joy dengan membiarkan pesona uncle Jake mempengaruhi hatiku yang seharusnya hanya di miliki Joy seorang.

Maafkan aku Joy .... "

Drrtttt drtttt

Panggilan masuk ke smartphone Flora dengan menampilkan nama dan foto Joy. Flora hanya memandang layar smartphone nya dengan tatapan bersalah. Lama dia memandang hingga panggilan tersebut berhenti.

" Maaf Joy. Jangan sekarang hubungi aku. Aku tidak akan bisa menyembunyikan perasaan ku Yang kacau saat ini " Flora berkata dalam hati sambil memejamkan matanya berharap sesuatu aneh yang sempat memberikan epek tak mengenakan di hatinya sirna.

*************

" Kerja yang bagus Carmen. Kau memang bisa di andalkan" puji Reinhard kepada menejer sekaligus teman akrab Devani sejak masih sekolah.

Setelah mendapat perintah dari Reinhard, Carmen langsung bergerak cepat untuk mempersiapkan segala hal tentang pernikahan Devani dan Jake. Hingga berita royal wedding tersebut cepat tersebar ke media.

" Apapun itu asalkan berkaitan dengan kebahagiaan Deva akan ku usahakan " kata Carmen tersenyum kecut. Di sisi lain dia bahagia jika impian Devani terwujud namun di sisi lainnya dia sangat lah sedih dan tak rela jika Devani menikahi Jake. Namun Carmen telah terbiasa merekayasa perasaannya agar dia selalu terlihat normal dan baik-baik saja.

" Kau memang sangat hebat dalam menyembunyikan perasaan mu. Namun kau harus sadar akan kodratmu" sindir Reinhard yang terseyum miring mengejek Carmen.

" Terserah apa katamu. Mana bayaran ku" ucap Carmen ketus.

Reinhard mengeluarkan selembar cek dari saku jasnya.

" Ku rasa ini lebih dari cukup untuk mu sobat "

*************

Hari yang tak pernah di inginkan Jake itu telah tiba. Prosesi Pernikahan itu di gelar pada Ballroom hotel Royal Xander. Anthony xander ayah Jake sangat senang saat membahas hal itu dengan Carmen beberapa hari yang lalu. Berbeda dengan Jake yang tidak setuju jika pernikahan itu di laksanakan di hotel milik keluarga nya secara meriah dengan mengundang ribuan undangan. Namun Jake tak bisa membantah ayahnya yang keras kepala itu.

Beberapa saat lagi pernikahan itu akan di resmikan di hadapan khalayak ramai yang telah berdatangan demi menyaksikan pernikahan yang di kategorikan sebagai pernikahan termegah tahun ini. Tak ketinggalan para pencari berita yang juga hadir di tempat tersebut guna meliput prosesi pernikahan Devani dan Jake.

Saat itu Jake telah berada di ballroom tempat berlangsungnya acara. Dalam hati Jake masih berharap ada keajaiban dari Tuhan yang mungkin berbaik hati menggagalkan pernikahan sialan itu.

Jake mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan ada banyak tamu dari kolega bisnis hingga para pejabat negeri yang hadir. Dan ketika Jake mengedarkan pandangan nya pada suatu sudut dia melihat Carmen menejer Devani tengah menggandeng seorang lelaki yang lebih muda darinya. Jake menyipitkan matanya guna memastikan penglihatannya pada lelaki yang tengah merangkulkan lengannya pada pinggang Carmen.

" Joy. Brengsek sekali anak lelaki itu" geram Jake sambil mengepalkan tangannya. Masih teringat di memorinya saat menyaksikan Flora dan Joy berciuman di atas sampan yang hampir oleng di tengah danau beberapa bulan yang lalu.

" Hai Jake " sapa Devina yang sudah ada di samping Jake. Devina datang ke acara tersebut bersama dengan dokter Maxime.

" Jake.. Selamat yaa atas pernikahan kalian . semoga kau dan Deva bahagia" kata Devina sambil memeluk Jake .

" Aku tidak akan bahagia dengan semua ini devin. Dan kau tau itu"

Mendengar penuturan Jake itu membuat senyum devina tersenyum kecut. Dia mengerti betapa Jake tidak menginginkan pernikahan dengan Devani. Namun di sisi lain dia memang berbahagia jika saudara kembarnya meraih impiannya.

************

" Joy .. Aku mau ke kamar Deva dulu ya. Kamu mau ikut ? "Tanya Carmen sambil berbisik pada telinga Joy.

" Tidak . Aku di sini saja "

" Baik lah. Aku hanya sebentar" kata Carmen yang langsung pergi meninggalkan Joy. Tak lama ada seorang wanita muda yang cantik dan seksi mendekati Joy dan nampak menggodanya.

Carmen memasuki lift yang mengantarkan nya turun ke lantai empat demi menemui deva dan memastikan jika wanita itu telah siap menjalani segala prosesi pernikahan impian nya.

Carmen yang sudah berada di dalam kamar Deva nampak terpana dengan kecantikan Devani yang mengenakan gaun pengantin putih gading yang mekar dari bagian perut ke bawah hingga menutupi kaki dengan bagian belakang nya yang memanjang dua meter.

"Amazing. You so beautifull" kata Carmen mendekat ke arah Devani dan memeluknya .

" Thanks.. " ucap Devani yang mendorong pelan Carmen membuat pelukan itu terlepas.

" Huekk .. " Devani segera menutup mulutnya saat mual mendera.

" Deva kau kenapa ? " tanya Carmen khawatir.

" Tidak tau. Aku sangat mual. Dan kepala ku sangat pusing "

" Astaga Deva ini bukan saat nya kamu sakit sayang. Semua orang menunggu mu di atas" Carmen sangat khawatir dengan keadaan Devani.

Tok

Tok

" Room service "

Carmen membukakan pintu dan masuklah seorang lelaki berpakaian pelayan dengan topi tengah membawa troli makanan .

" Letakkan saja pesanan ku di atas meja" ucap Devani sambil memegang perutnya yang terasa kram.

" Deva tunggu sebentar disini yaa aku akan keluar sebentar menemui Alvero dokter pribadi mu yang ada di ballroom atas" kata Carmen yang segera pergi dengan melangkah tergesa-gesa.

Pelayan lelaki keluar dari kamar Devani namun tetap berada di depan pintu kamar itu dengan membiarkan pintu kamar masih terbuka sedikit. Mulut pelayan lelaki itu seperti komat kamit.

" Satu.. Dua.. Tiga " pelayan lelaki itu kembali masuk ke dalam kamar dan mendapati Devani tak sadarkan diri tergeletak di lantai.

Lelaki itu segera meraih tubuh lemah Devani. Rupanya obat tidur yang di bubuhinya pada teh yang di minum Devani cepat bereaksi.

" Sayang .. maafkan aku harus menghancurkan impian mu" dengan cepat lelaki itu melepaskan gaun pengantin Devani dan menggantikannya dengan pakaian khas pelayan wanita yang di selipkannya di troli makanan yang di bawanya. Tak lupa dia menutupi wajah Devani dengan masker. Kemudian dia menggendong tubuh Devani keluar dari kamar itu.

Saat telah memasuki lift khusus karyawan pelayan lelaki itu di cegat oleh Patrick General Menejer hotel Royal Xander .

" Hey tunggu" Patrick yang gendut itu masuk ke dalam lift dan membuat penuh tempat sempit itu.

" Aku tidak pernah melihat mu sebelumnya. Dan kenapa dengan pelayan wanita itu ? " tanya Patrick.

" Saya Harold. Saya baru seminggu kerja di sini. Dan yang pingsan ini Hilda dia sedang sakit tapi masih memaksakan diri mengantarkan pesanan tamu. Kebetulan saya lewat dan menemukan dia yang sudah sangat lemah dan minta tolong di bawa ke rumah sakit sebelum dia pingsan seperti saat ini"

Patrick mengkerutkan keningnya dan memandang pelayan lelaki itu penuh selidik.

" Hmm baiklah. Segera antar dia ke rumah sakit. Dan pastikan jika dia tidak akan menularkan penyakitnya pada karyawan yang lain ".

*************

Sementara itu Carmen yang telah menemukan Alvero dokter pribadi Devani segera menuju kamar hotel yang sudah di dekorasi layaknya kamar pengantin.

" Di mana Devani ?" Tanya alvero ketika sudah berada di dalam kamar.

" Mungkin di kamar mandi" Carmen segera menuju kamar mandi dan tidak menemukan Devani.

Carmen sangat panik mengetahui ketidakberadaan Devani. Bagaimana mungkin Devani menghilang di hari yang sangat di impikannya itu.

" Coba kau hubungi nomor telephone nya " usul Alvero dan Carmen langsung mengambil smartphone nya.

Drrtttttt

" Ahh sial. Dia meninggalkan smartphone nya di atas ranjang " kata Alvero yang menunjuk ke arah benda yang berdering itu.

" Dia juga menanggalkan gaun pengantinnya. Ini tidak mungkin " kata Carmen panik.

Tok

Tok

Tok

Anthony telah berada di depan pintu kamar Devani.

" Carmen .. Mana Devani ? Acaranya akan segera di mulai "

" Devani menghilang paman "

*************

Anthony marah besar begitu mengetahui hilang nya Devani. Dia menanyai semua staff hotel yang mungkin melihat perginya Devani. Namun tidak ada satupun yang melihatnya. Dan saat rekaman camera cctv di putar untuk floor tempat kamar Devani berada tidak menampilkan sesuatu yang janggal.

" Tunggu. Coba di ulang tayangan sebelum aku keluar dari kamar Deva " pinta Carmen kepada kepala security.

" Pelayan lelaki itu" tunjuk carmen penuh percaya diri.

" Aku masih ingat dia masuk ke kamar Deva hanya seorang diri. Kemudian aku meninggalkannya sebentar untuk mencari Alvero di ballroom"

" Kau memang bodoh sekali meninggalkan calon menantu ku " geram Anthony sambil melotot menyalahkan Carmen .

" Dan kau patrick. Bagaimana mungkin kau tidak mengenali para staff yang bekerja di bawah pengawasan mu hah ? " Bentak anthony kepada General Menejer hotel.

********************

DEVANI JACKSON KABUR DI HARI PERNIKAHANNYA

wacana itu cepat menyebar di seluruh media dan dunia sangat tercengang akan berita tersebut.

" Bodoh" maki Reinhard yang sangat marah karena batalnya pernikahan itu dan yang lebih membuatnya murka adalah lenyap nya Devani yang tak bisa di endus keberadaannya.

" Aku tidak mau tau. Kalian harus mendapatkan informasi keberadaan Devani secepatnya. Jika tidak. Siap-siaplah membusuk di neraka" ancam Reinhard kepada orang suruhan nya.

" Sekarang pergi dan jangan kembali sebelum dapat hasil "

Tinggallah Reinhard seorang diri di dalam ruangan nan temaram itu. Dia sangat mengkhawatirkan Devani dan juga janin dalam kandungannya.

"Di mana kamu sayang ? "

"Kenapa harus pergi di saat impian mu akan terwujud ?"

Reinhard memejamkan matanya sembari menenangkan dirinya. Padahal dia baru saja menguatkan dirinya untuk melepaskan Devani yang amat sangat di cintai nya untuk menikahi Jake. Meski itu artinya dia harus melemparkan begitu saja tanggungjawab terhadap janin yang di kandung Devani kepada Jake adiknya.

**********************

Sementara itu Jake yang sudah kembali mengurusi perusahaannya mendapati jika Philip menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Namun bukan nya marah Jake malah senang akan menghilangnya Philip. Seakan Jake tahu jika Philip lah yang membantunya membawa jauh Devani dari hidupnya.

" Thanks bro" kata Jake dalam hati.

" Ternyata Tuhan memang sangat menyayangi ku dengan menjauhkan ku dari mimpi buruk"

Tok

Tok

" Masuk" kata Jake memperbolehkan Daisy masuk untuk menyampaikan laporannya.

" Ini data yang anda cari pak"

" Yaa sudah. Kau boleh kembali ke meja mu" kata Jake sambil membuka laporan Daisy. Namun seperti nya Daisy masih ingin menyampaikan sesuatu .

" Maaf pak. Di luar ada banyak sekali para pencari berita yang ingin klarifikasi anda perihal .. Emm .. Itu pak.. Em " daisy gugup jika harus memperjelas perkataanya.

Jake hanya tersenyum miring. Dia bangkit dari kursi kebesarannya dan memunggungi Daisy demi menatap dinding kaca ruangannya yang menampilkan banyaknya bangunan pencakar langit di kawasan perkantoran elite Newyork.

" Aku sungguh sangat bersyukur pernikahan itu batal" sontak Daisy melongo mendengar penuturan Jake