"Bangun," suara itu mengisi pendengaran Awan ketika dia kali pertama membuka matanya.
Awan mengerjap beberapa kali untuk menormalkan kembali penglihatannya yang masih buram, dia merasakan momen ini kembali terulang kembali dan Awan tidak ingin hal buruk serupa terjadi padanya. Awan masih merasa sangat lemah dengan tubuhnya sendiri di mana dia hanya terpaku diam dan sesekali mengedip dengan pandangannya yang tak kunjung membaik. Di mana dia? Apakah mata Awan yang tengah bermasalah di mana hanya temaram melingkupinya sekarang?
Dia tidak tahu di mana ini, lantai yang kasar menyentuh langsung kulit tangan Awan yang terbuka dan juga aroma ruangan yang lembab. Dia masihlah tidak mengetahui di mana dirinya berada, ini hanyalah ruangan yang aneh dan juga sepatu tinggi berwarna merah terang masuk ke dalam lingkup pandangannya. Awan memang sekarang tidak sendiri.