Tidak perlu waktu lama untuk membuat Faiz keluar dari rumahnya itu. Faiz juga dengan tampilan marahnya menyeret Sain ke sebuah taman yang jauh dari pendengaran orang-orang.
"Untuk apa kamu ke sini?" tanya Faiz dengan duri di dalamnya.
Sain sudah tidak sabar lagi untuk melayangkan pukulannya tepat ke wajah orang yang berada di hadapannya ini. Tangannya hanya tertahan di sisi tubuhnya, dia kemudian berucap, "Jangan pura-pura nggak tahu di mana Awan?"
Alis Faiz bertaut bingung. "Kamu mengurung dia di rumahmu. Kenapa kamu bertanya?"
Sain berdecih dia tidak suka membuang-buang waktunya untuk sesuatu hal yang sia-sia seperti ini sementara Awan masih belum kunjung Sain temukan. "Jangan membuang-buang waktuku. Di mana Awan kamu sembunyikan?"
"Aku nggak." Tiba-tiba Faiz melesat ke depan dan menarik kerah Sain dengan marah yang dalam sekejap terbit memenuhi matanya. "Kamu pasti melakukan sesuatu lagi padanya, kan?"
