Awan terbangun dari tidurnya dengan sebuah mimpi buruk yang datang menghampirinya. Dia memandang sekitar untuk melihat waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Tidak ada suara apapun yang datang dari luar sana membuat Awan dengan perlahan menyikap selimut yang mengahalu dirinya, kemudian dia bangkit berdiri sedikit meringis saat dia masih merasakan rasa sakit dari perutnya yang membiru akibat kemarin.
Dia membuka pintu kamar dan hanya untuk menemukan tidak ada siapapun di sana yang Awan ingin tanyai. Dia menarik napas dalam dan menghembuskannya. Langit perlahan kembali ke kamarnya. Dia tidak ingin terkurung di dalam rumah ini, sementara Sain tidak tahu di mana dan apakah dia baik-baik saja.
Lalu dia teringat dengan Langit yang sedang marah padanya, Awan sendiri menyadari bahwa dia telah berbuat melampaui batas terhadap Langit. Langit telah berusaha selama ini untuk menemukan dia dan juga Langit adalah saudara kembarnya, keluarganya.