Dengan hati-hati, Leo membalikan tubuh Amora hingga menghadap padanya, dibingkainya wajah cantik gadisnya serta ditariknya kedua sudut bibir Amora ke atas, menampilkan sebuah senyum yang selalu Leo nantikan, "Aku lebih senang melihat mu tersenyum dari pada membuat mu ketakutan seperti ini, sayang."
Amora masih tak dapat berkata-kata, dirinya tau - ada banyak teka-teki yang harus dirinya pecahkan, lagipula Leo tak mungkin melepaskannya begitu saja.
Leo pasti melakukan sesuatu padanya.
Namun, apa itu?
Sesuatu yang buruk atau lebih buruk? Tak ada yang tau.
Leo meraih ponselnya dari dalam saku jas yang ia kenakan, mengotak-atiknya tanpa melepaskan sebelah tangannya di pinggang Amora, "Dimana ponsel mu, hm? Mengapa posisinya tidak ada di sini?" tanyanya membuat jantung Amora semakin berdesir tak karuan.
Oh ayolah - hal itu membuat Amora kalut, tak mungkin bukan dirinya mengatakan jika ponselnya jatuh dan tak tau dimana? Itu terlalu mustahil.