"Tolong jaga, Ayah untukku. Setelah aku mengantar Lia dan Faiz kembali jangan pernah menghubungiku lagi, dan kamu serta ayah harus melupakan aku mulai dari sekarang seharusnya. Itu bukan pekerjaan yang susah mengingat aku memang payah, tak beguna dan mudah di lupakan."
"Omong kosong apa yang kamu ucapkan, Awan?" Langit tentu saja marah dengan perkataan Awan yang sembarangan itu. Langit ingin datang ke sana saat itu dan meneriaki di depan wajah Awan betapa salahnya pemikiran itu.
"Sampai jumpa." Bahkan hanya dua kata itu masih terngiang di dalam pikiran Awan sampai sekarang. Bagai sebuah mimpi buruk yang menghantuinya.
Itu tentu saja adalah salah. Langit dan Raihan membuka tangannya lebar-lebar untuk menyambut Awan apa pun yang telah terjadi, karena itu bukanlah kesalahnnya. Awan adalah korban di sini.