Langit menuruni tangga dengan terburu-buru, dia menghapus kasar air mata yang membasahi pipinya, dia harus segera ke rumah sakit. Banyak pikiran buruk susul menyusul keluar ke permukaan hingga semakin mebuat dada Langit menjadi sesak. Dia tidak ingin dan tidak punya waktu untuk memikirkan itu semua, tetapi Langit sungguh tidak bisa menahan itu semua dan hal itu membuat air matanya terus turun tanpa bisa dia kendalikan.
"Ada apa?" tanya Venus.
Langit mengabaikannya ketika Venus bertanya, dia pikir Venus telah pergi dari rumahnya dia masih ada di sini untuk membuang-membuang waktu Langit.
Langit bergegas keluar dari rumahnya untuk segera ke rumah sakit, dan seluruh telinganya berdengung dalam kepanikkan yang tercipta. Dengan langkah cepat keluar dari rumah dan dia bingung bagaimana caranya dia pergi ke rumah sakit. Mencari liar dengan matanya ke luar gerbang kalau-kalau ada sesuatu yang bisa membawanya ke sana.
Langit tersentak ketika sebuah tangan menarik dirinya untuk berbalik.