Bab 144
Happy Reading
***
Setelah insiden mendebarkan itu, Ocean tidak berani mengangkat kepalanya di depan Javas.
Sebab, malunya masih terasa kemana-mana. Apalagi mata biru itu rasa-rasanya selalu mengawasi setiap pergerakannya.
Apalagi saat ia bergerak sedikit saja, pasti Javas akan merespon secara berlebihan.
Contohnya, ini … saat ini, ehem, kita sedang ada di kedai kopi yang juga menyediakan berbagai menu makanan laut dan camilan yang masih ada hubungannya dengan laut-lautan.
Saat ia akan menyuapi sendok demi sendok makanan itu kedalam mulutnya pasti Javas akan memperhatikannya dengan cukup intens sambil menyeruput kopi hitam yang dipesannya tadi.
"Bisa tidak jangan melihatku seperti itu!" Ocean meletakkan sendoknya.
Jujur, ia sama sekali tidak berselera untuk makan siang karena masalah per-ereksi-an yang tidak tersalurkan dengan baik dan lagi, selera makannya semakin menghilang saat Javas benar-benar berusaha memenjarakannya dalam tatapan mata gila itu.