Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Become a Player

🇮🇩RaindeAlthera
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.2k
Views
Synopsis
Aldo Firmansyah, seorang mahasiswa tingkat akhir tidak menyadari hari ini adalah hari-hari tenangnya berakhir. Ketika pemberitahuan itu datang padanya, saat itu juga Aldo merasa dunia berhenti bekerja. Siapa sangka penerbit yang mengontrak karyanya ternyata membuat karya itu menjadi nyata? 「Biro Penerbit SV telah menghadirkan cerita ke dunia」 「Selamat karena telah bertahan dalam babak pertama」 「Babak kedua akan dimulai dalam tiga puluh puluh menit」
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

「Selamat, Anda orang terakhir yang bertahan hidup」

Aku kehilangan semuanya. Orang-orang yang mengikutiku selama ini satu per satu mulai meninggalkan dunia. Kini yang tersisa hanyalah dunia dengan tanah terpecah, lautan yang telah berubah merah karena darah, serta langit siang yang tertutup awan gelap. Aku menutup mata dengan punggung tangan kala pemberitahuan itu terdengar. Sistem keparat!

Tidak ada hal yang bagus dengan menjadi satu-satunya orang yang bertahan hidup. Aku sudah gagal mempertahankan tanah tempat aku berpijak. Satu-satunya yang berhasil aku pertahankan hanya nyawaku yang terasa tidak lagi berarti. Tidak ada suara selain gemuruh dan raungan monster yang dapat aku dengar. Jangankan canda tawa, bahkan suara deru napas ataupun teriakan manusia sudah tidak terdengar. Kuharap, walaupun samar aku masih bisa mendengar tanda-tanda kehidupan manusia. Akan tetapi, harapan hanya tinggal harapan.

Mataku terbuka, menatap langit yang sudah hampir sepenuhnya berubah kelabu. Dari bumi aku dapat mendengar para rasi bintang yang bersorak-sorai di atas sana. Mereka selalu seperti itu. Melihat akhir cerita yang menyedihkan adalah hiburan yang sangat menarik bagi mereka. Bagaimanapun bukan mereka yang kini sedang hancur. Dan juga, manusia yang hanya bagai debu di padang pasir hanyalah sekedar avatar. Kami tidak lebih dari tokoh dalam permainan yang bisa mereka kontrol sesuka hati.

Aku terkadang berpikir tentang dunia mereka. Sebenarnya bagaimana para rasi bintang itu hidup? Mereka tidak butuh makan maupun minum. Yang mereka miliki hanya keagungan dari kepercayaan para manusia yang mereka anggap debu. Lalu, keagungan itu mereka gunakan untuk mempermainkan manusia. Manusia seolah tidak memiliki kekuatan untuk menentang para rasi bintang. Jangankan menentang mereka, memikirkannya saja sudah membahayakan.

Aku tahu karena aku mengalaminya sendiri. Aku melihat orang-orang yang berusaha menentang rasi bintang berakhir dengan mengenaskan. Tidak ada dari mereka yang bisa tetap hidup setelah menentang rasi bintang. Atau, jika bertahan hidup, orang itu akan menjadi bahan permainan rasi bintang. Pikiran, emosi, jiwa, semuanya akan menjadi mainan yang menarik bagi mereka.

Aku ingat beberapa temanku yang telah wafat. Yang pertama adalah seorang pemuda dengan hati yang lurus. Dia memiliki hati yang lembut, selalu membela kebenaran dan tidak segan pada mereka yang egois. Dia selalu melindungi orang tua, anak-anak, serta orang-orang yang tidak berdaya. Yang kedua adalah seorang gadis pemberani yang bersedia melindungi anggota kelompok. Dia tidak segan-segan melompat ke pertempuran jika salah satu anggota ada yang terluka. Yang ketiga adalah seorang remaja nakal yang selalu menjadi pencair suasana. Dengan tingkahnya, kami bisa sejenak melupakan seperti apa dunia sekarang, kemudian, yang terakhir adalah seorang wanita tegar yang membuat kelompok tenang. Setiap kami merasa kehilangan semangat, dia selalu berhasil membuat kami bertahan.

Mereka adalah orang-orang yang hebat. Mereka semua tidak ada yang merasa menyesal ketika meninggal. Akan tetapi, sebagai satu-satunya orang yang ditinggalkan, aku merasa sangat menyesal. Kenapa aku tidak berhasil melindungi mereka? Mereka adalah orang-orang baik yang tidak pantas wafat. Akan tetapi, kematian mereka dianggap pencapaian besar bagi para rasi bintang.

Aku menggertakkan rahang kala hal itu melewati pikiran. Tanganku mengepal erat. Dapat kurasakan kuku-kukuku menusuk telapak tangan. Aku tidak peduli dengan hal itu. Sakit? Apa itu sakit? Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan rekan yang berharga.

[??? ingin membuat perjanjian denganmu]

Kata-kata itu membuat kesadaranku kembali sepenuhnya. Panggilan itu memaksaku untuk kembali sadar. Aku yang terakhir hidup, tetapi aku bukan seseorang yang bebas. Sama seperti para manusia lain yang sudah meninggal, aku juga hanya tokoh dalam sebuah permainan bagi seorang rasi bintang. Aku tetap dikontrol oleh dirinya. Walaupun selama ini aku selalu merasa bebas. Aku tidak tahu apakah itu bisa dikatakan keberuntungan atau kutukan.

"Apa yang kau inginkan?" tanyaku dengan suara pelan.

Aku sekarang rasanya tidak lagi memiliki tenaga untuk melakukan sesuatu. Tepatnya, aku tidak memiliki motivasi untuk melakukan hal yang lain. Aku sudah tidak peduli jika ada monster yang datang dan membunuhku sekarang. Apa gunanya tetap hidup di dunia yang sudah hancur? Di dunia yang tidak lagi mendukung manusia untuk bertahan. Apakah aku masih dapat dikatakan sebagai manusia setelah ini? Kurasa tidak. Aku hanya akan menjadi salah satu monster seperti penghuni baru bumi.

[??? Ingin melihat akhir yang berbeda]

Aku terdiam kala kata-kata itu terdengar. Apakah aku tidak salah dengar? Apa alasannya? Apakah akhir ini tidak memuaskan? Aku mengerjapkan mata, kemudian menanyakan alasannya, "Kenapa?"

[??? menolak untuk menjawab]

Aku kembali memejamkan mata. Ini pertama kalinya aku berkomunikasi dengannya setelah pemilihan rasi bintang. Selama ini dia selalu diam, sampai aku menganggapnya tidak memiliki kekuatan atau kekayaan. Aku juga tidak ingin melakukan hal konyol seperti mencoba mengajak bicara seorang rasi bintang.

Itu alasan aku bingung apakah ini sebuah keberuntungan atau kutukan. Aku bebas bergerak sepanjang cerita. Dia tidak pernah memintaku melakukan suatu hal. Apapun yang aku lakukan, dia seolah tidak peduli. Dia juga tidak pernah memberikan dukungannya padaku, sehingga aku merasa seperti tidak memiliki rasi bintang.

Ingin melihat akhir yang berbeda? Aku tidak paham dengan dirinya. Rasi bintang itu aneh, tetapi rasi bintang milikku jauh lebih aneh. Apa yang dia maksud dengan ingin melihat akhir yang berbeda? Apakah dia tidak senang dengan kehancuran tanah tempat aku berpijak? Apakah dia tidak suka hampir semua manusia musnah? Rasanya tidak mungkin seorang rasi bintang seperti itu. Bisa jadi juga dia hanya ingin memuaskan rasa penasarannya.

Aku tidak tahu bagaimana cara dia mewujudkan keinginannya itu. Setiap rasi bintang biasanya memiliki kekuatan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Entah melalui keagungan mereka, atau pengaruh yang mereka miliki di antara rasi bintang. Akan tetapi, aku tidak pernah sekalipun melihat rasi bintang milikku berinteraksi dengan rasi bintang lainnya. Aku malah berpikir dia rasi bintang yang paling lemah hingga tidak dianggap. Bagaimana sebuah rasi bintang lemah memiliki kekuatan untuk mendapatkan akhir yang berbeda? Bagaimanapun keinginannya pasti akan bertentangan dengan keinginan sebagian besar rasi bintang yang lain.

Aku penasaran dengan hal ini, sangat penasaran. Sepertinya tidak ada salahnya mencoba. Lagipula tidak ada yang bisa kulakukan selain mengikuti keinginannya. Seperti yang aku katakana, aku hanya tokoh dalam permainan bagi dirinya. Aku tetap menganggukkan kepala atas permintannya. Walau aku tidak tahu apakah aku akan menyesali hal ini atau akan bersyukur. Tidak ada yang tahu sebelum dicoba.

"Baiklah," ujarku bersemangat. Mungkin kali ini aku bisa melindungi mereka. Mungkin kali ini aku bisa bertemu kembali dengan mereka.

[??? mengaktifkan stigma 'regresi']

- Epilog Pemain Eksekutif