Happy Reading
***
Ocean langsung berlari keluar setelah pintu lift terbuka. Mata coklatnya memperhatikan satu persatu orang-orang yang dilihatnya dengan seksama.
"Javas … Javas, dimana kau?" gumamnya semakin cemas saat tidak bisa menemukan Javas. "Kau jangan pergi dulu. Kau tidak ingin bertemu denganku lagi? Ini sudah satu minggu berlalu, kau tidak merindukanku? Bertahanlah sekali lagi untukku, Vas." Ocean berdoa, supaya Javas masih stay disini.
Sebagian karyawan yang mengetahui pria berwajah tampan diatas rata-rata itu adalah Ocean, hanya bisa terbengong-bengong melihat pimpinannya yang sedang berlari kesana kemari seperti sedang mencari seseorang. Mereka tak berani menegur atau menyapa Ocean– yang jelas mereka sungkan dan takut untuk menegur orang dengan posisi teratas nomor dua di perusahaan ini. Bisa melihat wajahnya secara nyata saja itu sudah menjadi suatu keberuntungan untuk mereka.
Brak!!
Ocean menggebrak meja resepsionis.