"Awan katakan padaku yang sebenarnya kita ini apa?"
Awan tidak bisa menahan dirinya sendiri ketika dia pada akhirnya membuka mulutnya dan mengatakan, "Aku nggak tahu."
Dia menoleh cepat pada pergelangan tangan Awan yang digengam erat oleh Sain sekarang dan kembali mengangkat pandangannya untuk melihat kembali pada mata hitam pekat itu yang seakan bisa menenggelamkan dirinya kapan saja. Awan tahu bahwa ini tidak akan berakhir dengan mudah, dia pada akhirnya tidak bisa benar-benar menjauh dari Sain. Dia akan selalu terikat padanya sepanjang waktu, pikiran, tubuhnya semuanya telah Sain miliki. Awan bahkan merasa bahwa dia tidak punya kuasa akan tubuhnya sendiri jika saja Sain saat ini menyuruhnya untuk membungkuk di sini sekarang juga maka Awan pastilah akan melakukannya.
"Awan, mengapa kamu tidak ingin mengakui ini? Katakan Awan, jangan berbohong padaku."