"Pulang."
"Awan?"
"Untuk apa? Semua sudah jelas. Ayah sendirian di rumah." Langit berkata tanpa emosi sambil merogoh sakunya, dia maju meraih tangan Venus dan menyerahkan kunci rumah padanya. "Tolong jaga Awan."
Setelah itu dia berbalik membuka pintu, kakinya melangkah keluar dan menutup pintu di belakangnya dengan perlahan.
Mungkin ini akan menjadi air mata terakhirnya.
"Ayah?"
Langit di sambut dengan pelukan dari Raihan ketika dia baru saja mengetuk pintu hanya satu kali itu hingga terbuka. Apakah ayahnya menunggu dia di depan sampai bisa membuka pintu sangat cepat seperti ini? Apakah ayahnya tidak tidur?
Untuk kali terakhirnya dia tidak bisa mengatakan apa pun lagi hanya ada air mata yang mengatakan semuanya.
Raihan tidak mengatakan apa pun saat melihat Langit datang di pagi buta dengan napas yang tersengal karena dirinya berlari untuk sampai ke mari. Motor dan ponselnya menghilang dan juga Langit tidak membawa ponsel lamanya.