"Uhm..., ada sesuatu yang diberikan padaku." Yun Wei menunjukkan ponselnya dan berkata, "Tante Ji mengatakan hanya perlu untuk memakai ponsel saja sudah bisa memenuhi semua keinginanku. uhuhuhu….."
Hua Shasha mengambil ponselnya itu dan melihatnya. Namun saat membuka ponselnya itu, ternyata diharuskan untuk memindai sidik jari milik Yun Wei.
Hua Shasha menarik tangan Yun Wei dan menekan sidik jari. Setelah melakukan itu, layar utama ponsel itu pun terbuka dalam sekejap.
Ternyata, Tante Ji telah meninggalkan uang yang sangat banyak kepada Yun Wei. Hanya saja untuk mentransaksikan uang tersebut, ia harus menggunakan sidik jari Yun Wei.
Selain itu, Tante Ji meninggalkan akun bank khusus kepada Yun Wei. Ia hanya bisa melakukan transaksi secara digital dan tidak bisa melakukan pencairan untuk sejumlah uang tersebut.
"Dasar siluman tua, kenapa begitu menyebalkan!" Hujat Hua Shasha dengan kesal.
Andai ponsel ini tidak menyimpan banyak uang, ia ingin rasanya membanting ponsel tersebut ke lantai hingga pecah.
Dalam hati, Yun Wei diam-diam tersenyum. Mereka berdua ingin memanfaatkan uang miliknya, tentu tidak mungkin semudah itu.
Ya, akun bank di ponsel ini adalah akun pribadi yang diminta secara khusus oleh Tante Ji ke salah satu kenalannya yang bekerja di bank. Akun itu hanya dibuat khusus satu-satunya untuk Yun Wei.
Akun ini bahkan dibuat khusus agar terhindar dari pencurian. Walaupun Hua Shasha mencuri ponsel Yun Wei, namun mereka tetap tidak bisa melakukan apapun tanpa sidik jari Yun Wei.
Selain itu, ponsel ini memiliki alat pengenalan sidik jari secara khusus. Bila ada orang yang meniru sidik jari Yun Wei tetapi tidak ada suhu badan yang sama, orang tersebut juga tidak bisa membuka ponsel tersebut.
Memikirkan ini, Yun Wei pun tersenyum polos melihat Hua Shasha dan Bai Wenping. Ia sengaja bertanya seakan tidak tahu apa-apa, "Shasha, mengapa kamu begitu marah?"
"Ah, tidak ada apa-apa." Kemudian, Hua Shasha sengaja mengganti topik dengan berkata, "Kamu di rumah saja, ya! Jangan pergi ke mana-mana, nanti malam aku akan mencarimu. Ingat, kamu jangan keluar. Nanti, kamu akan bertemu serigala besar yang akan memakanmu!"
Sambil berpura-pura ketakutan, Yun Wei pun menjawab, "Weiwei tidak akan keluar, Weiwei takut dengan serigala besar."
Setelah itu, Hua Shasha dan Bai Wenping langsung keluar dari flat ini. Sambil berjalan, mereka pun berbisik untuk berdiskusi tentang sesuatu.
Yun Wei tahu mereka tentu tidak memiliki rencana yang baik. Mereka pasti sedang memikirkan cara untuk menggunakan uang di dalam ponselnya ini.
Yun Wei tentu tidak tahu rencana yang mereka rencanakan. Namun apapun masalah yang datang, ia yakin bisa menyelesaikannya dengan baik.
Ya, bila mereka berdua sedang ingin bermain-main dengannya, maka Yun Wei juga akan melayani permainan mereka sampai puas!
Menikmati permainan ini, Yun Wei juga belum ingin begitu cepat mengakhirinya.
Menunggu mereka berjalan agak jauh, Yun Wei dengan cepat kembali ke flat milik Lu Zhanting.
Lagi pula, semua barang di kamar ini juga sudah membuat Yun We merasa sangat jijik.
Kembali ke flat milik Lu Zhanting, suasana hatinya langsung kembali menjadi senang lagi.
Yun Wei berbaring di sofa, barusan ingin membuka laptopnya dan ada satu kertas di atas sana. Di kertas itu terdapat tulisan yang besar dan seakan menegaskan perkataannya, "Makanlah makanan di atas meja, matikan saja laptopnya."
Jelas sekali bahwa Lu Zhanting tidak menginginkan Yun Wei melihat tubuh telanjang seperti kemarin malam lagi. Ia tidak memperbolehkan Yun Wei melihat badan Bai Wenping.
"Pelit." Yun Wei bergumam dengan ringan.
Tidak lama kemudian, hidung Yun Wei langsung mencium aroma wangi yang membuat nafsu makannya meningkat. Ia pun berlari ke arah meja makan.
Setelah Yun Wei dengan puas menyantap makanan itu, ia pun dengan perasaan senang dan puas langsung mempersiapkan tugas serta beberapa materi yang akan dipelajarinya di kampus.
Dalam Keluarga Yun, Yun Wei adalah putri satu-satunya dalam keluarga tersebut. Dengan lahir di keluarga yang memiliki bisnis sebesar itu, ia sudah pasti akan menjadi pewaris satu-satunya keluarganya di masa depan nanti.
Sejak lama, kakek dan ibunya selalu berpesan padanya untuk selalu berusaha dan belajar dengan keras.
Namun karena Yun Wei masih anak-anak, ia masih belum mengerti hal yang disebut dengan berusaha dengan keras. Ia pun selalu mendapatkan perhatian penuh di rumah dan belum pernah mengkhawatirkan tentang masa depannya nanti.
Yun Wei saat itu sama dengan putri dari keluarga kaya raya lainnya, semua waktunya hanya dihabiskan untuk bermain-main dan menikmati hidup.
Berhasil masuk ke sekolah yang memiliki tingkat persaingan yang tinggi, Yun Wei pun mengandalkan bakat kepintarannya dan proses belajar dalam waktu yang tidak singkat.
Namun setelah mengalami masalah separah ini, Yun Wei langsung menjadi dewasa jauh lebih cepat.
Sekarang, ia menyadari bahwa orang tua dan kebesaran keluarganya tidak akan mungkin bisa mengurus semua kehidupannya seumur hidupnya. Selain itu, kehormatan keluarganya juga tidak mungkin bisa selamanya melindunginya.
Memikirkan hal ini, tentu kehidupan yang akan dijalaninya akan menjadi semakin sulit tanpa adanya pengaruh keluarganya.
Selain itu, Yun Wei juga sadar bahwa hanya diri sendiri yang mampu mencari tahu dan menjalani kehidupannya. Setelah itu, ia akan mengetahui semua kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi dalam kehidupan ini.