"Langit?" Suara itu kali ini lebih jelas lagi dari yang pertama Langit dengar dengan baik. Nada yang di gunakan Awan masih sama seperti dia masih di dunia ini. Namun, ekspresi itu sama sekali tidak Langit harapkan datang begitu cepat di wajah Awan dan membuat semuanya menjadi kacau.
Awan melirik ke samping untuk melihat sosok Venus yang tidak dia kenal dan dia tampak kembali teringat dan langsung bertanya terbata-bata dan panik dengan cepat menyerangnya. "Aku di mana? Di mana Riksa? Aku nggak bisa meninggalkannya? Dia dalam bahaya."
"Sain dalam bahaya?" Venus cepat bertanya dengan kelewat cepat di luar dari perkiraan Langit. Awan menjawab dengan anggukan cepatnya, matanya bergerak-gerak tak nyaman dalam duduknya. Langit seharusnya tetap menahan agar Awan tidak duduk yang akan membuat perutnya menjadi sakit. Lagi pula untuk apa Awan peduli dengan apa yang terjadi pada Sain setelah semua yang dia lakukan padanya. Jika sesuatu terjadi pada Sain, itu tentunya karena dirinya sendiri.
