"Takdir," sebut Jeanna. "Takdir benar-benar sudah menyusun semua itu dengan rapi, lalu melemparkannya padaku tanpa belas kasihan."
Silla diam-diam menghela napas lega mendengar itu. Ia pikir, Jeanna tahu jika Rain adalah orang di balik semua masalah yang menimpanya itu. Karena itu jugalah, pria itu menyewa kawasan klub malam itu dan membuat semua pintu ditutup. Juga, memerintahkan semua karyawan di klub malam tak mengangkat telepon Jeanna. Silla juga termasuk di dalamnya.
Jeanna mengembuskan napas kesal dan Silla merasa iba juga pada gadis itu. Gadis itu sama sekali tak tahu jika takdir itu sudah disiapkan oleh seseorang.
"Tapi, untungnya ada Pak Rain yang membantuku," lanjut Jeanna.
Silla mengernyit. Apa tujuan pria itu sebenarnya?
"Apa yang dia lakukan untuk membantumu?" tanya Silla penasaran.
Jeanna tak langsung menjawab dan tiba-tiba menanyakan minuman apa yang enak di kafe itu. Gadis itu memanggil pelayan kafe dan memesan minuman, sebelum akhirnya menjawab Silla,
