Bab 92
Happy Reading
***
Qanshana menggeleng. Tidak mungkin alat bantu seks yang memerawaninya. Gila! Mending yang sungguhan daripada yang karet. Katanya lebih nikmat dan lebih, lebih…
Oh, iyaa?
Qanshana menegakkan tubuhnya, menatap Ocean dengan penuh makna dan pertanyaan.
"Oce, ngomong-ngomong…" matanya berkedip malu menatap Ocean. "Selama 3 tahun aku menjadi pacarmu, aku belum pernah melihat milikmu 'kan?"
"Heuh?" Ocean pun tak kalah berkedip-kedip seperti lampu jalanan desa yang kurang listrik. Entah, mengapa mendengar pertanyaan Qanshana bulu kuduknya merinding malu dan salah tingkah.
"Berapa ukuran calon milikku ini?" Mata Qanshana melirik ke bawah, bibirnya tergigit gemas saat membayangkan seberapa besar, panjang dan kokoh milik kekasihnya itu.
Pasti…
"Air liur netes, tuhh!" Ocean meraup mulut Qanshana dengan gemas. Benar-benar dalam mode binal!
"Ahhh, nyebelin!! Badanku tambah gerah, Ocean!!" Qanshana merengek, memukul-mukul dada Ocean.
