Aquasye dan orang itu masih terus menyerang satu sama lain. Aqusye yang masih bertahan terus berusaha mempertahankan kekuatan dan melakukan perlawanan.
Sebagai seorang Ratu Athurma, Aquasye tidak memiki batas kekuatan. Dia bisa melawan musuh seharian tanpa takut kekuatannya akan habis. Namun, Aquasye kalah tidak bisa menyaingi kecepatan pada lawannya di darat pasalnya Aquasye adalah Makhluk laut. Jadi untuk bisa secepat lawannya Aquasye harus menarik lawannya ke laut.
"Kau kuat, ku akui tapi gerakanmu sangat lambat. Sudah berapa lama kamu tidak menjadi duyung Ratu..." sinis orang itu.
"Aku akui, aku lambat. Namun meskipun demikian aku yakin. aku akan tetap akan bisa membunuhmu!!" seru Aquasye yakin.
"Kita lihat saja nanti," tantang orang itu.
Meskipun Aquasye dengan lantang mengatakan akan membunuh wakil dari Krœthās itu sendirian namun, tetap saja kecepatan Aqusye tidak bisa mengalahkannya walau seujung jaripun.
Dengan cepat wakil dari organisasi Krœthās itu terus menghindarinya hingga membuat Aqusye menjadi kewalahan. Namun, bukan berarti dia kehabisan akal. Seorang Khalil Azthari tidak akan memilihnya sebagai seorang tunangan jika Aquasye tidak hebat dalam bertarung.
"Leå!" seketika itu juga sebuah cahaya kecil bitu keluar dari kening Sang Ratu Athurma. Dengan matanya yang mulai bercahaya biru layaknya batu aquamarine. Dan membuat orang itu sedikit ketakutan.
"Oleyea Hamou Drstëa uzhta mobneta gyonandine Athurma!!" Ketika selesai Aqusye mengucapkan mantranya suara laut terdengar mengalir begitu derasnya kearah mereka.
"Geathema Hamouke!! Arsye Athurma!!" seru Aqusye dengan ombak tsunami yang tepat berada di belakangnya. Dia memerintah air laut itu berubah menjadi sebuah pusaran air dan menangkap musuhnya.
"Matilah kau!! Matilah ditanganku," seru Aqusye gembira.
Secepat apapun orang itu berlari namun,sebuah itu begitu sia-sia di tambah lagi dengan Aquasye yang masuk ke dalam pusaran air tersebut yang membuat gerakan pusaran air tersebut lebih kencang dari angin puting beliung.
"Goendheta Morikkhië!!" Aquasye menembak wakit ketua itu dengan tembakan air yang keluar dari pussaran air itu.
Namun, ternyata wakik ketua itu juga tidak mau kalah. Dia menumbuhkan sayapnya dan melakukan penyerangan dari atas.
"Ghesheta Huandithqa!!!" orang itu menyerang Aquasye dengan serangan petir.
Aquasye yang melihat petir itu menuju kearahnya langsung memecah ousaran air tersebut dan melompat kearah orang itu dengan langsung menumbuhkan sayapnya.
"Kau punya sayap!!" orang itu terkejut, rupanya sebagai anggota daru organisasi yang terkenal dalam mengincar kekuatan. Mereka tidak pernah memperlajari sedikitpun tentang kekuatan dari pulau Athurma.
"Kau mau membunuh seorang Ratu Athurma, tapi tidak tahu kekuatannya!! Menyedihkan..." ejek Aquasye sinis.
Aquasye menutup matanya dan tiba-tiba saja seluruh awan dilangit datang mengitari mereka. Mulutnya wanita itu terbuka dan menyebutkan kata-kata yang tidak bisa didengar oleh wakil ketua itu.
"Aku memanggil awan putih yang indah untuk saling bergabung..."
"Semua yang putih semua yang bersih bersatulah dan berubahlah keluarkanlah kekuatanmu,"
"Serang musuhku sambarlah ia denga gemuru anginmu dan petirmu!"
"Aku meminta kepada Zeus agar petirnya berpihak kepadaku, Oalea szamos chieata meta!! Bunuhlah satu musuhku itu!!!" ucap Aqusye menunjuk wakil ketua Krœthās.
Dan semua awan yang telah berkumpul itu berubah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Aquasye. Awan-awan itu berubah menjadi awan keruh yang menurunkan hujan dengan suara petir yang bergemuruh mengarah kearah orang itu.
Wakil ketua itu berusaha melarikan diri dia membentuk dinding tanah dengan kekuatannya namun, dengan mudah dinding tersebut di hancurlan oleh petir Aquasye.
Rupanya sudah sejak awal pertarungan Aquasye berusaha untuk menghemat kekuatan demi sesuatu yang lebih besar. Dia membuat sebuah badai petir yang tidak bisa dihindari dengan cara apapun.
Dinding tanah orang itu terus dihancurkan oleh petir. Dia mencoba menghancurkan badai petir tersebut dengan berseumnyi di balik tubuh teman-teman Aquasye yang tidak sadarkan diri namun hal tersebut tidak berhasil. Petir datang dari arah lain dan mengincar dirinya. Aquasye yang sudah berada di atas angin hanya perlu menunggu kematian musuhnya.
Dan tidak perlu waktu lama, kekuatan orang itu mulai melemah dan dia sudah tidak bisa bergerak lagi. Petir yang besar mulai mengumpulkan dirinya dan langsung menyambar orang itu hingga menjadi debu tanah.
Aquasye yang melihat kematian orang itu tersenyum bengis dengan penuh keangkuhan. Alhirnya setelah 500 tahun lamanya dia dapat menunjukkaan kekuatannya yang sesungguhnya.
Meskipun dirinya menghadapi kemenangan senyum angkuhnya itu mulai pudar. Aquasye mulai berpikir jika, seandainya pada waktu itu dia sudah sekuat ini maka dia tidak akan pernah kehilangan pria yang amat dicintainya itu.
Khalil Azthari adalah pria yang sangat dia cintai. Meskipun tidak pernah pria itu memuji kecantikannya, memuji bakatnya, atau mengapresiasinya dalam segala keberhasilannya. Namun, Aquasye tetap mencintai seorang Khalil Azthari.
Karena meskipun, pria itu tidak pernah berkata-kata manis kepadanya atau melakukan perbuatan yang baik kepadanya. Bahkan, Kahlil sering kali berkata kasar dan memperlakukan Aquasye layaknya sebuah hiasan. Akan tetapi setiap kali, Aquasye dalam keadaan terpuruk. Khalil ada disana dan berusaha menunjukan pada dirinya betapa kuat dan hebatnya dia.
Bahkan, disaat tekahir mereka bersama Khalil berjanji tidak akan membiarkan mereka berdua mati. Meskipun pada akhirnya, Aquasye harus kehilangan pria yang amat sangat dicintainya itu.
"Seandainya saat itu aku lebih kuat, pasti kita tidak akan seperti ini ya Khalil," lirih Aquasye.
"Aqua!!" Aquasye langsung menghentikan lamunannya saat mendengar suara seorang pria yang berteriak memanggilnya.
Wanita athurma itu melirik ke asal suara tersebut dan dia melihat sosok yang sangat dicintainya tadi datang menghampirinya. Meskipun sosok itu adalah sosok yang berbeda dengan yang dia kenal dahulu.
Namun, bagi Aquasye melihat reinkarnasi dari pria yang dicintainya itu bahagai sudah merupakan hal yang cukup baginya.
Akan tetapi Aquasye merasa ada sesuatu yang aneh dengan cara pria itu memanggilnya.
"Aqua!!" Aqusye mendengar panggilan itu lagi.
Aqusye langsung membulatkan matanya dia tahu siapa yang berada di dalam tubuh pria tersebut.
"Hoi Khalil, keluarlah dari tubuh anak itu dasar bajingan!!" tegus Aquasye kesal, karena meskipun dia sangat senang bisa bertemu dengan sosok yang dicintainya lagi. Namun, akan sangat berbahaya bagi Alexander jika Raja Azthari itu terus berada dalam tubuhnya.
"Kamu baik-baik saja?" Khalil menyentuh pundak Aquasye dan menanyakan keadaan wanita bersirip itu.
"Sejak kapan ya kau perhatian padaku!" sindir Aquasye menutupi rasa senangnya karena mendnegar pertanyaan dari cinta pertamanya itu.
"Sejak aku sadar jika aku..... (Bruk!!)" pria itu jatuh pingsan sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya itu.
"Khalil!!" Aqusye panik.
"Ah.., badanku remuk semua baru saja tadi sudah enakkan. Lalu, leluhur sialan itu mengambil tubuhmu lagi...." pria itu tersadar dengan jiwanya yang kembali seperti semula, sambil mengumpat kesal pada Khalil Azthari yang terus mengambil alih tubuhnya.
"Hah!! Aquasye dimana Monner!!?" tanya Alexander panik sambil mencari keberadaan wanita yang dicintainya itu.
"Disana," Aquasye menunjuk tubuh Monner yang sedang terkapar bersama dengan shallman.
"Shallman!!" Hagai melihat tubuh wanita tua itu tidak sadarkan diri langsung panik berlari menuju tubuh wanita tua itu. Begitu juga dengan Alexander yang menghampiri kekasih hatinya itu.
Aqusye yang melihat reaksi Alexander terhadap Monner. Hanya bisa tersenyum tipis dan mengingat bagaimana dulu Khalil membentaknya saat dirinya kalah dalam sebuah pertarungan dan mengalami luka parah sambil menyembuhkannya disaat yang bersamaan.
"Hamen Sthetanaa hannmoer Hurazhune Khalil danen," guman Aquasye tersenyum.
Intro....
bahasa Athurma
Leå: Aku memanggil
Oleyea Hamou Drstëa uzhta mobneta gyonandine Athurma : Senyawa laut yang siap menghampiriku dan membela kerajaanku Athurma.
Oleyea : Senyawa laut
Hamou: kerajaanku
Ha: aku
mou: Kerajaan
Drstëa : yang siap
uzhta : menghampiriku
mobneta : dan
gyonandine : membela
Geathema Hamouke!! Arsye Athurma : Demi kerajaanku tercinta Athurma bertarunglah kalian.
Geathema: Demi
Hamouke : Kerajaanku tercinta
kesnyanire: yang tercinta
Arsye: bertarunglah kalian.
kata dasar:
Arshur: bertarung
syewea: Kalian.
Goendheta Morikkhië
Goendheta : Serangan
Morikkhië: Dari dalammu
Mori: dalam
rikk: dari
Khie: mu untuk makhluk non human.
Oalea szamos chieata meta : aku panggil pasukan badai petir untuk membunuh.
Oalea: aku panggil pasukan
oasea : pasukan
lea : aku panggil
szamos: membumuh
chieata : untuk
meta: Badai Petir
Hamen Sthetanaa hannmoer Hurazhune Khalil danen : Aku mencintaimu Khalil dengan hatiku seumur hidup
Hamen : Aku
Sthetanaa : dengan
Hannmoer : mencintaimu ( dalam)
Harashune : hatiku
hara: ku ( sayang)
shune: Hati
danen: seumur hidup
dann : hidup
nen : seumur
bahasa Azthari kuno
Ghesheta Huandithqa ku panggil
Ghesheta : Semburan petir
kata dasar:
ghes : petir
heta: semburan
Huandithqa : ku panggil
kata dasar :
Humile : aku
andithqa : panggil ( sopan)