Langit berlari ke jendela kaca besar yang berkabut saat dia mendengar deru mobil datang di balik suara gerimis yang menghantam genteng tanah. Keningnya dia tempelkan di sana dan langsung bergidik pelan saat permukaan kulit menyapa kaca yang dingin. Dia samar-samar melihat Ibu keluar dari dalam mobil hitam, dengan berlari masuk ke halaman rumah.
"Kakak, Ibu pulang!" teriak Langit belum beranjak dari tempatnya berdiri, mengamati mobil asing itu yang masih betah di sana dengan lampu kuningnya yang berkedip-kedip pelan. Langit tidak bisa melihat jelas pada kaca yang buram, untuk mengetahui mobil siapa itu. Tapi pikirannya langsung teralih saat Kakaknya datang dari dapur sambil mengelap tangannya yang basah.
"Ibu pulang, Kak Awan," kata Langit sekali lagi dengan kegembiraan yang meluap. Langit melesat ke sisi Awan dan melingkarkan jemarinya pada lengan Kakaknya.