"Bajingan," umpat Langit yang sangat jelas Awan dengar, walaupun mungkin Langit tidak bermaksud Awan ikut mendengarnya juga.
Awan berhasil untuk membaringkan tubuhnya sepenuhnya di kasur masih dengan selimut yang menutupi tubuhnya sendiri mengahalangi tatapan Sain, matanya melirik ke Langit ingin mengetahui reaksinya, tetapi Langit tetap berdiri di sana memandang Awan yang sudah sepenuhnya berbaring. Mata mereka saling bersitatap hingga Langit kembali bersuara. "Aku nggak tau perbuatan gila macam apa orang berengsek itu lakukan padamu."
Gelengan kepala yang dia lakukan membuat Langit yang kali ini menghembuskan napasnya kasar.
"Bolehkah aku membukanya?" tanya Langit yang tampak janggal untuk mereka lakukan sekarang, dia malu luar biasa untuk benar-benar terlihat dengan seseorang bahwa dia tidak mengenakan sehelai benang pun di dalamnya. Dia tidak nyaman dengan pandangan itu yang bisa saja akan berubah siiring waktu ketika Langit mengetahuinya.
