Ada suara bel yang membawa Awan bergerak untuk meninggalkan sebuah buku bersampul cokelat yang tengah berada di dalam genggaman tangannya. Dengan suasana rumah yang sepi dan Langit tidak memungkinkan untuk datang membuka pintu. Dia berjalan cepat ke bawa menuruni tangga demi tangga hingga dia mencapai pintu depan. Awan tidak langsung datang dan membukkan pintu yang berada di hadapannya. Melainkan lebih dahulu melihat pada lubang intip kecil di sana untuk memastikan bahwa tidak ada orang jahat yang berniat untuk masuk ke dalam rumahnya. Atau mungkin dalam pikiran terakhirnya bahwa Renjana akan datang ke mari.