Bagaimana bisa Sain dapat hidup baik-baik saja tanpa Awan?
Sain dengan lembut menarik tangannya dari belakang kepala Awan untuk dia gantikan dengan sebuah bantal empuk. Dia memperhatikan dengan seksama fitur Awan dengan mata hitam pekatnya, untuk melihat apa perubahan yang terjadi padanya.
Tangan Sain terangkat untuk menyingkirkan rambut Awan yang menghalangi wajahnya agar Sain bisa melihatnya lebih jelas lagi.
Sain mengacak rambutnya yang mulai memanjang dan dia hampir berteriak dengan pemikirannya yang tak seharusnya singgah di dalam pikiran Sain itu. Bagaimana Sain bisa membayangkan orang yang paling dia sayangi ini meninggalkan Sain seorang diri di dunia ini, hidup Sain bisa di pastikan hancur.
"Awan, aku harap kamu sadar dengan segera. Semua sudah baik-baik saja, nggak ada apa pun yang terjadi lagi padamu karena akau sudah di sini bersamamu dan akan menjagamu dengan baik." Sain hampir terdengar dia sedang berbicara dengan dirinya sendiri.