Ketika kata-kata itu keluar, ada suara ketukan di pintu, dan kemudian suara pelayan terdengar di luar, "Bu, Tuan sudah kembali."
"Aku tahu." Lina menjawab, menghembuskan napas, dan menoleh untuk melihat Nana, "Kamu tetap di kamar dan tenang."
Nana mengangguk, memperhatikan Lina meninggalkan ruangan dan menutup pintu. Dia tentu tidak berani menunjukan dirinya yang kacau seperti ini di depan ayahnya. Jika ayahnya sampai tahu rencana yang dia buat ini tanpa sepengetahuannya, ayahnya pasti akan marah besar.
Dia tahu bahwa dia perlu tenang sekarang, tetapi ketakutan di hatinya tidak bisa tenang! Jantungnya berdegup kencang dan tubuhnya semua bergetar hebat. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri.
Tapi rasa takut di hatinya tidak bisa hilang, jadi Nana mencabut jarum dan terus menusuk dirinya sendiri lagi dan lagi, sampai keluar darah, ketakutan di hatinya berkurang.
