Athala merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu, jangankan untuk merebahkan tubuhnya bahkan dia memejamkan mata saja kurang.
"Tugas kampus yang bener-bener padet," gumam Athala. Dia harus menyelesaikan kuliahnya secepat mungkin agar dia bisa cepat pergi dari negara ini dan menghilang.
Banyak hari yang dia lalui dengan banyak orang yang mengikutinya seperti penguntit yang disuruh orang-orang. Athala sudah bilang bahwa dia tidak berarti apapun untuk keluarga itu jangan mengharapkan apapun. Dan mereka tidak percaya.
"Apa salah gue?" ucap Athala bergumam.
Dia mengernyit kan dahi, "Jangankan diperduliin, bahkan pas gue sakit berbulan-bulan aja gue sembuh sendiri," Athala menertawai nasibnya yang mengenaskan.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering, Athala yang memang pada dasarnya sedang memegang ponsel langsung mengangkat sambungan telpon itu.
"Ada apa?" itu adalah Athur.