"Kapan kita akan pergi dari sini?" Langit bertanya seiring langkahnya yang kian melebar.
"Kita masih belum punya kesempatannya," Venus mengatakan, dia duduk tegak tanpa melakukan apa pun di sofa Langit yang Langit perhatikan tanpa sadar Venus sering melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya
"Apa yang kita tunggu?" tanya Langit lagi berjalan mondar-mandir di ruang tengah dan duduk hanya untuk membasahi tenggorokkannya dengan air.
"Aku tidak bisa memberitahumu." jawab pria yang lebi tua itu.
Langit merasakan kegelisahannya yang datang menyerang sejak tadi, menyebabkan perutnya seolah bergulung dan dia bisa kapan saja memuntahkan semua isi di dalam perutnya karena ketidaknyamanan yang timbul dari waktu ke waktu.
"Aku merasa perasaanku sedang nggak enak." Langit mengakui terus terang dan memilih untuk duduk dari tempat yang jauh dari Venus.