Aku duduk terdiam diatas tempat tidur sambil bersandar di kepala ranjang. Seluruh tubuh di tutupi selimut tebal bermotif bendera kebangsaan Portugal, kebetulan Habib sangat menyukai pemain sepak bola kebangsaan Portugal itu. Makanya motif seprei dan selimutnya bendera negara asal Ronaldo.
Jika ditanya sedang apa aku sekarang, jawabannya adalah aku sedang memikirkan percakapan Habib dan sepupunya di dapur tadi. Aku bisa mendengar seperti apa kesedihan yang Habib rasakan ketika dia menyebut kalau aku belum mau punya anak.
Air mataku menetes tiba-tiba mengingat ucapan itu. Apakah sebegitu tersiksanya Habib karena sikapku? Ya, Allah ... bukannya aku tidak mau punya anak, tapi aku hanya belum siap punya anak lantaran Farida belum seminggu kehilangan anaknya.
Aish, rasanya aku mau gila menghadapi semua ini. "Kasihan Habib, dia sangat ingin punya anak dan aku malah terus menolak keinginannya itu. Aku memang bukan istri yang baik," lirihku sembari menyeka air mata dengan kasar.