Mata Langit melebar tatkala dia mengingat bahwa Raihan sebelumnya yang meletakkan secarik kertas itu di sana sebelum menghadapi Langit.
Langit berjalan mendekat dan meraih kertas itu dalam gengamannya, ini pastilah bukan kertas biasa hingga menarik perhatian Raihan seperti ini. Langit membuka lipatan itu dan betapa terkejutnya dia melihat tulisan yang tergores di sana, tidak salah lagi itu ada milik Awan. Langit hapal betul bagaimana bentuk setiap huruf yang Awan buat, jadi dia dalam sekali melihat mengetahui bahwa itu memanglah di tulis tangan oleh Awan.
Mata Langit mengedar membaca perlahan kata demi kata, kalimat demi kalimat yang terukir sana dengan baik.
'Awan memberikkan surat ini pada paman Venus untuk meminta tolong agar memberikannya pada Ayah.