Flashback
Sain kecil melihat penuh minat dari terasnya pada Awan yang tengah duduk di depan rumahnya sendiri dengan kakinya yang terayun ke depan dan ke belakang. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan ekspresi yang Awan tampilkan di wajahnya. Awan tampak cemberut sepanjang menit sejak Sain mulai memperhatikannya hingga sekarang.
Awan sepertinya tengah menunggu seseorang di depan rumah. Dia terkadang menumpukkan berat badannya ke samping dengan bersandar lewat tekanan telapak tangannya. Sain bisa melihat kaus putih polosnya akan melorot ke samping dan menampakan lebih banyak kulit di pundak Awan yang Sain merasa gatal untuk membenarkannya.
Ibunya sering bilang berpakaian harus rapi, jadi Sain dengan percaya diri berjalan menuju sahabatnya itu dan menyapa dengan senyuman dari kejauhan.
"Riksa?" Awan meluruskan badan kecilnya. Gerakan kakinya terhenti bersamaan alis Awan yang terangkat bingung dengan kehadiran Sain yang tiba-tiba. "Ada apa?"