Umar merasa heran dengan istrinya tercinta ini masih memilih bantal itu dari pada dirinya padahal sudah jelas-jelas Umar yang selalu ada untuk Halima tidak keberatan sama sekali jika Halima memeluknya dengan cukup erat dan menenggelamkan wajahnya yang cantik itu diatas dada bidangnya yang datar dan kokoh pasti lebih baik dari pada bantal yang saat ini digunakan Halima.
"Suamiku jangan bercanda berlebihan mana mungkin dirimu begitu mudah cemburu dengan sebuah bantal bulu ini, bantal kan hanya benda mati." ucap Halima yang tidak percaya dengan sikap suaminya yang kali ini kelewat ajaib.
Umar bukannya menjawab malah saat memilih untuk membawa istrinya tercinta kedalam dekapannya. Umar merasa sangat nyaman saat bisa memeluk dan merasakan aroma tubuh istrinya yang begitu wangi dari jarak dekat seperti ini.