"Bunda minta maaf kalau bicara Bunda menyakiti hati kamu tapi bunda sama sekali tidak mempunyai niatan untuk menyakiti kamu dan membandingkan kamu dengan Lina!" ujar Bunda dengan pelan kepada Luna yang terus saja menangis karena sakit hati.
"Bunda aku juga mempunyai hati aku tidak mau dibeda-bedakan seperti itu,"
ujar Luna kepada Bunda Merlin.
Luna adalah orang yang sangat baik wanita yang sangat lembut, tetapi dia mempunyai sifat mandiri dia mempunyai sifat pemarah, jika apa yang dia inginkan tidak terlaksana.
"Sudahlah, sekarang kamu beristirahat saja Ibu tidak mau mengganggu, kalau memang kamu ingin menangis menangislah, tapi ini memang kenyataan kita harus pindah dari tempat ini karena faktor ekonomi keluarga kita!" tegas Bunda Merlin dengan mengusap rambut anak gadisnya itu yang sedang berlinang air mata.
Akhirnya Bunda Merlin pun meninggalkan Luna seorang diri di dalam kamar.
Luna meratapi apa yang dia rasakan dia tidak pernah merasakan hal sekecewa itu kepada keluarganya yang selalu saja mementingkan diri mereka sendiri.
ketika Bunda Merlin keluar dari kamar Luna, Ayah Ruan pun bertanya kepada Bunda Luna dan menanyakan keadaan Luna.
"Bagaimana apakah kamu sudah berbicara dari hati ke hati kepada anakmu itu?" Tanya Ayah Rian dengan sedikit kecemasan yang ada di fikirannya dan memikirkan kesehatan Luna.
"Kamu tenanglah aku tahu dia orang yang bisa berpikir secara dewasa, aku tidak percaya jika dia tidak bisa menerima semua ini!" seru Bunda Merlin kepada Ayah Rian yang berdiri di hadapannya itu.
Ayah Rian terlihat sangat takut akan kesehatan Luna karena Luna adalah seorang gadis yang sangat lembut dan jarang sakit hati kepada Ayahnya sendiri.
"Aku merasa bersalah sudah membentak anak kita dan juga dia sekarang menangis seperti itu sungguh aku merasa bersalah!" tegas Ayah Rian yang mengaku dirinya salah telah membuat anak gadisnya itu sakit hati.
"Tidak kamu tidak salah! memang sudah benar karena memang kita harus pindah dari sini aku percaya kok kalau Luna bisa menerimanya cuman membutuhkan waktu untuk dia memikirkan semuanya!" tegas Bunda Merlin Bunda.
Bunda Merlin adalah Bunda yang sangat sederhana dan juga bijaksana dalam mengatur anak-anaknya dan juga mengatur rumah tangganya.
Selalu dia berpikir positif dengan apa yang dilakukan dan apa yang akan terjadi kedepannya.
Keesokan harinya Luna terbangun dari tidurnya dan juga dia harus mengiklaskan bahwa dirinya harus pindah dari tempat kelahirannya itu.
"Aku tahu mungkin ini adalah jalanku dan aku tidak mungkin diberi cobaan di batas kemampuanku!" batin Luna yang sedikit demi sedikit menghilangkan rasa sakit hatinya yang telah dibentak oleh Ayahnya sendiri.
Luna adalah gadis yang kuat dan selalu saja menerima dengan keadaan, apa yang dia lakukan karena dia berfikir dia mempunyai adik yang harus ia jaga dan tidak boleh melihat Luna menangis seperti itu.
Tidak lama kemudian Luna pun keluar dari kamar dan juga datang menemui Ayahnya untuk meminta maaf atas kejadian yang kemarin.
"Ayah aku minta maaf ya kalau aku lancang seperti itu kepada Ayah!" tegas Luna dengan memeluk Ayahnya itu sembari dia mencium kening Ayahnya.
Luna seorang gadis yang sangat menyayangi kedua orang tuanya dan dia mempunyai sifat yang sangat baik lemah lembut dan juga mudah tersentuh hatinya.
"Ayah sudah tahu kalau kamu bisa membedakan yang mana yang baik dan yang mana yang salah Ayah membuat keputusan seperti ini bukan semata-mata Ayah ingin senang sendiri, tapi Ayah menginginkan kesenangan keluarga Ayah terutama anak-anak dan juga istri Ayah," ujar Ayah Rian dengan memberikan pengertian kepada anak gadisnya itu.
"Aku tahu Ayah, Ayah adalah orang yang aku sayangi dan tidak mungkin Ayah akan menyakiti aku, iya kan," ucap Luna kepada Ayahnya yang berada di hadapannya itu.
Ayahnya pun tersenyum manis kepada dirinya, Luna merasa sangat bahagia ketika melihat senyum dari wajah Ayahnya itu terus-menerus Luna meminta maaf kepada Ayahnya karena dia merasa kesalahan yang kemarin adalah kesalahan yang fatal bagi dirinya.
"Sudah yah Ayah tidak ingin melihat kamu menangis seperti ini! Ayah ingin melihat senyum kamu yang biasanya Ayah lihat," ujar Ayah Rian kepada anak gadisnya yang dia sayangi itu.
"Ayah aku merasa berdosa telah melakukan hal seperti ini seharusnya aku tidak berbuat seperti ini Ayah," ucap Luna meminta maaf kepada Ayahnya.
"Sudahlah cukup Lusa kita akan prepare untuk memindahkan semua barang-barang kita dan kita akan pindah di suatu tempat kamu tidak perlu khawatir Ayah dan Bunda dan juga Lina akan tetap bersama kamu, kita pindah tempat tinggal saja,"
ujar Ayah Rian dengan lembut kepada Luna.
Luna pun tersenyum dan memeluk Ayahnya kembali.
Dia tidak ingin melihat keluarganya itu menderita
Tak lama kemudian datanglah Bunda Merlin dan memberitahukan bahwa sudah waktunya untuk sarapan.
"Ngobrolin apa sih? kok kayaknya penting banget sudahlah jangan melow seperti itu, ayo kita makan Bunda sudah menyiapkan makanan untuk kita semua," ujar Bunda Merlin dengan tersenyum di bibirnya.
"Memangnya Bunda tadi sudah masak ya maaf ya Bunda kalau Luna tadi bangunnya kesiangan jadi bunda yang masak semuanya sendiri deh!" tegas Luna meminta maaf kepada Bundanya itu.
Bunda selalu saja menebarkan senyum kepada keluarganya dia seakan tidak merasa lelah untuk mengurus rumah tangganya.
"Kamu ini berbicara apa Bunda itu tahu kalau kamu butuh istirahat karena kamu juga kan masih kaget ketika mendengarkan perkataan dari Ayah kamu!" tegas Bunda Merlin kepada anak gadisnya itu.
"Sudah ya, kamu jangan selalu saja. berpikiran yang aneh-aneh tentang apa yang dikatakan oleh Ayah mu," ucap Bunda Merlin dengan tersenyum kepada anak gadisnya.
"Aku sayang banget sama Bunda sama Ayah dan sama Lina, Luna tidak ingin berpisah dari kalian apapun yang akan terjadi di kehidupan dan di keluarga ini, Luna ingin tetap bersama-sama dengan Ayah Bunda dan juga Lina!" seru Luna kepada keluarganya.
Tak lama kemudian mereka bergegas untuk pergi sarapan bersama-sama dan memilih untuk mengikhlaskan perpindahan mereka.
Setelah di meja makan bunda pun mengambilkan nasi untuk semuanya dan Bunda selalu tersenyum kepada keluarganya sangat terlihat keluarga ini adalah keluarga yang sangat harmonis dan lemah lembut.
"Terima kasih ya bunda sudah mengambilkan nasi untuk kita semua sekarang kita makan yuk Bunda!" ujar Luna dengan tersenyum manis di wajahnya.
"Iya yang rukun seperti ini kan enak ya dilihat Bunda juga tidak mau kalau sampai ada masalah dalam keluarga semua orang tua menginginkan semuanya akur dan juga tersenyum seperti ini!" tegas Bunda Merlin kepada semuanya dan selalu saja membuat kenyamanan di meja makan.
"Aku sayang deh sama Bunda, Bunda terus kayak gini ya sampai Lina menjadi orang yang dewasa seperti Kakak Luna ya hehehe," ujar Lina yang tersenyum bahagia melihat wajah Bunda Merlin.
bersambung