Siapapun dia, orang manapun dia, seperti apapun rupanya, aku berusaha menegaskan pada diriku sendiri kalau dia adalah ibu kandungku. Apapun pekerjaannya, aku akan berusaha menerimanya. Kalau dia masih hidup, aku akan menemuinya. Kalau dia sudah meninggal, aku akan mencari makamnya.
Itu adalah niat yang pertama kali ku tuliskan dalam hati sebelum memasukkan amplop ke dalam tas. Rencananya hari ini aku, Habib dan Aisyah akan pulang ke Jakarta. Kasihan Habib, terlalu lama meninggalkan kampus sampai para mahasiswanya sering melewati kelas mata kuliahnya.
"Ingat, El. Cepat beritahu Umi kalau kamu sudah tahu siapa ibu kandungmu sebenarnya. Okey?" kata umi ketika aku berpamitan padanya.
"Iya, Umi. Aku pasti langsung memberitahu Umi nanti," balasku dengan senyuman manis.
"Habib, jaga kedua istrimu, ya? Terutama Aisyah, lihat perutnya sudah sangat besar." Abi ikut memberi pesan pada Habib.