"Ayah, aku memang tadi bertemu dengan Sain. Tapi dia nggak melakukan apapun," kata Awan meyakinkan ayahnya yang sekarang tengah duduk menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang rumah sakit.
"Awan nggak sedang membelanya, kan?" tanya Raihan mengangkat alisnya menatap ke arah Awan yang langsung mengalikan kembali pandangannya pada jemarinya yang berada di pangkuannya.
"Nggak, Ayah. Dia juga nggak kenal aku lagi sekarang," kata Awan tidak memandang Raihan langsung.
Awan langsung mendongak ketika dia merasakan tepukan halus di atas kepalanya yang tengah dilakukan oleh Raihan sekarang.
"Awan, Ayah nggak mau sesuatu yang buruk terjadi lagi dengan Awan. Selama Ayah masih hidup Ayah nggak akan membiarkan siapun yang akan menyakiti Awan lagi. Awan sudah nggak sendirian lagi sekarang. Ada Ayah di sini."
Awan tidak dapat mengatakan apapun lagi dia justru maju memeluk Raihan dengan menenggelamkan wajahnya di dada Raihan untuk menangis di sana. "Ayah, maaf Awan sudah mengecewakan Ayah."