"Awwww."
Jari mungil Haura tidak sengaja teriris saat ia sedang memotong timun. Abi yang mendengar suara Haura langsung menuju dapur, di susul oleh Jesika. Dengan cepat Abi menggapai tangan Haura dan mengelap darah dengan bajunya. Alhasil, baju yang di pakainya tadi berdarah.
Dengan sigapnya Abi mengambil kotak P3K dari ruang tengah dan memberi obat merah pada luka Haura. Padahal luka di jari Haura itu hanya luka kecil, tapi Abimayu begitu khawatir. Haura bingung dengan sikap Abi, apakah dia hanya berpura-pura di depan Jesika atau memang tulus dari hatinya.
"Lain kali hati-hati, Ra. Jangan melamun kalau lagi pegang pisau."
Haura mengangguk pelan. Jesika hanya diam sembari melihat Abi yang begitu perhatian kepada Haura yang notabennya hanya seorang sepupu. Apa yang Abi lakukan kepada Haura adalah perlakuan Abi yang dulu kepada Jesika.
"Aku pulang," ucap Jesika secara tiba-tiba. Wajahnya terlihat begitu kesal.