Setelah mendengar kabar itu. Para keluarga dari karyawan datang di depan perusahaan Hanan. Tangis tidak terima mereka lontarkan.
Hanan yang masih lemas dan hanya menyatukan tangan sambil menunduk.
"Mari kita masuk mobil Mas. Biar yang lain, mereka pasti akan menjelaskan." Fanan yang lebih bisa tegar, dia menuntun hanan ke mobil.
"Hua ... Bagaimana bisa perusahaan seperti ini apa kalian semua tidak memikirkan keluarga kecil kami. Andaikan tidak lembur suamiku pasti masih pulang masih hidup bersama kami. Hiks hiks huh ... suamiku ...." tangis histeris dari seorang wanita.
"Pak segera antar Mas Hanan," pinta Fanan. Supir menggangguk dan mobil melaju. Rafka dan Arga berusaha menenangkan keluarga para pekerja. Mata Fanan menyapu parkiran. Mengatur napas lalu melangkah.
