Telah genap berusia dua hari. Cokelat pemberian Ilham tak juga mendarat ke dalam perut milik Sheila. Entah apa yang sedang di pikirkan gadis itu sebenarnya. Apa ia takut, kalau cokelat tersebut mengandung banyak kadar cinta yang sanggup meluluhkan hatinya? Atau pikiran lain tentangnya, sejumput serbuk racun telah tertuang di dalam cokelat itu?
Gadis itu masih asyik dengan ponsel yang tengah membuka aplikasi e-commerce terpecaya untuk membeli papan skateboard baru. Koleksi papan skate nya berkurang satu karena kejadian tempo lalu yang membuat benda kesayangannya hancur tak tersisa.
"She, ini cokelat siapa yang ada di dalem kulkas?."
Aksa datang dan masuk tanpa permisi. Sebari membawa sebuah cokelat batang yang nampaknya telah membeku.
"Punya gue," jawab Sheila singkat setelah melirik Aksa sekilas.
"Punya lo? Jangan bilang kalo ini cokelat dari Ilham tempo lalu?."