Acara kemarin berjalan baik, sesuai rencana. Kini, Helena dapat tidur dengan tenang. Meski pun ini adalah jam sembilan pagi.
"Ehm?"
Sepertinya handphone lebih menarik perhatian Helena. Wanita itu terpaksa mengambil benda pipih tersebut, mengabaikan jadwal tidur siangnya. Ia penasaran dengan beberapa chat yang masuk dalam nomornya.
Dirinya kecanduan membuka chat, saat albumnya dirilis. Kala itu, Helena mendapat banyak chat yang masuk dari orang-orang terdekat. Mereka memberikan ucapan selamat dan semangat.
Mulai dari Hyun Seok selaku manager, Baek Hyeon sebagai direktur utama, artis-artis se–agensi, artis lintas agensi, keluarga, kerabat, hingga teman-teman Helena. Mereka mengetikkan chat, bahkan mengirimkan buket bunga yang indah.
Tentu saja. Sejak saat itu, dia lebih sering membuka aplikasi pengirim pesan tersebut.
Leon juga memberikan ucapan selamat saat itu.
Berbicara tentang Leon—leader group Planetary Lords, membuat Helena teringat akan Kai. Keduanya sudah tak berhubungan, alasannya tentu karena merasa sangat canggung. Hubungan Kai dan Helena benar-benar berakhir saat pria itu mengirimkan chat yang sangat tak masuk akal. Helena menyebutnya, 'Chat dari orang gila'.
Cukup kasar. Namun, itulah kenyataannya.
"Ini sudah siang, tapi saya ingin makan siang kembali." Helena menggerutu sendirian. Ia lapar, tapi ingat bahwa di dapur benar-benar tak ada apa-apa. Kosong.
Akhirnya, Helena terpaksa untuk merepotkan Hyun Seok. Ia menuliskan pesan, 'Oppa, tolong belikan saya ayam goreng.'
Dirinya juga menambahkan emote lucu, untuk memperjelas nada suara.
Tidak butuh waktu lama, Helena mendapatkan balasan dari yang ditunggu-tunggu. Tapi, itu membuatnya kecewa.
Bagaimana tidak? Hyun Seok membalas dengan mengatakan makan ayam goreng di pagi hari tidak baik untuk kesehatan. Terlebih, Helena baru saja comeback. Tentu artis lain tidak akan melakukan hal yang Helena lakukan ini. Ayam goreng terlalu berminyak di hari yang cerah.
"Makanku selalu saja dibatasi," keluhnya. Lagipula, ini sudah masuk waktu siang.
Cukup sewaktu trainee saja Helena kelaparan. Setelah debut, ia merasa ingin sekali menikmati hidup.
"Hah ...." Helena menghela napas panjang. Ia tidur terlentang di atas ranjang, dengan mata yang menatap langit-langit apartemen.
Sekeras apa pun ia membujuk, jika dibilang 'tidak', maka tidak.
Artis memang memiliki peraturan yang ketat. Salah satunya, harus selalu menjaga pola makan dan proporsi tubuh.
Makan. Helena jadi teringat bagaimana hubungannya dengan Kai menjadi lebih dekat. Mungkin, sekitar dua tahun lalu? Saat ia diajak makan malam dengan Leon yang merupakan salah seorang sahabat.
Helena tidak sendirian. Ada sekitar enam orang jika dihitung, termasuk Helena.
Leon, Alice, Jasper, Yeonjun, dan Kai.
Saat itu, mereka makan malam di salah satu restoran cepat saji. Berbagi cerita, dan mengobrol normal layaknya teman. Helena pun tidak banyak berbicara, ia lebih sering mendengarkan.
Mungkin, karena Helena adalah sahabat terbaik Leon, maka pria itu mengajak Helena ikut serta. Sedang, Leon membawa dua member satu groupnya. Ailee, dia juga merupakan teman sekolah menengah atas Helena. Lalu Yeonjun, tidak begitu mengenalnya. Leon yang mengajak.
Helena masih dapat mengingatnya. Karena itulah, Kai dan Helena pernah memiliki hubungan. Meski tidak terlalu penting.
"Chat gilanya tidak cocok dengan tampang yang dimiliki," desis Helena. Di pikirannya selalu bertanya, 'Wajahnya begitu dingin. Namun, chat konyol dan gilanya sangat–hah, bagaimana bisa dia mengetik hal gila seperti itu?'
***
Helena melepas kacamata hitam yang sedari tadi dikenakan. Semilir angin segar pun menyambut.
"Hei, Helena!"
Merasa dipanggil, Helena menoleh. Ia tersenyum ramah dengan pandangan yang mungkin sedikit terkejut. "Ah, bagaimana kabar Anda?*
Selena tampak ceria, dengan baju rumahan berbahan tipis yang membaluti tubuh indahnya. Wanita dengan umur di awal tiga puluh tahun itu menghampiri Helena. "Aku begitu baik. Ayo, masuk."
Helena mengangguk dengan masih menampilkan senyum ramahnya. Bertamu ke rumah artis papan atas tentu harus sopan, bukan?
Keduanya menyusuri jalan setapak yang mungkin cukup panjang. Ya, tapi Helena tidak merasa bosan. Pemandangan hijau yang asri di kanan-kiri jalan setapak selalu saja menarik perhatian Helena.
Seorang pria dengan baju santai, serta celana jeans kream pendek berjalan ke arah Selena. Helena sedikit bingung. Pasalnya, pria tersebut datang dari rumah megah yang akan menjadi tempatnya bertamu.
"Hei?"
Terlihat pria itu dengan akrab merangkul pundak Selena. Ya, mirip ... sepasang kekasih? Oh, tidak. Tidak seharusnya Helena mencampuri urusan artis sekelas Selena.
Namun, pria itu memandang Helena beberapa saat. Tentu yang dipandang merasa canggung.
"Wait! Kau ... Helena, 'kan?" tanyanya dengan raut wajah memastikan.
"Ya ...."
"Aku menyukai lagu barumu itu!"
"Benarkah? Terimakasih banyak," ucap Helena. Meski pun wanita itu tidak mengenal lawan bicaranya.
"Ah, lagumu itu sangat terkenal di sini. Aku lebih suka versi inggris. Semakin tidak sabar dengan albummu nanti." Pria itu kembali memuji.
Helena menampilkan raut bahagia. "Anda terlalu memuji. Terimakasih banyak."
Selena yang melihat interaksi keduanya, lekas menurunkan tangan pria yang merangkul pundaknya. "Helena, kau ... kenal dengan pria ini, 'kan?" tunjuknya ke arah pria di samping.
Helena menggeleng pelan. Merasa tidak yakin. "Ya, sebenarnya ... saya tidak kenal."
Selena tertawa. Ia menatap ke arah pria yang berdiri di samping kirinya. "Lihat, dia tidak mengenalmu, Sley!"
"Lalu–"
"Selalu saja mengelak. Kepopuleranmu ternyata tidak sampai ke Korea," ejek Selena semakin menjadi.
"Aku tidak perduli." Pria berambut pirang itu memilih diam.
Selena beralih menatap Helena. "Apa kau mengenal Ainsley?"
Helena sempat berpikir beberapa saat. Orang yang bernama 'Ainsley' itu cukup banyak. "Mungkin ... aku pernah beberapa kali mendengarnya."
Selena menunjuk dada pria yang ia panggil 'Sley'. Sambil menatap Helena, seperti berusaha untuk mengenalkan keduanya.
"Dia Ainsley, artis MusicVideo yang dua bulan lalu namanya cukup melejit. Kau tahu?"
Helena tersentak. Ia menggesekkan jari tengah dan jempolnya, menimbulkan suara yang pelan dan tepat. "Ah! Ya! Aku tahu, sempat melihat vidio Anda yang terkenal itu."
Helena melanjutkan, "Maaf. Saya sempat tak mengenali Anda."
Kini wanita itu ingat. Hei, video Ainsley sangat bagus untuk ditonton dan dengar! Ya. Ia sempat tenar di MusicVideo—platfrom artis yang mendunia. Dia membuat dance dan lagunya sendiri. That's very good! Berdurasi dua menit, tapi mampu trending kala itu.
Ainsley terkekeh pelan. "Jangan terlalu khawatir."
"Sekali lagi, Maaf," ulang Helena. Wanita itu merasa bersalah,.di dalam hati menyalahkan diri sendiri. Bagaimana bisa dia tak mengenalinya?
"Tidak apa. Oh, kalian akan berdua. Jadi, aku pamit pulang, ya, Selena. Thanks untuk yang tadi." Ainsley mengedipkan salah satu matanya ke arah Selena. Kemudian, kembali menatap Helena yang terlihat sedikit heran. "Sampai jumpa, Helena. Nikmati waktumu," sambungnya seraya mengulurkan tangan.
Helena menerima uluran tangan itu, berjabat tangan untuk beberapa detik sebelum melepasnya. "Sampai jumpa. Semoga hari Anda menyenangkan."