"Penghianat," kata Renjana yang tidak goyah dengan perkataannya sendiri. Awan masih berdiri menegang dengan tangannya yang memegang erat pisau menetes darah merah segar. Aroma darah menguar keseluruh penjuru ruang mereka tempati sekarang dan hanya ada keheningan yang sebelumnya tercipta kemudian di pecah oleh Renjana ketika dia menyadari keberadaan Venus di antara mereka.