"Aku nggak menyakiti kamu lagi, Aku sudah berjanji," kata Sain lagi tanpa menurunkan pisau yang mengarah pada Awan. Tangan Sain bergetar antara maju dan mundur, mungkin Sain sampai sekarang belum mencoba menyakitinya lagi karena Sain sedang menahan itu.
Hal paling sulit adalah ketika Sain harus melawan dirinya sendiri, tidak tahu bagaimana caranya Renjana melakukan ini semua pada Sain.
"Aku mencintaimu, Awan. Jadi pergilah ke manapun, Aku akan menyusulmu."
Secepat kilat Sain memindahkan pisau yang berada di genggaman tangannya ke arah dirinya sendiri. Mata Awan seketika melebar tatkala pisau itu dalam sekali sentakan menghujam perut Sain yang mengakibatkan Sain tumbang dengan mata yang masih mengarah pada Awan.
Jangan tinggalkan aku!
***