"Kamu Pak Venus dan siapa pun yang menyuruhmu, telah membuang-buang waktu berhargaku hanya untuk berada di tempat yang nggak jelas ini. Apa kesalahanku? Aku cuma ingin pergi menemui Awan, kembaranku. Dia dalam bahaya, bodoh. Bukannya aku untuk datang kemari dengan banyak omong kosong ini."
Langit terengah-engah saat dia mengucapkan perkataannya yang menggebu-gebu pada sosok Venus yang justru tidak bereaksi apa-apa.
Dia tidak bisa berbicara pada sebuah tembok seperti ini, Langit berdecih tidak memerlukan banyak waktu lagi dia melesat melewati sosok Venus dan keluar dari ruangan pengap itu.
Dia harus menghirup udara segar untuk membuat pikirannya kembali jernih. Langit tidak menyangka dia akan keluar dari seseorang yang menculiknya ini dengan mudah tanpa perlawanan apa pun.
Namun, Langit lebih dari tahu bahwa semua ini pastilah belum selesai. Venus menariknya saat dia bersamaan dengan memanggil nama Langit. Dia menyetak tangan yang lebih tua untuk menjauh darinya.