"Sialan."
Langit begitu ceroboh, dia adalah seseorang yang lemah. Langit maju dengan tinjunya yang terkepal untuk pastinya dia layangkan kembali pada Sain. Namun, sebelum itu terjadi, Sain telah meraih leher Langit dengan cengkeraman kuat dalam gengaman tangannya. Menekannya kuat dan membuatnya jatuh dengan lutut membentur tanah.
"Biarkan aku tunjukkan sesuatu untuk membuatmu sadar," kata Sain menyeret suaranya rendah di tengah Langit yang memberontak di bawah tekanan pada lehernya.
Sain merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel yang berada di sana. Dia membukanya dan mengarahkan kamera pada punggu Langit yang terbuka dan mulai menggambil senuah gambar. "Kamu harus melihat hasil karyaku, ada namaku di punggungmu."
Langit menyodorkan hasil ceperetannya di depan wajah Langit dan hal itu membuat bocah ini menegang di dalam genggamannya.
"Renjana."