Sorak bergembira terdengar lantang dari setiap kelompok ospek. Menyanyikan nyel-nyel yang telah dirangkai dengan bagus dan tak lupa ditambah gerakan agar terlihat lebih semangat.
One heart, one heart
Terus melangkah bersama kami
One heart, oh one heart…
Terdengar nyanyian dan hiruk-pikuk suara menggema dalam ruangan yang padat dan penuh. Ribuan mahasiwa sibuk bernyanyi, mengunggulkan diri agar terlihat menarik oleh orang lain. Namun di lain sisi berbeda dengan Zara dan teman-temannya.
Kilatan cahaya putih dari kamera ponsel, lebih menarik perhatian mereka. Sambil duduk lesehan di atas lantai yang dingin. Berbaris para perempuan dan laki-laki menyiapkan diri dengan gaya terbaik mereka.
Terlihat di barisan depan ada Zara dan Risky. Sedangkan di belakang ada Amalia, Rama, dan Rani. Senyum merekah tercipta di semua bibir para perempuan. Sedangkan para laki bersiap dengan gaya cool dan gagah menghadap di kamera.
Berbagai moment terdokumentasi dengan cantik. Terlihat di gambar senyum lebar menghiasi wajah mereka. Akan menjadi pengingat betapa senangnya masa-masa menjadi mahasiswa baru. Mengingat bila hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan ospek.
"Liat dong, liat dong", serbu Rani dengan antusias merebut benda pipih yang menjadi alat untuk merekam semua moment yang tercipta di antara mereka. Tak pernah ada puasnya. Kilatan kamera terus menyilaukan mata dan menghasilkan berbagai macam gambar. Dan hal ini bukan hanya teman-teman Zara yang melakukannya. Namun yang lain juga sama seperti mereka.
Beberapa saat, waktu telah menunjukkan siang. Matahari telah mencapai puncaknya, menyinari perjalanan Zara menuju kantin kampus. Terdengar kriuk. kriuk.. suara cacing di perut Zara mulai mendemo. Dan meminta untuk segara di isi.
"Ayo dong, kita makan", bujuk Zara kepada teman-temannya sambil meringis menahan perutnya yang keroncongan.
"Kita duduk dimana nih" ucap Zara sambil melihat tempat kosong di kantin yang semakin ramai.
"Disana aja deh", ucap Aulia sambil menunjuk bangku kosong yang ada di dekat pintu keluar kantin.
Dan di bangku panjang yang terbuat dari kayu. Duduk mahasiswa-mahasiswa baru yang telah menikmati makanannya. Tak beda dengan rombongan Zara. Sambil memilih makanan yang di inginkan. Terdengar lelucon-lelucon lucu yang tergulir renyah dari bibir salah satu teman Zara. Postur tubuh yang kurus dan berkulit hitam serta tak lepas dari logat jawa yang masih melekat padanya.
"Ayo-ayo pesan, tenang ada Bayu yang bayar", ucapnya dengan tawa jahilnya yang menunjukkan giginya yang putih.
"Ihh.. enak aja. Nggak ada, nggak ada" ucapnya dengan ekspresi jengkel menatap Rizal.
Debatan kecil yang mengisi kekosongan. Tak lepas dari mata Zara. Dilihatnya tingkah-tingkah teman-temannya yang terbilang kocak. Senyuman kecil juga tercipta dari bibirnya. Mendengar kekonyolan yang dibuat oleh Rizal, lelaki yang mampu membuat semua orang tertawa dengan kekonyolannya. Dan Zara menilai bahwa lelaki itu baik dan enak untuk di ajak berteman seperti yang lainnya.
"Eh Zara, kamu mau pesen apa?" tanya Aulia.
"Hemm… kayaknya aku pesen bakso aja deh sama minumnya es jeruk" ucap Zara sambil melihat-lihat makanan di kedai kantin.
"Oke aku juga deh. Kalo kalian bedua mau makan apaan? Entar aku titipin pesen sama anak-anak cowok" sambil melihat ke arah dua sejoli yang selalu nempel berdua.
"Kita samain aja kayak kalian deh" seru Amal dan Rani yang masih sibuk dengan foto hasil jepretan kamera tadi pagi.
"Oke deh. Bayu, kita berempat pesen bakso sama es jeruk ya", teriak aulia dari ujung bangku tempat dia duduk.
"Oke siap", ucap bayu sambil menyatukan jari telunjuk dan jempol sehingga membentuk lingkaran.
Ting.. Ting..
Suara notifikasi masuk di ponsel Zara. Dilihatnya beberapa hasil foto yang ditangkap kamera beberapa saat yang lalu. Di gesernya beberapa foto yang telah di download. Ada rasa malu di dalam hatinya. Senyum kaku dari bibirnya menunjukkan bahwa Zara tak biasa mengambil gambar dirinya sendiri.
Namun, di foto ketiga. Risky nama lelaki yang baru dia kenal sedang menatapnya dengan senyum. Kerutan timbul di kening Zara. Dia menatap lama fotonya bersama Risky. Di gesernya kembali untuk melihat foto yang lain. Namun sama tatapan lelaki itu tetap tertuju kepadanya. Bingung di rasakan oleh Zara sehingga dia menatap kembali lelaki yang kini duduk di meja yang paling ujung. Sambil menunjukkan gambar antara dirinya dan Risky untuk meminta penjelasan.
"Dia itu suka sama kamu Zara tapi sayang kamu sudah punya pacar kan?" ucap Amalia secara gamblang. Sebelumnya memang Zara telah menceritakan bahwa dia telah memiliki kekasih. Dan kekasihnya itu adalah kakak tingkat di kampus ini juga. Mendengar perkataan itu, Zara hanya bisa terdiam sambil menyunggingkan senyum tipis. Dia tak bisa berkata-kata atau pun menimpali kembali ucapan Amalia.
Di lain sisi, duduk lelaki dengan blezer abu-abu yang melekat di tubuhnya. Mendengarkan ucapan para adik tingkat laki-laki terhadap kekasihnya yaitu Zara. Tak ada niatan untuk menyapa kekasihnya yang tepat berada di belakangnya. Dia hanya fokus mendengarkan ucapan lelaki yang terlihat tertarik dengan Zara.
"Ehemm.." terdengar deheman keras dari arah belakang tempat Zara duduk. Suara yang tidak asing terdengar di telinga Zara. Sontak hal itu menarik pandangan Zara untuk menoleh ke belakang. Seketika Zara membulat kedua matanya.
"Mampus, itu Brian" gumamnya lirih sambil menunduk mengalihkan pandangannya dari mata tajam Brian yang seakan menusuk.
***