Langit mengerjap dari lamunannya setelah mengingat kembali momen yang terlewat untuk dia ingat itu. Dia menoleh ke samping untuk melihat bangku kosong di sana, di mana dia saat itu bisa melihat sosok Faiz yang tengah mengatakan ini dan itu.
Namun, semuanya sudah berubah, tidak ada lagi yang seperti itu. Langit sekarang di sekolah benar-benar kesepian. Kesepian di tempat ramai dan merasakan bahwa dia benar-benar sendirian. Awan, lalu Faiz. Tidak ada lagi yang bisa menarik atensinya kali ini yang dapat menyedot semua perhatiannya padanya, sekarang yang Langit bisa lakukan hanya melihat bangku kosong di sebelahnya dan kembali mengalihkan pandangan ke papan tulis putih yang telah di gores tinta hitam di sana membentuk angka-angka yang membuat mata Langit terasa sakit.