Awan melihat ke bawah bagian tubuhnya dan kembali bertanya-tanya apakah dia boleh mengatakan hal ini pada Faiz, apakah ini di sebut sebagai aduan? Awan terkadang membenci Faiz karena selalu menjelekkan Sain. Dia dengan hati-hati membuka suaranya kembali. "Pada bagian pinggul ke bawah. Aku sedikit kesulitan untuk berjalan."
Awan mendengar keributan di ujung sana dengan umpatan Faiz yang terlontar, mengagetkan Awan.
"Apakah Sain mengatakan sesuatu?"
Awan menggeleng dan menyadari bahwa Faiz tidak melihatnya, dia kemudian berkata seperti sebuah bisikan, "Riksa nggak bertanya tentang itu, dia pergi begitu aja tanpa pamit."
Awan berbaring tengkurap menenggelamkan kepalanya di atas bantal putih, dia sedikit meringis dengan pernyataan barusan dan tidak pernah menyangka akan memberitahukan pada Faiz lebih dahulu ketimbang Langit.
"Awan, sudah aku bilang kalau Sain itu bukan orang baik."
