Bab 122
Happy Reading
***
"Hem. Kau tetap milikku."
"Terserah," kata Ocean mengerucutkan bibir. "Susah sekali membuatmu mengerti."
"Susah juga membuatmu mengatakan jika kau mencintaiku, Oce."
"Si-siapa yang mencintaimu?!"
"Kau!"
"Tidak!!"
Hening.
Hening.
Hening.
Dalam perdebatan yang lumayan menguras emosi jiwanya. Ocean diam. Hanya matanya yang bekerja melihat perubahan suasana jalan yang mulai berubah-ubah.
Sewaktu keluar dari kota tadi ia disambut hamparan sawah yang mulai menguning. Mendekati pukul 11 siang siang ia disambut oleh vegetasi hutan pohon jati dan pinus lalu sekarang pukul…
"1 siang," gumam Ocean yang melihat garis pantai berwarna kehijauan nun jauh disana dan bau-bauan khas laut pun sangat terasa menusuk indra penciuman Ocean. Pun cuacanya jadi lumayan panas sebab di sana-sini tidak ada pohon. Yang ada hanya tebing-tebing curam yang tandus.